Monday, July 29, 2024

Yang Penting Dikenal Allah

 ﷽

MASJID AL-AZIZ BANDUNG

Ustadz Dr. Sufyan Baswedan, Lc, MA. Hafidhahullohuta'ala.

https://www.youtube.com/live/q4-fn7deqZE?si=4cTtRCSr02TMPgd_

Diantara nikmat Allah yang tak terhitung nilainya adalah nikmat islam nikmat menjadi muwahid dan tetap dijalan Rasulullah shalallahu alaihi wasallam, diantara cara menjaganya adalah dengan mengikuti kajian ilmu.

Hadist yang dibahas saat ini adalah diriwayatkan Abu Hurairah :

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «تَعِسَ عَبْدُ الدِّينَارِ، وَالدِّرْهَمِ، وَالْقَطِيفَةِ، وَالْخَمِيصَةِ، إِنْ أُعْطِيَ رَضِيَ، وَإِنْ لَمْ يُعْطَ لَمْ يَرْضَ. تَعِسَ وَانْتَكَسَ، وَإِذَا شِيكَ فَلَا انْتَقَشَ. طُوبَى لِعَبْدٍ آخِذٍ بِعِنَانِ فَرَسِهِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ، أَشْعَثَ رَأْسُهُ، مُغْبَرَّةٍ قَدَمَاهُ، إِنْ كَانَ فِي الْحِرَاسَةِ كَانَ فِي الْحِرَاسَةِ، وَإِنْ كَانَ فِي السَّاقَةِ كَانَ فِي السَّاقَةِ، إِنِ اسْتَأْذَنَ لَمْ يُؤْذَنْ لَهُ، وَإِنْ شَفَعَ لَمْ يُشَفَّعْ».

Rasulullah ﷺ bersabda : "Celakalah budak dinar, budak dirham, budak kain tebal, dan budak pakaian indah. Jika diberi, ia ridha; namun jika tidak diberi, ia tidak ridha. Celakalah dan tersungkurlah! Dan jika tertusuk duri, semoga tidak bisa dicabut! Beruntunglah seorang hamba yang memegang kendali kudanya di jalan Allah, rambutnya kusut, kedua kakinya berdebu. Jika ia berada di penjagaan, maka ia di penjagaan. Jika ia berada di barisan belakang, maka ia di barisan belakang. Jika ia meminta izin, tidak diberi izin. Jika ia memberi syafaat, tidak diterima syafaatnya."
[Hadits Shahih al-Bukhari, nomor hadits 2886.]

Dari hadits tersebut Rasulullah menjelaskan betapa pentingnya menjaga keikhlasan dalam berjuang walaupun perjuangan tersebut membutuhkan perjuangan. Karena dalam hadits yang disampaikan juga oleh Abu Hurairah berikutnya :

عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: "إن أول الناس يقضى يوم القيامة عليه رجل استشهد، فأتي به فعرّفه نعمه فعرفها. قال: فما عملت فيها؟ قال: قاتلت فيك حتى استشهدت. قال: كذبت، ولكنك قاتلت لأن يقال: جريء، فقد قيل. ثم أمر به فسحب على وجهه حتى ألقي في النار. ورجل تعلّم العلم وعلّمه وقرأ القرآن، فأتي به فعرّفه نعمه فعرفها. قال: فما عملت فيها؟ قال: تعلّمت العلم وعلّمته وقرأت فيك القرآن. قال: كذبت، ولكنك تعلّمت ليقال: عالم، وقرأت القرآن ليقال: هو قارئ، فقد قيل. ثم أمر به فسحب على وجهه حتى ألقي في النار. ورجل وسّع الله عليه وأعطاه من أصناف المال كله، فأتي به فعرّفه نعمه فعرفها. قال: فما عملت فيها؟ قال: ما تركت من سبيل تحب أن ينفق فيها إلا أنفقت فيها لك. قال: كذبت، ولكنك فعلت ليقال: جواد، فقد قيل. ثم أمر به فسحب على وجهه ثم ألقي في النار."

