Sunday, January 26, 2025

Bedah kitab Syarhus Sunnah (Bagian 1)

 ﷽

Ustadz Abu Qotadah hafizahullohuta'ala.

Download Kitab : https://drive.google.com/file/d/1vgp_V1fsYliV8k1gNZSNPJCWSGf9LjEI/view?usp=drivesdk

https://www.youtube.com/live/q1Bt9z_2RBo?si=Tw-Jw8lWvRGklKhU

1. Mengenal Penulis kitab.

Penulis kitab adalah imam Al Muzani salah satu murid kibar dari Imam Syafi'i dan merupakan salah satu salafus sholeh ahlu sunnah yang wara.
Diantara kelebihan beliau adalah profesi khusus memandikan jenazah, salah satu bentuk kedekatan beliau dengan Imam Syafi'i adalah beliau adalah orang yang memandikan jenazah Imam Syafi'i.
Beliau juga termasuk orang yang sangat tahu dengan pendapat Imam Syafi'i dalam perkara fiqih.

2. Latar Belakang Penulisan Ktab.

Tujuan ulama-ulama dalam menulis kitab, diantaranya :
1) Karena menganggap penting untuk mengumpulkan keilmuan atau disebarkan.
2) Membantah penyimpangan dan menyampaikan kebenaran.
3) Karena adanya permintaan.
Dan tujuan kitab ini dibuat adalah karena tujuan yang ketiga, pada saat itu ulama sering bermajlis membahas ilmu, dan disebutlah nama-nama ulama, Imam Malik, Imam Syafi'i dan disebutlah nama Imam Muzani, dan ada yang mencegah disebutkan nama imam Muzani, diantara alasannya:
1. Tertuduh berpemahaman Qodariyah.
2. Tertuduh ahlul kalam karena mentakwil ayat Quran dengan akal.
3. Fitnah yang muncul masa itu yaitu "Ucapan yang keluar dari Al Qur'an adalah mahluk".
Ada yang kemudian menyanggah ucapan tersebut, dan diutuslah untuk mendatangi Imam Muzani untuk menjelaskan akidahnya, dengan latar belakang inilah beliau menyusun kitab untuk menjelaskan pokok-pokok akidah.

3. Nama dari Kitab Syarhus Sunnah.

Kitab ini disusun dengan 2 kalimat Syarhun dan Sunnah, ¹ Syarah dalam makna yang paling sederhana adalah penjelasan dari makna yang dimaksud, dan ² Sunnah dalam makna lughowi adalah jalan yang ditempuh sedangkan secara istilah para ulama berbeda tergantung keilmuan yang sedang dibahas, contohnya menurut fiqih ; segala perintah yang tidak wajib, menurut ulama hadist ; segala yang dinisbatkan kepada nabi baik perbuatan, ucapan maupun persetujuan, menurut ushul ; sumber hukum kedua setelah Qur'an.
Sunnah menurut ulama aqidah adalah pokok-pokok agama sesuai rukun iman, dan termasuk dalam pokok akidah adalah sikap terhadap sahabat, ahlul bait dan pemimpin.
Sunnah adalah semua perkara agama yang berkesesuaian dengan dalil al Qur'an dan Hadits, dan kebalikannya adalah bid'ah. Sunnah yang dimaksud dalam kitab ini adalah pokok agama, sehingga yang dimaksud dengan sunni adalah semua orang yang lurus akidahnya.
Berkata Imam Syufyan Atsauri sunnah adalah 10 point barang siapa yang sesuai maka ia adalah ahlussunah dan yang menyelisihi sebagiannya maka ia bukan ahlussunah.
1. Beriman pada takdir dengan urutannya.(Membantah Jahmiyah)
2. Mendahulukan kedudukan Abu Bakar dan Umar bin Khattab.(Membantah Syi'ah)
3. Al Qur'an kalam Allah(membantah jahmiyah, yang mengatakan Qur'an mahluk)
4. Iman bertambah dan berkurang.(Membantah Qodariyah)
5. Beriman pada adzab kubur.
6. Beriman hari kebangkitan.
7. Beriman adanya telaga nabi.
8. Beriman adanya timbangan mizan.
9. Beriman adanya shiroth.
10. Beriman manusia melihat wajah Allah pada hari kiamat.

