Saturday, April 27, 2024

Tazqiyatun Nafs - Ilmu Lebih Berharga Daripada Harta.

 ﷽

Ustadz AHMAD BAZHER hafizahullahu ta'ala

Pembahasan Kitab: Tazqiyatun Nafs (Penyucian Jiwa Dalam Islam)
Karya: DR AHMAD FARID hafizahullahu ta'ala.

https://www.youtube.com/live/TRwq9UWDKws?si=xfhP1fK-rqem7696

Sabtu, 27 April 2024

Ilmu Lebih Berharga Daripada Harta.

Nasihat dari ulama setelah melalui bulan Ramadhan :

1. Banyak berdoa agar amal selama bulan Ramadhan diterima oleh Allah, ulama terdahulu berdoa bahkan 6 bulan setelah Ramadhan berlalu agar amal ibadahnya diterima, demikianlah para ulama yang selalu takut kepada Allah, dan demikianlah sikap seorang muslim kepada Allah dengan Rodja dan Khauf, karena kita tidak mengetahui apakah amal kita diterima oleh Allah.
2. Istiqomah dalam beramal shaleh yang telah dikerjakan selama bulan Ramadhan, Dari ’Aisyah –radhiyallahu ’anha-, beliau mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ

”Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang kontinu walaupun itu sedikit.”
[HR. Muslim no. 783, Kitab shalat para musafir dan qasharnya, Bab Keutamaan amalan shalat malam yang kontinu dan amalan lainnya].
3. Jangan pernah kembali kejalan kedurhakaan pada Allah, dengan kembali bermaksiat dan melakukan dosa seusai Ramadhan. Menurut ulama diantara tanda amal tidak diterima Allah adalah kembali bermaksiat seusai Ramadhan.

Mana yang kita pilih Harta atau Ilmu ? masing masing memiliki kebaikan bagi pemiliknya.

Hadist mengenai pembagian 4 jenis manusia/hamba didunia :

إِنَّمَا الدُّنْيَا لِأَرْبَعَةِ نَفَرٍ: عَبْدٍ رَزَقَهُ اللهُ مَالًا وَعِلْمًا فَهُوَ يَتَّقِي فِيْهِ رَبَّهُ وَيَصِلُ فِيْهِ رَحِـمَهُ وَيَعْلَمُ ِللهِ فِيْهِ حَقًّا فَهَذَا بِأَفْضَلِ الْـمَنَازِلِ، وَعَبْدٍ رَزَقَهُ اللهُ عِلْمًا وَلَـمْ يَرْزُقْهُ مَالًا فَهُوَ صَادِقُ النِّـيَّـةِ يَقُوْلُ: لَوْ أَنَّ لِـيْ مَالًا لَعَمِلْتُ بِعَمَلِ فُلاَنٍ فَهُوَ بِنِيَّتِهِ فَأَجْرُهُـمَا سَوَاءٌ، وَعَبْدٍ رَزَقَهُ اللهُ مَالاً وَلَـمْ يَرْزُقْهُ عِلْمًـا فَهُوَ يَخْبِطُ فِي مَالِهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ لَا يَتَّقِي فِيْهِ رَبَّهُ وَلَا يَصِلُ فِيْهِ رَحِـمَهُ وَلَا يَعْلَمُ ِللهِ فِيْهِ حَقًّا فَهَذَا بِأَخْبَثِ الْـمَنَازِلِ وَعَبْدٍ لَـمْ يَرْزُقْهُ اللهُ مَالًا وَلَا عِلْمًـا فَهُوَ يَقُولُ: لَوْ أَنَّ لِـيْ مَالًا لَعَمِلْتُ فِيْهِ بِعَمَلِ فُلاَنٍ فَهُوَ بِنِيَّتِهِ فَوِزْرُهُـمَا سَوَاءٌ.

“…..Sesungguhnya dunia diberikan untuk empat orang: (1) seorang hamba yang Allah berikan ilmu dan harta, kemudian dia bertaqwa kepada Allah dalam hartanya, dengannya ia menyambung silaturahmi, dan mengetahui hak Allah di dalamnya. Orang tersebut kedudukannya paling baik (di sisi Allah). (2) Seorang hamba yang Allah berikan ilmu namun tidak diberikan harta, dengan niatnya yang jujur ia berkata, ‘Seandainya aku memiliki harta, aku pasti mengerjakan seperti apa yang dikerjakan Si Fulan.’ Ia dengan niatnya itu, maka pahala keduanya sama. (3) Seorang hamba yang Allah berikan harta namun tidak diberikan ilmu. Lalu ia tidak dapat mengatur hartanya, tidak bertaqwa kepada Allah dalam hartanya, tidak menyambung silaturahmi dengannya, dan tidak mengetahui hak Allah di dalamnya. Kedudukan orang tersebut adalah yang paling jelek (di sisi Allah). Dan (4) seorang hamba yang tidak Allah berikan harta tidak juga ilmu, ia berkata, ‘Seandainya aku memiliki harta, aku pasti mengerjakan seperti apa yang dikerjakan Si Fulan.’ Ia berniat seperti itu dan keduanya sama dalam mendapatkan dosa.” [Ahmad (IV/230-231), at-Tirmidzi (no. 2325), dan Ibnu Majah (no. 4228)]

