﷽
MASJID AL-AZIZ BANDUNG
Pembahasan Kitab Qowaid Fii Shobr - Kaidah dalam Sabar
https://www.youtube.com/live/tIJFj9ZQ6tA?si=0kbBKIMXyQ62GpLh
Ustadz Muhammad Mundzir. Hafidhahullohuta'ala.
Tulisan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, kesabaran terbagi menjadi tiga jenis:
1. Sabar dalam Ketaatan kepada Allah, sampai ia melaksanakannya.
Karena jiwa sesungguhnya selalu mengajak pada maksiat.
Dalam hadits :
النَّفْسُ أَمَّارَةٌ بِالسُّوءِ
Nafsu (jiwa) selalu mengajak kepada kejahatan.
Pada Al-Qur'an (QS Yusuf: 53) :
إِنَّ النَّفْسَ لَأَمَّارَةٌ بِالسُّوءِ
Sesungguhnya nafsu (jiwa) itu selalu menyuruh kepada kejahatan...
Hawa nafsu dilawan dengan menghadirkan iman kepada Allah, sedangkan godaan Syaitan dilawan dengan ilmu Agama, sedangkan musuh yang dzahir diantaranya dapat berupa anak, istri, pekerjaan dan hal hal lain yang melalaikan dari menjalankan perintah Allah.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلَادِكُمْ عَدُوًّا لَكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ ۚ وَإِن تَعْفُوا وَتَصْفَحُوا وَتَغْفِرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya di antara istri-istri dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka; dan jika kamu memaafkan, tidak memarahi, dan mengampuni (mereka), maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. (QS At Taghabun 14)
Seberapa kita mampu menghadapi musuh yang batin dan dzahir, sebanyak itulah perintah Allah yang dapat kita kerjakan dan sebanyak itu pula amalan sunnah yang kita tunaikan.
2. Sabar dari yang dilarang Allah, sampai berhasil meninggalkannya.
Ulama berkata : Amal shalih dapat dikerjakan oleh orang yang baik maupun orang yang jahat, contohnya pada saat Rasulullah berjihad pada perang Tabuk, orang munafik pun ikut berjihad dalam perang tersebut, dan tidaklah mampu meninggalkan maksiat kecuali mereka yang jujur dalam islamnya.
Pendapat Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah ;
قَالَ شَيْخُ الإِسْلَامِ ابْنُ تَيْمِيَّةَ رَحِمَهُ اللهُ: تَرْكُ المَعَاصِي أَفْضَلُ مِنْ فِعْلِ الحَسَنَاتِ؛ لأَنَّ تَرْكُ المَعَاصِي فَرْضٌ، وَفِعْلُ الحَسَنَاتِ نَافِلَةٌ.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata: "Meninggalkan maksiat lebih utama daripada melakukan amal saleh, karena meninggalkan maksiat adalah kewajiban, sedangkan melakukan amal saleh adalah sunnah (tindakan yang dianjurkan tetapi bukan kewajiban)."
3. Sabar dalam Menghadapi musibah yang menimpanya.
Sabar adalah dikali pertama ketika mendapati atau tertimpa musibah, sebagaimana hadits ;
إِنَّمَا الصَّبْرُ عِنْدَ الصَّدْمَةِ الأُولَى
Sesungguhnya sabar itu (diperlihatkan) ketika pertama kali mendapatkan musibah.
Sabar menghadapi Musibah terbagi menjadi 2 :
1). Sabar pada Musibah yang tidak ada pilihan ketika ditetapkan oleh Allah contohnya bencana alam maupun sakit.
Seandainya seseorang mau merenungkan musibah yang menimpanya dibandingkan dengan banyaknya nikmat Allah, maka ia akan mendapati sabar berubah menjadi rasa syukur, musibah tersebut tidaklah lebih dari apa yang Allah timpakan kepadanya, dan Allah berikan ia taufik untuk bersyukur terhadap segala nikmat Allah dan bahwa musibah tersebut tidak menimpa agamanya. Hendaklah seseorang beryukur dengan memperbanyak dzikir / doa ;
اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
Ya Allah, bantulah aku untuk selalu mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu, dan beribadah kepada-Mu dengan baik.
Seseorang dikatakan sabar apabila terdapat 3 hal :
1. Berbaik sangka pada Allah, apapun musibah yang menimpanya senantiasa terdapat hikmah dan kebaikan. Sebagaimana hadist ;
إِنَّ الْمُؤْمِنَ لَيُهْتَانُ حَتَّى يَمْشِيَ عَلَى الْأَرْضِ وَلَا ذَنْبَ عَلَيْهِ
Sesungguhnya bala’ (cobaan) akan senantiasa menimpa seorang mukmin hingga ia berjalan di atas bumi tanpa membawa dosa.
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم: "مَا يُصِيبُ الْمُؤْمِنَ مِنْ وَصَبٍ وَلَا نَصَبٍ وَلَا حَزَنٍ وَلَا أَذًى وَلَا غَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَةُ يُشَاكُهَا إِلَّا كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ.
Tiada suatu musibah pun yang menimpa seorang mukmin, baik berupa rasa sakit, kelelahan, kesedihan, atau duri yang menyakiti, kecuali Allah akan menghapuskan dengannya sebagian dosa-dosanya.
2. Menjaga lisan, tidak mengucapkan kata-kata yang mencela ketetapan Allah.
3. Menjaga anggota tubuh, tidak membentur-benturkan tubuh, atau menyakiti tubuh.
Sebagimana ungkapan penyair :
فَإِنْ كَانَ الشَّيْءُ قَبْحًا فَإِنَّهُ يَكُونُ مَكَانَ إِلَى قَلْبِهِ بَذَلاً
Artinya: "Sekalipun buruk perangainya padaku, namun itu sudah menyejukkan hatiku, karena aku ada di benaknya."
2). Sabar dalam menghadapi gangguan manusia, dan tidaklah dapat bersabar dalam menghadapi gangguan manusia ini kecuali adalah para Nabi dan Shiddiqun.
Sebagai contoh yang dialami oleh Rasulullah pada perang uhud, beliau mengalami gangguan dari manusia hingga terluka wajahnya dan patah giginya, namun sebaliknya Rasulullah memberikan 3 hal pada mereka, yaitu :
- Memaafkan mereka.
- Mendoakan ampun untuk mereka.
- Memberikan udzur untuk mereka.
Barakallahu fiikum
Wa Jazakumullahu khair.
Friday, August 9, 2024
Pembahasan Kitab Qowaid Fii Shobr - Kaidah dalam Sabar
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
40 Hadist Seputar Keluarga Samawa (Bagian 3)
﷽ Ustadz Yusuf Abu Ubaidah As-Sidawi hafizahullohuta'ala Masjid Al-Aziz Jl. Soekarno Hatta No. 662 Bandung Hadist 11 : Doa Orangtua Bu...
-
﷽ This is just a 5 minutes article on howto install Anydesk on Debian based Linux (Kali/Parrot/Ubuntu). # Update and preparation : $ s...
-
﷽ Walkthrough WebGoat Assignment Crypto Basics #8 : First run the docker as requested : docker run -d webgoat/assignments:findthesecret ...
No comments:
Post a Comment