Dari Abu Hurairah رضي الله عنه, ia berkata: Saya mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: "Sesungguhnya orang pertama yang diadili pada hari kiamat adalah seorang pria yang mati syahid. Dia dibawa dan diperlihatkan kepadanya nikmat-nikmat (yang diberikan Allah) dan dia pun mengakuinya. Allah berfirman, 'Apa yang telah kamu lakukan dengan nikmat-nikmat tersebut?' Dia menjawab, 'Aku berperang di jalan-Mu sampai aku mati syahid.' Allah berfirman, 'Kamu berdusta, tetapi kamu berperang agar disebut sebagai pemberani, dan itu sudah dikatakan.' Kemudian dia diperintahkan untuk diseret wajahnya sampai dilemparkan ke dalam neraka.Pria kedua adalah seseorang yang mempelajari ilmu, mengajarkannya, dan membaca Al-Qur'an. Dia dibawa dan diperlihatkan kepadanya nikmat-nikmat (yang diberikan Allah) dan dia pun mengakuinya. Allah berfirman, 'Apa yang telah kamu lakukan dengan nikmat-nikmat tersebut?' Dia menjawab, 'Aku mempelajari ilmu, mengajarkannya, dan membaca Al-Qur'an karena Engkau.' Allah berfirman, 'Kamu berdusta, tetapi kamu mempelajari ilmu agar disebut sebagai orang yang berilmu, dan kamu membaca Al-Qur'an agar disebut sebagai qari, dan itu sudah dikatakan.' Kemudian dia diperintahkan untuk diseret wajahnya sampai dilemparkan ke dalam neraka.Pria ketiga adalah seseorang yang Allah luaskan rezekinya dan memberikan berbagai macam harta kepadanya. Dia dibawa dan diperlihatkan kepadanya nikmat-nikmat (yang diberikan Allah) dan dia pun mengakuinya. Allah berfirman, 'Apa yang telah kamu lakukan dengan nikmat-nikmat tersebut?' Dia menjawab, 'Aku tidak meninggalkan satu jalan pun yang Engkau suka untuk diinfakkan kecuali aku menginfakkannya karena Engkau.' Allah berfirman, 'Kamu berdusta, tetapi kamu melakukan itu agar disebut sebagai dermawan, dan itu sudah dikatakan.' Kemudian dia diperintahkan untuk diseret wajahnya sampai dilemparkan ke dalam neraka."
[Hadits Imam Muslim nomor hadits 1905].

Ketika menyampaikan hadits diatas Abu Hurairah pingsan hingga 3 kali dikarenakan beratnya isi ancaman dalam hadits tersebut.

Allah tidak melihat pada besar dan kecilnya amal, adakalanya amalan itu kecil namun Allah menjadikannya besar, dan adakalanya amalan itu besar namun Allah menjadikannya tidak bernilai.

Allah tidak membutuhkan sedikitpun amal shaleh yang dilakukan manusia, sesungguhnya setiap amalan yang dilakukan manusia adalah untuk kebaikan dirinya. Tidak berkurang maupun bertambah sedikitpun kemuliaan Allah dengan ketaatan maupun maksiat yang dilakukan manusia.

"يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا مَن يَرْتَدَّ مِنكُمْ عَنْ دِينِهِ فَسَوْفَ يَأْتِي اللَّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ أَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكَافِرِينَ يُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا يَخَافُونَ لَوْمَةَ لائِمٍ ۚ ذَٰلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَن يَشَاءُ ۗ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ."

Wahai orang-orang yang beriman! Barangsiapa di antara kalian yang murtad dari agamanya, maka Allah akan mendatangkan suatu (1)kaum yang dicintainya dan (2)mereka pun mencintainya, (3)yang bersikap lemah lembut terhadap orang-orang yang beriman, (4)tetapi keras terhadap orang-orang yang kafir. (5)Mereka berjihad di jalan Allah dan (6)tidak takut terhadap celaan orang yang mencela. Itulah karunia Allah yang diberikan-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas lagi Maha Mengetahui.
[Al Maidah 54]

Pernyataan berasal dari Abdullah bin Mas'ud, salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW. Ia menekankan pentingnya memperhatikan ayat-ayat Al-Qur'an yang dimulai dengan kalimat "Wahai orang-orang yang beriman" (يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا) karena ayat-ayat tersebut biasanya mengandung perintah untuk melakukan kebaikan atau larangan untuk menjauhi keburukan. Ini menunjukkan betapa pentingnya pesan-pesan dalam ayat-ayat tersebut bagi kaum Muslimin.

Ketaatan dan seluruh mahluk tidak mempengaruhi kemuliaan dan kekuasaan Allah sedikitpun begitu juga sebaliknya, sebagaimana hadits :

"يا عبادي، إني حرمت الظلم على نفسي، وجعلته بينكم محرماً فلا تظالموا. يا عبادي، كلكم ضال إلا من هديته، فاستهدوني أهدكم. يا عبادي، كلكم جائع إلا من أطعمته، فاستطعموني أطعمكم. يا عبادي، كلكم عار إلا من كسوته، فاستكسوني أكسكم. يا عبادي، إنكم تخطئون بالليل والنهار، وأنا أغفر الذنوب جميعاً، فاستغفروني أغفر لكم. يا عبادي، إنكم لن تبلغوا ضري فتضروني، ولن تبلغوا نفعي فتنفعوني. يا عبادي، لو أن أولكم وآخركم وإنسكم وجنكم كانوا على أتقى قلب رجل واحد منكم، ما زاد ذلك في ملكي شيئاً. يا عبادي، لو أن أولكم وآخركم وإنسكم وجنكم كانوا على أفجر قلب رجل واحد منكم، ما نقص ذلك من ملكي شيئاً. يا عبادي، لو أن أولكم وآخركم وإنسكم وجنكم قاموا في صعيد واحد فسألوني، فأعطيت كل إنسان مسألته، ما نقص ذلك مما عندي إلا كما ينقص المخيط إذا أدخل البحر. يا عبادي، إنما هي أعمالكم أحصيها لكم، ثم أوفيكم إياها، فمن وجد خيراً فليحمد الله، ومن وجد غير ذلك فلا يلومن إلا نفسه."

