Monday, August 19, 2024

Ngaji Tanpa Arah

 ﷽

Penghalang-penghalang Penuntut Ilmu.

Ustadz Firanda Andirja hafizahullohuta'ala.

Masjid Al Ukhuwah.

Diantara ibadah yang paling agung adalah menuntut ilmu, diantara keutamaan menuntut ilmu :

1. Jalan menuju surga.
 طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

Barangsiapa yang menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga. (HR. Muslim).

2. Malaikat menaungi penuntut ilmu.
من سلك طريقا يلتمس فيه علما، سهل الله له به طريقا إلى الجنة، وإن الملائكة لتضع أجنحتها لطالب العلم رضى بما يصنع
Barangsiapa menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga. Sesungguhnya para malaikat akan meletakkan sayap-sayapnya kepada penuntut ilmu karena ridha terhadap apa yang dilakukannya (HR. Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi).

3. Tanda cinta Allah.
مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ
Barangsiapa yang dikehendaki kebaikan oleh Allah, maka Allah akan memahamkannya dalam urusan agama.(HR. Bukhari & Muslim).

4. Ilmu mendatangkan kebahagiaan, sebagaimana Nabi Musa termotivasi untuk menuntut ilmu, ketika Allah kabarkan mengenai Nabi Khadir.

5. Ilmu adalah bentuk dzikrullah.

6. Allah akan mengampuni dosa-dosanya.
وَإِنَّ الْعَالِمَ لَيَسْتَغْفِرُ لَهُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ، حَتَّى الْحِيتَانُ فِي الْمَاءِ
Sesungguhnya, orang yang berilmu akan dimintakan ampun oleh makhluk yang ada di langit dan di bumi, bahkan oleh ikan-ikan yang ada di dalam air.(HR. Tirmidzi).

7. Salah satu bentuk jihad fisabilillah.

8. Diantara sarana untuk istiqamah dalam beragama diantara lautan fitnah.

Menuntut ilmu adalah ibadah yang besar pahalanya, maka demikian juga ujian dan penghalangnya juga besar.

Penghalang menuntut ilmu :

1. Kesalahan terkait pribadi penuntut ilmu :

a). Tidak ikhlas dalam beribadah, ibadah apabila tidak ikhlas maka tidaklah bernilai ibadah, bahkan dapat terancam dengan neraka jahanam. Tidak ikhlas disebabkan :

a.1). Ingin dipuji atau mendapatkan ketenaran.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ يَقُولُ: إِنَّ أَوَّلَ النَّاسِ يُقْضَى يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَيْهِ رَجُلٌ اسْتُشْهِدَ، فَأُتِيَ بِهِ، فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا. قَالَ: فَمَا عَمِلْتَ فِيهَا؟ قَالَ: قَاتَلْتُ فِيكَ حَتَّى اسْتُشْهِدْتُ. قَالَ: كَذَبْتَ، وَلَكِنَّكَ قَاتَلْتَ لِأَنْ يُقَالَ: جَرِيءٌ، فَقَدْ قِيلَ، ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ حَتَّى أُلْقِيَ فِي النَّارِ. وَرَجُلٌ تَعَلَّمَ الْعِلْمَ وَعَلَّمَهُ وَقَرَأَ الْقُرْآنَ، فَأُتِيَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا. قَالَ: فَمَا عَمِلْتَ فِيهَا؟ قَالَ: تَعَلَّمْتُ الْعِلْمَ وَعَلَّمْتُهُ وَقَرَأْتُ فِيكَ الْقُرْآنَ. قَالَ: كَذَبْتَ، وَلَكِنَّكَ تَعَلَّمْتَ الْعِلْمَ لِيُقَالَ: عَالِمٌ، وَقَرَأْتَ الْقُرْآنَ لِيُقَالَ: هُوَ قَارِئٌ، فَقَدْ قِيلَ، ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ حَتَّى أُلْقِيَ فِي النَّارِ. وَرَجُلٌ وَسَّعَ اللَّهُ عَلَيْهِ وَأَعْطَاهُ مِنْ أَصْنَافِ الْمَالِ كُلِّهِ، فَأُتِيَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا. قَالَ: فَمَا عَمِلْتَ فِيهَا؟ قَالَ: مَا تَرَكْتُ مِنْ سَبِيلٍ تُحِبُّ أَنْ يُنْفَقَ فِيهَا إِلَّا أَنْفَقْتُ فِيكَ. قَالَ: كَذَبْتَ، وَلَكِنَّكَ فَعَلْتَ لِيُقَالَ: هُوَ جَوَادٌ، فَقَدْ قِيلَ، ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ، ثُمَّ أُلْقِيَ فِي النَّارِ.