Sesungguhnya setiap umat memiliki ujian masing-masing sebagaimana hadist dari Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda

إِنَّ لِكُلِّ أُمَّةٍ فِتْنَةً وَفِتْنَةُ أُمَّتِى الْمَالُ

Sesungguhnya setiap umat memiliki ujian, dan ujian umatku adalah harta.
[HR. Tirmidzi, no. 2336; Ahmad 4/160; Ibnu Hibbân no. 3223; al-Hâkim 4/318].

Ada 40 alasan kelebihan ilmu daripada harta menurut Imam Ibnu Qayyim al-Jawziyya, berikut ini diantaranya :

1. Ilmu akan menjaga dirimu, sedangkan harta engkau yang akan menjaganya.[Sayyidina Ali bin Abi Thalib]
2. Ilmu adalah warisannya para Nabi, sedangkan harta adalah warisan para raja dan orang kaya.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda.

إنَّ الأنْبِياءَ لَمْ يُورِّثُوا دِينَاراً وَلا دِرْهَماً وإنَّما ورَّثُوا الْعِلْمَ، فَمنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحظٍّ وَافِرٍ

“Sesungguhnya para Nabi ‘Alaihimush Shalatu was Salam tidak mewariskan emas maupun perak yang mereka wariskan hanyalah ilmu. Maka barangsiapa yang mengambilnya sungguh dia telah mengambil bagian yang sempurna.” [Abu Dawud, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah. Hadits tersebut telah dinyatakan shahih oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam kitab Shahihul Jami’ no. 6927.]
3. Ilmu akan berkembang ketika diamalkan, sedangkan harta akan berkurang ketika dibelan jakan.[Sayyidina Ali bin Abi Thalib], Infaq dari ilmu yang dimiliki adalah mengajarkannya.
4. Ilmu menjadi hakim (yang memberikan hukum), sedangkan harta menjadi obyek (yang terkena) hukum.[Sayyidina Ali bin Abi Thalib]
5. Mencintai Ulama (orang yang berilmu) adalah bagian dari agama.
6. Ilmu menjadikan orang yang memilikinya menjadi orang yang ditaati semasa hidupnya, dan diingat dengan kebaikan setelah kematiannya. Imam Ahmad bin Hambal menghadapi khalifah pada saat itu yang meyakini bahwa Al Qur'an adalah mahluk bukan firman Allah pada saat itu terdapat 3 sikap ulama ; (1) Mengikuti pendapat kebatilan tersebut. (2) Ber-tauriyah (mengalihkan makna) karena dalam keadaan darurat, untuk menghindari tekanan dan siksaan. (3) Tetap mengatakan Al Qur'an adalah firman Allah, dengan resiko disiksa dan dibunuh, inilah pilihan Imam Ahmad hingga rahimahullah disiksa dan dipenjara hingga berganti 3 Khalifah.
7. Orang yang menumpuk harta nama mereka akan hilang atau mati padahal jasadnya masih hidup, sedangkan para ulama walaupun jazad mereka musnah tapi sifat-sifat keteladanan mereka hidup didalam hati-hati manusia.
8. Harta dapat mengantarkan pada sifat semena-mena bangga diri (Ujub) dan sombong (Kibr), sedangkan ilmu mengantarkan pada sifat rendah hati (Tawadhu) dan menghambakan diri pada Allah (Ubudiyah).

Semoga kita dapat mengambil manfaat dari ilmu yang disampaikan.

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ
Mahasuci Engkau ya Allah dan engan memuji kepada-Mu saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Saya memohon ampun dan bertaubat hanya kepada-Mu.


Jazakumullahu khair wa barakallahu fiikum.

No comments:

40 Hadist Seputar Keluarga Samawa (Bagian 3)

 ﷽ Ustadz Yusuf Abu Ubaidah As-Sidawi hafizahullohuta'ala Masjid Al-Aziz  Jl. Soekarno Hatta No. 662 Bandung Hadist 11 : Doa Orangtua Bu...