Rasulullah SAW bersabda:

"Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya Aku mengharamkan kezaliman atas diri-Ku, dan Aku menjadikannya haram di antara kalian, maka janganlah kalian saling menzalimi. Wahai hamba-hamba-Ku, kalian semua sesat kecuali orang yang telah Aku beri petunjuk, maka mohonlah petunjuk kepada-Ku, niscaya Aku beri petunjuk kepadamu. Wahai hamba-hamba-Ku, kalian semua lapar kecuali orang yang telah Aku beri makan, maka mohonlah makan kepada-Ku, niscaya Aku beri makan kepadamu. Wahai hamba-hamba-Ku, kalian semua telanjang kecuali orang yang telah Aku beri pakaian, maka mohonlah pakaian kepada-Ku, niscaya Aku beri pakaian kepadamu. Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya kalian berbuat dosa pada malam dan siang hari, dan Aku mengampuni semua dosa, maka mohonlah ampunan kepada-Ku, niscaya Aku ampuni kalian. Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya kalian tidak akan dapat menimbulkan kemudharatan kepada-Ku, dan kalian tidak akan dapat memberi manfaat kepada-Ku. Wahai hamba-hamba-Ku, seandainya orang yang pertama di antara kalian dan orang yang terakhir, manusia dan jin, mereka semua seperti hati orang yang paling bertakwa di antara kalian, itu tidak akan menambah kekuasaan-Ku sedikit pun. Wahai hamba-hamba-Ku, seandainya orang yang pertama di antara kalian dan orang yang terakhir, manusia dan jin, mereka semua seperti hati orang yang paling jahat di antara kalian, itu tidak akan mengurangi kekuasaan-Ku sedikit pun. Wahai hamba-hamba-Ku, seandainya orang yang pertama di antara kalian dan orang yang terakhir, manusia dan jin, berdiri di satu tempat dan memohon kepada-Ku, lalu Aku berikan kepada setiap orang apa yang diminta, itu tidak akan mengurangi apa yang ada pada-Ku kecuali seperti jarum yang dimasukkan ke dalam laut. Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya amalan kalian Aku hitung untuk kalian, kemudian Aku akan memberikan balasannya kepada kalian, maka barangsiapa yang mendapatkan kebaikan hendaklah ia memuji Allah, dan barangsiapa yang mendapatkan selain itu, janganlah ia menyalahkan selain dirinya sendiri."
[Shahih Muslim, nomor hadits 2577.]

Kita yang butuh untuk menolong agama Allah, karena Allah tidak membutuhkan amal ibadah kita, bila kita tidak mengambil kesempatan maka Allah akan gantikan kita dengan kaum yang lain yang lebih baik. Perbuatan baik dan buruk akan kembali pada kita.

Kesimpulan, kiat menjaga keikhlasan :

1. Perlu doa, contoh doa :
اللَّهُمَّ اجْعَلْ عَمَلِي كُلَّهُ صَالِحًا، وَاجْعَلْهُ لِوَجْهِكَ خَالِصًا، وَلَا تَجْعَلْ لِأَحَدٍ فِيهِ شَيْئًا
"Ya Allah, jadikanlah seluruh amal perbuatanku sebagai amal yang shalih, dan jadikanlah amal shalihku hanya karena-Mu, dan janganlah Engkau jadikan bagian dari amal tersebut untuk siapa pun."
2. Amal yang tidak dapat disembunyikan tidak perlu disembunyikan contohnya sholat berjamaah, namun apabila ada amal yang dapat dirahasiakan maka perbanyaklah amal tersebut (perbanyak amalan rahasia).
3. Apabila timbul riya' maka hendaknya dilawan.
4. Ketika terlanjur terlena dengan bisikan riya' hendaklah segera bertaubat.

Barakallahu fiikum,
Jazakumullahu khairan.


Wednesday, July 24, 2024

40 Hadits Seputar Kesucian Hati (Bagian 2)

 ﷽

Ustadz Yusuf Abu Ubaidah As-Sidawi hafizahullohuta'ala.

https://youtube.com/live/a3qmu-x0Ago?feature=share

MASJID AL-AZIZ BANDUNG

(Hadits 5) Diriwayatkan dari Mahmud bin Labid Radhiyallahu anhu pula, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمُ الشِّرْكُ اْلأَصْغَرُ قَالُوا: وَمَا الشِّرْكُ اْلأَصْغَرُ يَا رَسُولَ اللهِ؟ قَالَ: الرِّيَاءُ، يَقُولُ اللهُ عَزَّ وَ جَلَّى لَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِذَا جَزَي النَّاسَ بِأَعْمَالِهِمْ: اِذْهَبُوا إِلَى الَّذِينَ كُنْتُمْ تُرَاؤُونَ فِي الدُّنْيَا فَانْظُرُوا هَلْ تَجِدُونَ عِنْدَهُمْ جَزَاءً؟

“Sesungguhnya yang paling aku takuti menimpa kalian adalah syirik kecil,” para Sahabat bertanya, ‘Apakah syirik kecil itu wahai Rasulullah?’ Beliau menjawab, ‘Ia adalah riya’,’ Allah Azza wa Jalla berkata kepada mereka pada hari Kiamat ketika semua manusia dibalas atas amal perbuatannya, “Pergilah kalian kepada orang-orang di mana kalian semua melakukan amal karena mereka, apakah kalian menemukan balasan dari mereka?”