Terdapat4 Penyimpangan utama dalam aqidah ;
1. Khawarij.
2. Murjiah.
3. Qodariyah.
4. Rafidhah.

4. Isi Kitab Syarhus Sunnah.

Kitab ini dibuka dengan Basmallah karena :
1) Mengikuti Al Qur'an.
2) Mengikuti sunnah Rasulullah.
3) Bertabaruk dengan istianah (memohon pertolongan) kepada Allah.
4) Mengikuti ulama terdahulu.

Mualif (penulis kitab) memulai dengan doa, sifat yang paling penting dalam guru adalah sifat kasih sayang, maka kitab dimulai dengan mendoakan murid atau pembacanya dengan 3 perkara :
1) Doa agar selalu dalam ketaatan dan jauh dari maksiat.
2) Doa untuk berada dalam hidayah dan tidak tersesat.
3) Doa agar terjaga dan berpegang teguh pada Allah, Itisham kepada Allah : ¹ Bertawakal pada Allah, ² Berpegangan teguh pada petunjuk Allah.

Kitab ini menjelaskan pokok-pokok agama, dan berkata pada muridnya apabila memahami kitab ini maka insyaAllah menjamin :
1) Cukup bagi kalian untuk berpegang teguh pada ushul-ushul sunnah.
2) Jika memahami kitab ini maka akan mampu membentengi diri dan membantah propaganda syubhat dari sekte yang menyimpang.

Selanjutnya mualif mengucapkan Alhamdulillah, mengapa ? karena Allah adalah Al Khaliq, Al Maliq, Al Mudzabbir, Al Ula yang maha terpuji dan maha sempurna nama-nama, sifat dan dzatnya yang telah memberikan berbagai macam kenikmatan kepada kita.

Memulai bahasan dengan sifat-sifat Allah dan nama-nama Allah, yang pertama dibahasa adalah sifat Ulu (Allah yang maha tinggi) :
1) Sifat Allah maha tinggi - maha sempurna.
2) Sifat Allah maha berkuasa.
3) Dzat Allah tinggi diatas mahluknya, dan Allah beristiwa diatas arsy.

Ahlussunah meyakini tauhid terbagi 3 berdasar penelitian Al Qur'an dan Sunnah, Tauhid Rububiyah, Tauhid Uluhiyah dan Tauhid Asma wa Sifat. Tauhid secara makna artinya keyakinan bahwa Allah itu esa.
¹ Tauhid Rububiyah : Mengesakan Allah dalam menciptakan, kepemilikan dan pengaturan.
² Tauhid Uluhiyah : Mengesakan Allah dalam ibadah.
³ Tauhid Asma wa Sifat : Beriman Allah punya nama dan sifat, nama dan sifat Allah sesuai dengan keagungan Allah, dan tidak ada yang menandingi dengan nama dan sifat Allah, dan tidak ada yang serupa dengan Allah.

Dalam kitab ini hanya dibahas pada point akidah Asma wa Sifat, karena pada masa itu kaum falasifah menerjemahkan kitab Aristoteles kedalam bahasa arab yang membawa pembahasan nama dan sifat Allah kedalam pembahasan ilmu umum.
1. Mumatillah : Menetapkan sifat Allah serupa sifat mahluk, Terbagi 3 kelompok : ¹ Mengingkari nama dan sifat Allah (Kaum Jahmiyah ; Jahm Ibnu Dirham as Samarkandi), ² Menetapkan nama Allah namun mengingkari sifat, ³ Mengimani nama dan sifat Allah namun mengingkari sebagiannya (Kulabiyah Maturidiyah).

Setiap orang yang berpegang teguh dengan sunnah Nabi maka ia akan berseteru dengan 3 kekuatan, yang kita tidak akan mampu berpegang teguh kecuali melawan 3 kekuatan ini.
1. Sayathinul jinni, was-was yang dibisikkan syaithan kedalam hati kita.
2. Sayathinul insyi, orang orang yang mendakwahkan penyimpangan.
3. Al Hawa nafs, hawa nafsu yang ada dalam diri kita, yang mendorong melakukan penyimpangan.