Dari Abu Hurairah berkata: Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: "Sesungguhnya orang yang pertama kali diadili pada hari kiamat adalah seseorang yang mati syahid. Ia didatangkan, lalu Allah memperlihatkan nikmat-nikmat yang diberikan kepadanya dan ia pun mengakuinya. Allah bertanya: 'Apa yang kamu lakukan dengan nikmat-nikmat itu?' Ia menjawab: 'Aku berperang karena-Mu sampai aku mati syahid.' Allah berfirman: 'Kamu bohong! Kamu berperang supaya dikatakan sebagai orang yang pemberani.' Maka dikatakanlah hal itu, lalu diperintahkan agar ia diseret dengan wajahnya ke neraka.
Kemudian ada seorang yang belajar ilmu, mengajarkannya, dan membaca Al-Qur'an. Ia didatangkan, lalu Allah memperlihatkan nikmat-nikmat yang diberikan kepadanya dan ia pun mengakuinya. Allah bertanya: 'Apa yang kamu lakukan dengan nikmat-nikmat itu?' Ia menjawab: 'Aku belajar ilmu, mengajarkannya, dan membaca Al-Qur'an karena-Mu.' Allah berfirman: 'Kamu bohong! Kamu belajar ilmu agar dikatakan sebagai orang yang berilmu dan membaca Al-Qur'an agar dikatakan sebagai qari.' Maka dikatakanlah hal itu, lalu diperintahkan agar ia diseret dengan wajahnya ke neraka.
Kemudian ada seseorang yang Allah berikan kelapangan rezeki dan berbagai macam harta. Ia didatangkan, lalu Allah memperlihatkan nikmat-nikmat yang diberikan kepadanya dan ia pun mengakuinya. Allah bertanya: 'Apa yang kamu lakukan dengan nikmat-nikmat itu?' Ia menjawab: 'Tidak ada jalan yang Engkau sukai agar harta diinfakkan di dalamnya kecuali aku infakkan karena-Mu.' Allah berfirman: 'Kamu bohong! Kamu melakukannya supaya dikatakan sebagai orang yang dermawan.' Maka dikatakanlah hal itu, lalu diperintahkan agar ia diseret dengan wajahnya ke neraka. (HR. Muslim No. 1905)

a.2). Ingin mendapatkan dunia.

عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: "من تعلم علما مما يبتغى به وجه الله عز وجل لا يتعلمه إلا ليصيب به عرضا من الدنيا لم يجد عرف الجنة يوم القيامة"

"Barangsiapa yang mempelajari suatu ilmu yang seharusnya digunakan untuk mencari keridhaan Allah Azza wa Jalla, tetapi dia mempelajarinya hanya untuk mendapatkan bagian dari dunia, maka dia tidak akan mencium bau surga pada hari kiamat." (Hadis Riwayat Abu Dawud dan Ibnu Majah).

b). Ingin segera berdakwah (tampil berdakwah), terlalu cepat ingin berdakwah sebelum ilmu yang dimiliki mencukupi. Akibatnya :
1. Berfatwa tanpa ilmu.
2. Susah untuk dinasehati.

c). Menuntut ilmu tanpa niat untuk mengamalkan. Sebab inilah Allah mengumpamakan orang yahudi sebagaimana keledai.

مَثَلُ الَّذِينَ حُمِّلُوا التَّوْرَاةَ ثُمَّ لَمْ يَحْمِلُوهَا كَمَثَلِ الْحِمَارِ يَحْمِلُ أَسْفَارًا ۚ بِئْسَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِ اللَّهِ ۚ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ

Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat, kemudian mereka tidak mengamalkannya adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal. Amatlah buruk perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang zalim (QS. Al Jumu'ah 5).

d). Membuang-buang waktu tidak bermanfaat. Dizaman yang serba canggih mengakibatkan manusia banyak membuang-buang waktu memperhatikan Media Sosial.

2. Kesalahan terkait metode-metode menuntut ilmu :

a). Mengkaji tidak secara runut, terkadang loncat kepada hal-hal yang lebih tinggi sedangkan dasarnya belum dikuasai. Ulama-ulama menyusun kitab dengan runut hal ini yang kita pelajari sesuai dengan tahapannya sehingga dapat kita rasakan manfaatnya. Mendengarkan dan menulis ilmu kemudian meringkasnya hal tersebut dapat membantu kita dalam memahami ilmu.

b). Seseorang hanya belajar pada saru guru, sehingga berakibat fanatis. Para ulama ilmunya luar biasa namun tidak menjadikan murid-muridnya menjadi fanatis, maka hendaknya seseorang berusaha belajar dari guru-guru yang berbeda. Imam Bukhari, penulis kitab Sahih Bukhari, belajar dari lebih dari seribu guru selama hidupnya.

c). Belajar sesuai dengan keinginannya, bukan berdasarkan kebutuhannya. Maka hendaknya seseorang menyesuaikan belajar ilmu sesuai dengan kepentingan yang dibutuhkan.

Barakallahu fiikum.
Jazakumullahu khair.


No comments:

40 Hadist Seputar Keluarga Samawa (Bagian 3)

 ﷽ Ustadz Yusuf Abu Ubaidah As-Sidawi hafizahullohuta'ala Masjid Al-Aziz  Jl. Soekarno Hatta No. 662 Bandung Hadist 11 : Doa Orangtua Bu...