Riya bermacam-macam bentuknya dapat berupa ucapan, dapat berupa perbuatan dan dapat juga disebabkan dengan pertemanan.
Ada hal yang dianggap riya padahal bukan termasuk riya contohnya adalah ketika seseorang yang asalnya malas beribadah namun ketika berkumpul dengan ahli ibadah maka bertambah ibadahnya, termasuk juga memakai pakaian atau baju yang baru, rumah yang baru, kendaraan baru, termasuk juga seseorang ketika mendapatkan pujian maupun popularitas yang sebenarnya tidak diharapkan.

Sebagaimana ucapan imam Syafi'i

Riya adalah penyakit yang dapat menimpa siapapun, karena ikhlas itu berat, sebagaimana ucapan ulama-ulama.

Diantara
1. Hendaklah kita menyadari bahwa dunia ini adalah hina, dan yang kekal adalah janji Allah di surga, dunia ini Allah bandingkan tak lebih baik dari bagai bangkai kambing, maka jangan kita jadikan
2. Hendaklah kita berusaha menyembunyikan amal-amal ibadah kita, jangan menampakkan amal-amal kita, Az Zubair bin Al 'Awwam mengatakan, “Barangsiapa yang mampu menyembunyikan amalan sholihnya, maka lakukanlah.”
3. Berjuang, melawan riya, berjihad melawan riya, karena ini bukanlah lawan yang mudah, karena kita menghadapi 2 musuh yaitu yang pertama adalah syaitan yang mendorong kita mencintai pujian dan yang kedua adalah hawa nafsu yang mencintai pujian dan sanjungan. Kata imam Bukhari "Tanda orang yang ikhlas adalah tatkala sama baginya orang yang memujinya dan orang yang mencelanya"
4. Berdoa memohon pertolongan pada Allah, agar diberikan keikhlasan, karena tidak ada yang dapat memberikan kekuatan bagi kita untuk melawan riya kecuali Allah, salah satu contoh doa yang dapat digunakan
اللَّهُمَّ آتِ نَفْسِى تَقْوَاهَا وَزَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلاَهَا
Ya Allah, limpahkanlah ketakwaan pada jiwaku dan sucikanlah ia, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik Zat yang menyucikan jiwa, Engkaulah pelindung dan pemeliharanya.” (HR. Muslim)
5. Membaca ayat-ayat dan hadist yang membahas tentang kesucian hati, salah satu contohnya sebuah hadits, yang ditakhrij oleh Imam Muslim.

ويقول عليه الصلاة والسلام: (إِنَّ أَوَّلَ النَّاسِ يُقْضَى يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَيْهِ، رَجُلٌ اسْتُشْهِدَ، فَأُتِيَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا، قَالَ: فَمَا عَمِلْتَ فِيهَا؟ قَالَ: قَاتَلْتُ فِيكَ حَتَّى اسْتُشْهِدْتُ. قَالَ: كَذَبْتَ. وَلَكِنَّكَ قَاتَلْتَ لِأَنْ يُقَالَ: جَرِيءٌ، فَقَدْ قِيلَ، ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ حَتَّى أُلْقِيَ فِي النَّارِ. وَرَجُلٌ تَعَلَّمَ الْعِلْمَ، وَعَلَّمَهُ وَقَرَأَ الْقُرْآنَ، فَأُتِيَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا، قَالَ: فَمَا عَمِلْتَ فِيهَا؟ قَالَ: تَعَلَّمْتُ الْعِلْمَ، وَعَلَّمْتُهُ وَقَرَأْتُ فِيكَ الْقُرْآنَ. قَالَ: كَذَبْتَ، وَلَكِنَّكَ تَعَلَّمْتَ الْعِلْمَ لِيُقَالَ: عَالِمٌ، وَقَرَأْتَ الْقُرْآنَ لِيُقَالَ: هُوَ قَارِئٌ، فَقَدْ قِيلَ، ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ حَتَّى أُلْقِيَ فِي النَّارِ. وَرَجُلٌ وَسَّعَ اللهُ عَلَيْهِ، وَأَعْطَاهُ مِنْ أَصْنَافِ الْمَالِ كُلِّهِ، فَأُتِيَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا، قَالَ: فَمَا عَمِلْتَ فِيهَا؟ قَالَ: مَا تَرَكْتُ مِنْ سَبِيلٍ تُحِبُّ أَنْ يُنْفَقَ فِيهَا إِلَّا أَنْفَقْتُ فِيهَا لَكَ. قَالَ: كَذَبْتَ، وَلَكِنَّكَ فَعَلْتَ لِيُقَالَ: هُوَ جَوَادٌ، فَقَدْ قِيلَ، ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ، ثُمَّ أُلْقِيَ فِي النَّار)ِ. رواه مسلم (1905) .