Kaidah dalam menetap nama dan sifat Allah,
1) Kaidah pertama, sifat Allah terbagi menjadi 2 sifat :
¹ Sifat Musbatah : Semua sifat yang sempurna, sifat yang telah Allah tetapkan dalam Qur'an maupun dalam hadist.
² Sifat Manfiah : Semua sifat yang kurang, sifat yang Allah tiadakan dalam Qur'an maupun dalam hadist.
Contoh dalam ayat Kursi dan surat al Ikhlas.
2) Kaidah kedua, Allah menyebutkan nama-namanya, Allah menyebutkan sifat-sifatnya dan Allah mengkhabarkan nama dan sifatnya. Setiap nama Allah memiliki sifat, namun tidak setiap sifat Allah memiliki nama, syarat mengkhabarkan nama Allah adalah bukan nama yang bermakna kurang.

Bagaimana menetapkan sifat Allah :
1) Semua dalil (al Qur'an dan Hadits) yang menetapkan nama dan sifat Allah.
2) Semua ayat yang menyebutkan secara spesifik sifat Allah.
3) Semua ayat yang menyebutkan perbuatan Allah.

Barakallahu fikum
Wa Jazakumullahu khair.

Wednesday, January 8, 2025

40 Hadist Seputar Keluarga Samawa (Bagian 4)



Ustadz Yusuf Abu Ubaidah As-Sidawi hafizahullohuta'ala

https://www.youtube.com/live/ts-51lTpN5g?si=ObiH9E8Z8YrxkRzm

Masjid Al-Aziz  Jl. Soekarno Hatta No. 662 Bandung

Hadist 16 :  Kewajiban Suami Istri

عَنْ عَمْرِو بْنِ الأَحْوَصِ الْجُشَمِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّهُ شَهِدَ حَجَّةَ الْوَدَاعِ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ فَحَمِدَ اللَّهَ وَأَثْنَى عَلَيْهِ، وَذَكَّرَ وَوَعَظَ، ثُمَّ قَالَ: "اسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ خَيْرًا، فَإِنَّهُنَّ عِنْدَكُمْ عَوَانٍ، لَيْسَ تَمْلِكُونَ مِنْهُنَّ شَيْئًا غَيْرَ ذَلِكَ، إِلَّا أَنْ يَأْتِينَ بِفَاحِشَةٍ مُبَيِّنَةٍ، فَإِنْ فَعَلْنَ فَاهْجُرُوهُنَّ فِي الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوهُنَّ ضَرْبًا غَيْرَ مُبَرِّحٍ، فَإِنْ أَطَعْنَكُمْ فَلاَ تَبْغُوا عَلَيْهِنَّ سَبِيلًا. إِنَّ لَكُمْ عَلَيْهِنَّ حَقًّا وَلَهُنَّ عَلَيْكُمْ حَقًّا: أَمَّا حَقُّكُمْ عَلَيْهِنَّ فَلاَ يُوطِئْنَ فُرُشَكُمْ مَنْ تَكْرَهُونَ، وَلاَ يَأْذَنَّ فِي بُيُوتِكُمْ لِمَنْ تَكْرَهُونَ، وَأَمَّا حَقُّهُنَّ عَلَيْكُمْ فَأَنْ تُحْسِنُوا إِلَيْهِنَّ فِي كِسْوَتِهِنَّ وَطَعَامِهِنَّ".

Dari ‘Amr bin Ahwash al-Jusyamiy radhiyallahu ‘anhu, bahwa ia menghadiri Haji Wada' bersama Rasulullah ﷺ, beliau memuji Allah, menyanjung-Nya, memberikan peringatan dan nasihat, kemudian bersabda:
“Berikanlah wasiat yang baik kepada wanita, karena mereka adalah seperti tawanan di sisi kalian. Kalian tidak memiliki kuasa atas mereka selain itu, kecuali jika mereka melakukan perbuatan keji yang nyata. Jika mereka melakukan hal tersebut, maka pisahkanlah tempat tidur kalian dari mereka, dan pukullah mereka dengan pukulan yang tidak melukai. Jika mereka menaati kalian, maka janganlah kalian mencari-cari alasan untuk menyusahkan mereka. Ketahuilah bahwa kalian memiliki hak atas istri-istri kalian, dan istri-istri kalian juga memiliki hak atas kalian. Hak kalian atas mereka adalah mereka tidak boleh memasukkan orang yang kalian tidak sukai ke rumah kalian, dan tidak mengizinkan mereka menginjakkan kaki di tempat tidur kalian. Hak mereka atas kalian adalah kalian memperlakukan mereka dengan baik dalam hal pakaian dan makanan mereka.”
(HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad)