Diriwayatkan dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, "Orang yang pertama kali diputuskan pada hari kiamat adalah seorang laki-laki yang mati syahid di jalan Allah. Lalu dia didatangkan, kemudian Allah memperlihatkan kepadanya nikmat-Nya, maka dia pun mengenalinya.
Allah berkata, 'Apa yang telah engkau lakukan dengan nikmat itu?' Orang tersebut berkata, 'Aku telah berperang di jalan-Mu sampai aku mati syahid.' Lalu Allah SWT berkata, 'Engkau dusta, akan tetapi engkau melakukan itu supaya disebut sebagai seorang pemberani dan ucapan itu telah dilontarkan.' Kemudian diperintahkan agar orang tersebut dibawa, maka dia diseret dengan wajahnya (terjerembab di tanah), sampai dia pun dilemparkan di neraka.
Kemudian ada orang yang belajar agama dan mengajarkannya, serta membaca Alquran. Lalu orang itu didatangkan, lalu Allah SWT memperlihatkan nikmat-Nya dan orang itu pun mengenalinya. Allah berkata, 'Apa yang telah engkau lakukan dengan nikmat itu?' Orang itu menjawab, 'Aku telah belajar agama, mengajarkannya dan aku telah membaca Alquran.'
Allah berkata, 'Engkau dusta, akan tetapi engkau belajar agama supaya disebut orang alim dan engkau membaca Al Quran supaya disebut qari’ dan ucapan itu telah dilontarkan.' Kemudian diperintahkan agar orang tersebut dibawa, maka dia pun diseret dengan wajahnya (terjerembab di tanah) sampai dia pun dilemparkan di neraka.'
Kemudian ada seorang laki-laki yang diberikan kelapangan oleh Allah dan menganugerahinya segala macam harta. Lalu dia pun didatangkan, lalu Allah memperlihatkan nikmat-Nya itu dan orang itu pun mengenalinya. Allah SWT berkata, 'Apa yang telah engkau lakukan dengan nikmat itu?'
Orang itu mengatakan, 'Aku tidak meninggalkan satu jalan pun sebagai peluang untuk berinfak melainkan aku berinfak di situ semata-mata karena-Mu.' Allah SWT berkata, 'Kau bohong, kau melakukan seperti itu supaya disebut dermawan dan ucapan itu telah dilontarkan.' Maka orang itu diperintahkan untuk dibawa, lalu dia pun diseret dengan wajahnya (terjerembab di tanah), kemudian dia dilemparkan di neraka."
6. Berteman dengan orang-orang yang sholeh, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

المرء على دين خليله فلينظر أحدكم من يخالل

“Agama Seseorang sesuai dengan agama teman dekatnya. Hendaklah kalian melihat siapakah yang menjadi teman dekatnya.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Silsilah Ash-Shahihah, no. 927)

(Hadits 6) dari Irbadh bin Sariyah , ia berkata, “Rasulullah mengimami kami shalat Shubuh, kemudian beliau berbalik menghadap kami, lalu beliau menasehati kami dengan nasehat yang sangat mendalam sehingga membuat air mata menetes dan hati bergetar. Kami mengatakan, ‘Wahai Rasulullah, tampaknya ini seperti nasehat perpisahan, maka berwasiatlah kepada kami. Beliau pun bersabda,

أُوصِيكُمْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ عَبْدًا حَبَشِيًّا فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِي فَسَيَرَى اخْتِلَافًا كَثِيرًا فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الْمَهْدِيِّينَ الرَّاشِدِينَ تَمَسَّكُوا بِهَا وَعَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الْأُمُورِ فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ

“Aku berwasiat kepada kalian untuk bertakwa kepada Allah, ta’at dan patuh, walaupun yang memimpin adalah seorang budak hitam. Sesungguhnya siapa di antara kalian yang masih hidup setelah aku tiada, akan melihat banyak perselisihan, maka hendaklah kalian memegang teguh sunnahku dan sunnah Khulafa’ur Rasyidin yang mendapat petunjuk. Gigitlah itu dengan geraham, dan hendaklah kalian menjauhi perkara-perakara yang baru, karena setiap perkara baru itu adalah bid ‘ah dan setiap bid’ah itu sesat’.”[R. Abu Dawud dalam As-Sunnah (4607)]

Faidah dari hadits Rasulullah diatas :
1. Yang pertama takwa pada Allah, untuk kebahagiaan hidup di akhirat kelak.
2. Yang kedua adalah taat pada pemimpin, untuk kebahagiaan hidup di dunia, meskipun pemimpin tersebut digambarkan dalam hadits adalah orang yang tidak layak memimpin yang sesuai kriteria syariat.
3. Dari hadits diatas juga didapatkan faidah bahwa untuk membersihkan hati adalah dengan cara yang sesuai sunnah dan tidak ada cara lain yang dapat ditempuh kecuali dengan cara yang sesuai dengan sunnah Rasulullah. Contohnya dengan membaca Qur'an dengan berdzikir yang sesuai tuntunan Rasulullah.
4. Menjauhi dan berhati-hati dari perkara bid'ah, karena sesungguhnya Bid'ah adalah perkara yang mengotori hati.