Alhamd maknanya ; Menyebutkan kebaikan dan kesempurnaan Allah atas dasar cinta dan keyakinan.
Haji Wada adalah haji terakhir Rasulullah, dan wasiatnya diabadikan oleh para sahabat dan ulama. Hadist diatas adalah salah satu isi wasiatnya.
Tidak boleh pukulan suami pada istri sampai melukai, tujuannya adalah untuk mendidik bukan untuk melampiaskan amarah.

Faidah hadist :
1. Perhatian islam terhadap masalah rumah tangga dan terhadap wanita.(Secara khusus pada surat An Nisa)
2. Pesan untuk kaum pria sebagai pemimpin dalam rumah tangga, untuk mendidik istri dengan lemah lembut, penuh kesabaran dan kasih sayang.
3. Bahwa membimbing istri dengan beberapa tahapan ; (1) Memberi nasihat (2) Hajr, memboikot (3) Memukul dengan pukulan yang tidak menyakitkan. Bolehnya memukul dengan syarat ; (1) Jika istri melakukan pelanggaran berat (2) Tidak boleh pukulan yang melukai (3) Tidak boleh memukul area wajah (4) Tujuan memukul untuk mendidik bukan melampiaskan emosi.
4. Kewajiban suami berbuat baik pada istri untuk menafkahi, dan patokan nafkah dikembalikan pada urf/kebiasaan/kelaziman.

Hadist 17 : Kewajiban istri untuk taat kepada Suami.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ:
"إِذَا دَعَا الرَّجُلُ امْرَأَتَهُ إِلَى فِرَاشِهِ، فَأَبَتْ، فَبَاتَ غَضْبَانَ عَلَيْهَا، لَعَنَتْهَا الْمَلَائِكَةُ حَتَّى تُصْبِحَ."

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda : "Apabila seorang suami mengajak istrinya ke ranjang (untuk berhubungan badan), namun dia menolak, lalu suami bermalam dalam keadaan marah kepadanya, maka malaikat melaknatnya hingga pagi." (HR. Bukhari dan Muslim)

Laknat : Dijauhkan dari rahmat Allah.
Faidah hadist :

1. Wajibnya seorang istri taat pada suami selama perintah suami bukan hal yang bertentangan dengan syariat.
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم :
"إِذَا صَلَّتِ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا، وَصَامَتْ شَهْرَهَا، وَحَصَّنَتْ فَرْجَهَا، وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا، قِيلَ لَهَا: ادْخُلِي الْجَنَّةَ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ".

Rasulullah ﷺ bersabda: "Apabila seorang wanita menjaga salat lima waktunya, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga kehormatannya, dan menaati suaminya, maka dikatakan kepadanya: 'Masuklah ke dalam surga dari pintu mana saja yang engkau kehendaki.'" (HR. Ahmad dan Ibnu Hibban)
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
"لَوْ كُنْتُ آمِرًا أَحَدًا أَنْ يَسْجُدَ لِأَحَدٍ لَأَمَرْتُ الْمَرْأَةَ أَنْ تَسْجُدَ لِزَوْجِهَا، وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ، لَا تُؤَدِّي الْمَرْأَةُ حَقَّ رَبِّهَا حَتَّى تُؤَدِّيَ حَقَّ زَوْجِهَا، وَلَوْ سَأَلَهَا نَفْسَهَا وَهِيَ عَلَى قَتَبٍ لَمْ تَمْنَعْهُ".

Rasulullah ﷺ bersabda: "Seandainya aku diperbolehkan memerintahkan seseorang untuk bersujud kepada orang lain, niscaya aku perintahkan seorang istri untuk bersujud kepada suaminya. Demi Zat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, seorang wanita tidak akan dapat memenuhi hak Rabb-nya hingga ia memenuhi hak suaminya. Sekalipun suaminya meminta dirinya (untuk berhubungan), sementara ia sedang berada di atas pelana unta, ia tidak boleh menolaknya." (HR. Ahmad, Ibnu Majah, dan Tirmidzi)
Ketaatan istri pada suami dipetakan menjadi 3 :
1) Jika perintah suami sesuai dengan syariat. Maka wajib mengikuti meskipun tidak diperintahkan.
2) Jika perintah suami bertentangan dengan syariat. Maka tidak boleh ditaati.
3) Jika perintah suami tidak ada perintah dan larangannya dalam syariat. Maka wajib ditaati.