Dalil kebersihan hati dengan mengikuti Rasulullah adalah sebagaimana dalam hadits :

وَعَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: جَاءَ ثَلَاثَةُ رَهْطٍ إِلَى بُيُوْتِ أزْوَاجِ النَّبِيِّ  صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، يَسْأَلُوْنَ عَنْ عِبَادَةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، فَلَمَّا أُخْبِرُوْا كَأَنَّهُمْ تَقَالُّوْهَا، وَقَالُوْا: أَيْنَ نَحْنُ مِنَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ؟ وَقدْ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ. قَالَ أَحَدُهُمْ: أَمَّا أَنَا فَأُصَلِّيْ اللَّيْلَ أَبَداً، وَقَالَ الْآخَرُ: وَأَنَا أَصُوْمُ الدَّهْرَ أَبَداً وَلَا أُفْطِرُ، وَقَالَ الْآخَرُ: وَأَنَا أَعْتَزِلُ النِّسَاءَ فَلَا أَتَزَوَّجُ أَبَداً فَجَاءَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَيْهِمْ، فَقَالَ: أَنْتُمُ الَّذِيْنَ قُلْتُمْ كَذَا وَكَذَا ؟ أَمَا وَاللهِ إِنِّيْ لَأَخْشَاكُمْ لِلهِ وَأَتْقَاكُمْ لَهُ، لَكِنِّيْ أَصُوْمُ وَأُفْطِرُ، وَأُصَلِّي وَأَرْقُدُ، وَأَتَزَوَّجُ النِّسَاءَ، فَمَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِيْ فَلَيْسَ مِنِّيْ

Dari Anas Radhiyallahu anhu ia berkata, “Ada tiga orang mendatangi rumah istri-istri Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk bertanya tentang ibadah Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Lalu setelah mereka diberitahukan (tentang ibadah Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam ), mereka menganggap ibadah Beliau itu sedikit sekali. Mereka berkata, “Kita ini tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ! Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah diberikan ampunan atas semua dosa-dosanya baik yang telah lewat maupun yang akan datang.” Salah seorang dari mereka mengatakan, “Adapun saya, maka saya akan shalat malam selama-lamanya.” Lalu orang yang lainnya menimpali, “Adapun saya, maka sungguh saya akan puasa terus menerus tanpa berbuka.” Kemudian yang lainnya lagi berkata, “Sedangkan saya akan menjauhi wanita, saya tidak akan menikah selamanya.”
Kemudian, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam mendatangi mereka, seraya bersabda, “Benarkah kalian yang telah berkata begini dan begitu? Demi Allâh! Sesungguhnya aku adalah orang yang paling takut kepada Allâh dan paling taqwa kepada-Nya di antara kalian. Akan tetapi aku berpuasa dan aku juga berbuka (tidak puasa), aku shalat (malam) dan aku juga tidur, dan aku juga menikahi wanita. Maka, barangsiapa yang tidak menyukai sunnahku, maka ia tidak termasuk golonganku.” Hadits ini shahih. Diriwayatkan oleh al-Bukhâri (no. 5063); Muslim (no. 1401); Ahmad (III/241, 259, 285); An-Nasâ-i (VI/60); Al-Baihaqi (VII/77); Ibnu Hibbân (no. 14 dan 317-at-Ta’lîqâtul Hisân); al-Baghawi dalam Syarhus Sunnah (no. 96).

(Hadits 7) Dari Mu’awiyah radhiallahu’anhu, beliau berkata, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

مَن يُرِدِ اللهُ به خيرًا يُفَقِّهْه في الدينِ

“Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan padanya, niscaya Allah akan jadikan ia faham dalam agama” (Muttafaqun ‘alaihi). Hadits ini shahih. Dikeluarkan oleh al-Bukhari (71) dan Muslim (1037, 98).

Diantara faidah hadits diatas adalah, salah satu tanda Allah mencintai seorang hamba adalah dengan memudahkannya dalam belajar ilmu agama, maka sebaliknya adalah tanda Allah tidak menginginkan kebaikan pada hamba tersebut.

Hubungan ilmu dan kebersihan hati adalah, ilmu adalah sumber kebaikan dunia dan akhirat, dan sumber kerusakan dunia dan akhirat adalah kejahilan, karena tidak mungkin kita dapat beribadah dengan benar kecuali dengan ilmu, dan bagaimana kita dapat melakukan amal dan menghindari dosa, mengetahui yang baik dan buruk tanpa ilmu.

Tanda ilmu yang bermanfaat :
1. Menimbulkan rasa takut pada Allah,
إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ

"Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama." [Fathir:28].
2. Membuahkan amal sholeh, maka hendaklah senantiasa mengiringi ilmu dengan amal.
3. Ilmu tersebut mengingatkan kita kepada akhirat dan kematian, sebagaimana hadits diriwayatkan oleh Abudullah bin Umar RA:

عَنِ ابْنِ عُمَرَ رضي الله عنهما أَنَّهُ قَالَ: كُنْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَجَاءَهُ رَجُلٌ مِنَ الأَنْصَارِ فَسَلَّمَ عَلَى النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- ثُمَّ قَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ الْمُؤْمِنِينَ أَفْضَلُ قَالَ: «أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا» قَالَ فَأَىُّ الْمُؤْمِنِينَ أَكْيَسُ قَالَ: «أَكْثَرُهُمْ لِلْمَوْتِ ذِكْرًا وَأَحْسَنُهُمْ لِمَا بَعْدَهُ اسْتِعْدَادًا أُولَئِكَ الأَكْيَاسُ»

Artinya: "Abdullah bin Umar radhiyallahu 'anhuma bercerita: Aku pernah bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lalu datang seorang lelaki dari kaum Anshar mengucapkan salam kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam lalu bertanya: Wahai Rasulullah, orang beriman manakah yang paling terbaik?

Beliau menjawab: Yang paling baik akhlaknya, orang ini bertanya lagi: Lalu orang beriman manakah yang paling berakal (cerdas)?, Beliau menjawab: Yang paling banyak mengingat kematian dan paling baik persiapannya setelah kematian, merekalah yang berakal." (HR. Ibnu Majah).

(Hadist 8) Dari Abu Dzar Jundub bin Junadah radhiallahu’anhu, ia berkata: ‘Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda,

اتق الله حيثما كنت ، وأتبع السيئة الحسنة تمحها، وخالق الناس بخلق حسن

Bertaqwalah kepada Allah dimanapun kau berada, dan hendaknya setelah melakukan kejelekan engkau melakukan kebaikan yang dapat menghapusnya. Serta bergaulah dengan orang lain dengan akhlak yang baik [HR. Ahmad 21354, Tirmidzi 1987]

Faidah dari hadist diatas

1. Takwa : Yaitu mentaati perintah Allah dan menjauhi semua larangan Allah dengan ikhlas dan itiba (sesuai tuntunan Rasulullah). Maka dalam hal ini kembali dibutuhkan ilmu.
2. Iringi keburukan atau perbuatan dosa dengan bertaubat dan beramal sholeh.
3. Ahlak, diwujudkan dengan berbuat baik, tidak menyakiti dan memberikan senyum.

Diantara keutamaan takwa :
1. Diberikan solusi dan rizki.


وَمَن يَتَّقِ ٱللَّهَ يَجْعَل لَّهُۥ مَخْرَجًا

"Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar."
[QS. At-Talaq : 2]
2. Diberikan kemudahan.
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا

Dan barang siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya (QS. Ath-Thalaq, 65: 4).
3. Diberikan surga.
وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَيَخْشَ اللَّهَ وَيَتَّقْهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَائِزُونَ

“Dan barang siapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya dan takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, maka mereka adalah orang-orang yang mendapat kemenangan” (QS. An-Nur (24) : 52).
4. Dicintai oleh Allah.
بَلَى مَنْ أَوْفَى بِعَهْدِهِ وَاتَّقَى فَإِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَّقِينَ
“(Bukankah demikian), sebenarnya siapa yang menepati janji (yang dibuat)nya dan bertakwa, maka sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertakwa [Qs. Ali Imran(3) : 76].
6. Allah mengampuni dosa-dosanya.

(Hadits 9) Dari Umar bin Khattab
 عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَيْضًا قَالَ : بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيْدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيْدُ سَوَادِ الشَّعْرِ, لاَ يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ وَلاَ يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ, حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم, فأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ, وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ, وَ قَالَ : يَا مُحَمَّدُ أَخْبِرْنِيْ عَنِ الإِسْلاَمِ, فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم : اَلإِسْلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَإِ لَهَ إِلاَّ اللهُ وَ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ, وَتُقِيْمُ الصَّلاَةَ, وَتُؤْتِيَ الزَّكَاةَ, وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ, وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيْلاً. قَالَ : صَدَقْتُ. فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْئَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ. قَالَ : فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ الإِيْمَانِ, قَالَ : أَنْ بِاللهِ, وَمَلاَئِكَتِهِ, وَكُتُبِهِ, وَرُسُلِهِ, وَالْيَوْمِ الآخِرِ, وَ تُؤْمِنَ بِالْقَدْرِ خَيْرِهِ وَ شَرِّهِ. قَالَ : صَدَقْتَ. قَالَ : فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ الإِحْسَانِ, قَالَ : أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ. قَالَ : فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ السَّاعَةِ قَالَ : مَا الْمَسْؤُوْلُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ. قَالَ : فَأَخْبِرْنِيْ عَنْ أَمَارَاتِهَا, قَالَ : أَنْ تَلِدَ الأَمَةُ رَبَّتَهَا, وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُوْنَ فِيْ الْبُنْيَانِ, ثم اَنْطَلَقَ, فَلَبِثْتُ مَلِيًّا, ثُمَّ قَالَ : يَا عُمَرُ, أَتَدْرِيْ مَنِ السَّائِل؟ قُلْتُ : اللهُ وَ رَسُوْلُهُ أَعْلَمُ. قَالَ : فَإِنَّهُ جِبْرِيْلُ أَتَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِيْنَكُمْ. رَوَاهُ مُسْلِمٌ