2. Wajibnya seorang istri memenuhi kebutuhan hasrat suami, selama tidak ada udzur syar'i, karena bila tidak dipenuhi dapat menimbulkan dampak buruk :
1) Dzalim pada suami, karena diantara tujuan pernikahan adalah menjaga farji.
2) Maksiat pada Allah.
3) Membuat marah suami.
4) Mengantarkan suami terjerumus pada kemaksiatan/perzinahan.

Hadist 18 : Waspadalah, jangan mengingkari
Kebaikan pasangan.

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو، قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ ﷺ:
"لَا يَنْظُرُ اللَّهُ إِلَى امْرَأَةٍ لَا تَشْكُرُ لِزَوْجِهَا وَهِيَ لَا تَسْتَغْنِي عَنْهُ".

Dari Abdullah bin ‘Amr dari Nabi ﷺ beliau bersabda : “Allah tidak melihat kepada seorang istri yang tidak berterima kasih kepada suaminya padahal dia sangat butuh kepada suaminya”.

Faidah hadist :
1. Hadist ini peringatan bagi istri untuk tidak kufur pada kebaikan suami, dan ini merupakan salah satu dosa yang menyebabkan banyak wanita terjatuh kedalam neraka.

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ:
"اطَّلَعْتُ فِي النَّارِ فَرَأَيْتُ أَكْثَرَ أَهْلِهَا النِّسَاءَ."
فَقَالُوا: "بِمَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟"
قَالَ: "بِكُفْرِهِنَّ."
قِيلَ: "يَكْفُرْنَ بِاللَّهِ؟"
قَالَ: "يَكْفُرْنَ الْعَشِيرَ، وَيَكْفُرْنَ الْإِحْسَانَ، لَوْ أَحْسَنْتَ إِلَى إِحْدَاهُنَّ الدَّهْرَ، ثُمَّ رَأَتْ مِنْكَ شَيْئًا، قَالَتْ: مَا رَأَيْتُ مِنْكَ خَيْرًا قَطُّ."

Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata:
Rasulullah ﷺ bersabda: “Aku diperlihatkan ke neraka, maka aku melihat mayoritas penghuninya adalah wanita.”
Mereka bertanya: “Mengapa, wahai Rasulullah?”
Beliau menjawab: “Karena kekufuran mereka.”
Lalu ditanyakan lagi: “Apakah mereka kufur kepada Allah?”
Beliau menjawab: “Mereka kufur kepada suami dan mengingkari kebaikan. Jika engkau berbuat baik kepada salah seorang dari mereka sepanjang waktu, lalu ia melihat sesuatu (yang tidak disukainya darimu), ia akan berkata, ‘Aku tidak pernah melihat kebaikan darimu sedikit pun.’”
(HR. Bukhari no. 29 dan Muslim no. 907).

4 dosa yang banyak memasukkan wanita kedalam neraka :
1) Banyak mengeluh.
2) Mengingkari kebaikan suami.
3) Sering mencela.
4) Sering menunda-nunda amal kebaikan.

2. Bersyukur terhadap kebaikan suami.

Hadist 19 : Gembira dengan anak perempuan.


عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ : لَا تَكْرَهُوا الْبَنَاتِ فَإِنَّهُنَّ الْمُؤْنِسَاتُ الْغَالِيَاتُ.

Dari ‘Uqbah bin Amir radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
“Janganlah kalian membenci anak perempuan, karena mereka adalah penghibur yang berharga.”(HR. Ahmad)

Faidah hadist :
1. Larangan membenci anak perempuan, demikian orang jahiliyah dahulu membenci anak-anak perempuan.
2. Anak para nabi dan rasul sebagian besar perempuan.

Barakallahu fikum
Jazakumullahu khair.

Anti FOMO Club

 ﷽ Kajian Kak Yogi. Parenting Bandung ISlamic Club. (BiSC) Apakah benar apabila seorang ayah tidak memiliki peran yang besar dalam pendidika...