Umar bin Khaththab Radhiyallahu anhu berkata :
Suatu ketika, kami (para sahabat) duduk di dekat Rasululah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tiba-tiba muncul kepada kami seorang lelaki mengenakan pakaian yang sangat putih dan rambutnya amat hitam. Tak terlihat padanya tanda-tanda bekas perjalanan, dan tak ada seorang pun di antara kami yang mengenalnya. Ia segera duduk di hadapan Nabi, lalu lututnya disandarkan kepada lutut Nabi dan meletakkan kedua tangannya di atas kedua paha Nabi, kemudian ia berkata : “Hai, Muhammad! Beritahukan kepadaku tentang Islam.”
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,”Islam adalah, engkau bersaksi tidak ada yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah, dan sesungguhnya Muhammad adalah Rasul Allah; menegakkan shalat; menunaikan zakat; berpuasa di bulan Ramadhan, dan engkau menunaikan haji ke Baitullah, jika engkau telah mampu melakukannya,” lelaki itu berkata,”Engkau benar,” maka kami heran, ia yang bertanya ia pula yang membenarkannya.
Kemudian ia bertanya lagi: “Beritahukan kepadaku tentang Iman”.
Nabi menjawab,”Iman adalah, engkau beriman kepada Allah; malaikatNya; kitab-kitabNya; para RasulNya; hari Akhir, dan beriman kepada takdir Allah yang baik dan yang buruk,” ia berkata, “Engkau benar.”
Dia bertanya lagi: “Beritahukan kepadaku tentang ihsan”.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,”Hendaklah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatNya. Kalaupun engkau tidak melihatNya, sesungguhnya Dia melihatmu.”
Lelaki itu berkata lagi : “Beritahukan kepadaku kapan terjadi Kiamat?”
Nabi menjawab,”Yang ditanya tidaklah lebih tahu daripada yang bertanya.”
Dia pun bertanya lagi : “Beritahukan kepadaku tentang tanda-tandanya!”
Nabi menjawab,”Jika seorang budak wanita telah melahirkan tuannya; jika engkau melihat orang yang bertelanjang kaki, tanpa memakai baju (miskin papa) serta pengembala kambing telah saling berlomba dalam mendirikan bangunan megah yang menjulang tinggi.”
Kemudian lelaki tersebut segera pergi. Aku pun terdiam, sehingga Nabi bertanya kepadaku : “Wahai, Umar! Tahukah engkau, siapa yang bertanya tadi?”
Aku menjawab,”Allah dan RasulNya lebih mengetahui,” Beliau bersabda,”Dia adalah Jibril yang mengajarkan kalian tentang agama kalian.” [HR Muslim, no.8]

Seorang hamba yang merasa diawasi oleh Allah akan senantiasa taat beribadah dan merasa takut bermaksiat pada Allah.

Bagaimana cara muraqabah :
1. Mengenali Allah dengan nama dan sifatnya, contohnya menghadirkan Allah maha melihat dan mengetahui setiap perbuatan kita.
2. Sering-sering mengingat Allah.
3. Memperbanyak mengingat kematian.
4. Sering muhasabah/ introspeksi diri.


Barakallahu fiikum,
Jazakumullahu khair.


Friday, July 19, 2024

Massive Bluescreen Of Death 19 July 2024

Experiencing this issue ? do you have Crowdstrike installed ?

Do this :

1. Get into windows Safe Mode or booting Windows PE.

2. Run :

        - Open CMD

        - cd c:\windows\system32\drivers\

        - ren Crowdstrike Crowdstrike_ 

        - Reboot your system.

 

Barakallahu fiikum.

*** Update :

CrowdStrike Engineering has identified a content deployment related to this issue and reverted those changes.

Workaround Steps:

  1. Boot Windows into Safe Mode or the Windows Recovery Environment
  2. Navigate to the C:\Windows\System32\drivers\CrowdStrike directory
  3. Locate the file matching “C-00000291*.sys”, and delete it.
  4. Boot the host normally.

40 Hadist Seputar Keluarga Samawa (Bagian 3)

 ﷽ Ustadz Yusuf Abu Ubaidah As-Sidawi hafizahullohuta'ala Masjid Al-Aziz  Jl. Soekarno Hatta No. 662 Bandung Hadist 11 : Doa Orangtua Bu...