Saturday, November 25, 2023

Tazqiyatun Nafs - Keutamaan Ilmu & Ulama - Pertemuan 1


Ustadz AHMAD BAZHER hafizahullahu ta'ala


Pembahasan Kitab: Tazqiyatun Nafs (Penyucian Jiwa Dalam Islam) - Pertemuan 1

Karya: DR AHMAD FARID hafizahullahu ta'ala. 

KEUTAMAAN ILMU & ULAMA


Sabtu, 25 November 2023

11 Jumadal Ula 1445H


https://www.youtube.com/live/Yv8HiqKX7ZM?si=jaKIhI2WpEYD6Grn


Ilmu yang dimaksud adalah ilmu agama atau ilmu syar'i, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,


طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ


”Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim”. (HR. Ibnu Majah. Dinilai shahih oleh Syaikh Albani dalam Shahih wa Dha’if Sunan Ibnu Majah no. 224).


Ibnul Qayyim Al Jauzi mengatakan ada 100 lebih keutamaan mempelajari ilmu agama, dalam kitab disebutkan diantaranya :


1. Allah berfirman dalam Surah Ali Imron 18 : 

شَهِدَ ٱللَّهُ أَنَّهُۥ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ وَٱلْمَلَٰٓئِكَةُ وَأُو۟لُوا۟ ٱلْعِلْمِ قَآئِمًۢا بِٱلْقِسْطِ ۚ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلْعَزِيزُ ٱلْحَكِيمُ


Artinya: Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.


Ayat diatas mengandung 4 hal mengenai keutamaan ilmu dan ulama :

a) Allah mengambil persaksian orang yang berilmu dari kalangan manusia dan tidak mengambil selainnya dari manusia.

b) Allah menggandengkan persaksian antara orang yang berilmu dan persaksian antara Allah dan para malaikat.(hal ini bermakna pentingnya hal ini).

c) Allah menjamin dan merekomendasikan(mentazkiah) tentang kesucian dan keadilan orang-orang yang berilmu.

d) Allah mengambil persaksian orang-orang yang berilmu dalam suatu perkara yang paling besar dan agung dijagat-raya ini yaitu tentang mentauhidkan Allah.


Hal ini menggambarkan pentingnya ilmu agama bagi seluruh muslim, maka hendaknya setiap orangtua memperhatikan dan mengusahakan ilmu agama pada setiap anak-anaknya.


2. Allah tidak pernah menyuruh nabinya untuk meminta tambahan mengenai hal-hal dunia, namun Allah memerintahkan nabinya untuk minta tambahan ilmu (ilmu agama), dalam surat Thaha 114 :


فَتَعَٰلَى ٱللَّهُ ٱلْمَلِكُ ٱلْحَقُّ ۗ وَلَا تَعْجَلْ بِٱلْقُرْءَانِ مِن قَبْلِ أَن يُقْضَىٰٓ إِلَيْكَ وَحْيُهُۥ ۖ وَقُل رَّبِّ زِدْنِى عِلْمًا


Artinya: Maka Maha Tinggi Allah Raja Yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al qur'an sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu, dan katakanlah: "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan".

Diantara doa yang disunnahkan dari Rasulullah adalah :

 إنِّي أَسْأَلُكَ عِلْماً نَافِعاً، وَرِزْقاً طَيِّباً، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً



3. Dalam surat Al mujadilah ayat 11 Allah berfirman : 


يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا۟ فِى ٱلْمَجَٰلِسِ فَٱفْسَحُوا۟ يَفْسَحِ ٱللَّهُ لَكُمْ ۖ وَإِذَا قِيلَ ٱنشُزُوا۟ فَٱنشُزُوا۟ يَرْفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ دَرَجَٰتٍ ۚ وَٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ


Artinya: Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.


Allah akan mengangkat atau meninggikan derajat orang-orang yang berilmu didunia dan diakhirat.


عن عمرَ بن الخطابِ رضي اللَّه عنهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قال : « إِنَّ اللَّه يرفَعُ بِهذَا الكتاب أَقواماً ويضَعُ بِهِ آخَرين » رَوَاهُ مُسْلِمُ


Dari Umar bin Khatab ra. Rasulullah saw. bersabda,: “Sesungguhnya Allah SWT. akan mengangkat derajat suatu kaum dengan kitab ini (Al-Qur’an), dengan dengannya pula Allah akan merendahkan kaum yang lain.” (HR. Muslim).


Dicontohkannya 2 orang terkait dengan kemuliaan ilmu agama :

a) Muhammad bin Abdurrahman Al Auqas, Qadhi di kota Mekah, terlahir memiliki kekurangan pada pundaknya yang tinggi.

b) Atha’ bin Abi Rabah, adalah seorang budak dari habasyah milik seorang wanita penduduk Makkah bernama Habibah binti Maisaroh bin Abi Hutsaim, diantara para gurunya adalah Abu Hurairah, Abdullah bin Umar, Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Zubair, dan para sahabat lainnya.


4. Allah mengkhususkan hanya orang yang berilmu  yang takut kepada Allah, Allah berfirman dalam surat Fathir 28 :


وَمِنَ ٱلنَّاسِ وَٱلدَّوَآبِّ وَٱلْأَنْعَٰمِ مُخْتَلِفٌ أَلْوَٰنُهُۥ كَذَٰلِكَ ۗ إِنَّمَا يَخْشَى ٱللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ ٱلْعُلَمَٰٓؤُا۟ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ


Artinya: Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.


Abdullah ibnu Mas'ud berkata :

Cukuplah rasa takut kepada Allah itu disebut ilmu, dan cukuplah tertipu dengan tidak mengingat Allah disebut sebagai suatu kebodohan. 


Imam Syafi’i memiliki nasehat berharga di mana beliau berkata,


العلم ما نفع، ليس العلم ما حفظ


“Ilmu adalah yang bermanfaat dan bukan hanya dihafalkan” (Siyar A’lamin Nubala, 10: 89).


5. Allah menyebutkan bahwa orang yang memiliki ilmu berarti telah diberikan nikmat dan kebaikan yang besar dan banyak.


Surat Al Baqarah 201 :


وَمِنْهُم مَّن يَقُولُ رَبَّنَآ ءَاتِنَا فِى ٱلدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى ٱلْءَاخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ


Artinya: Dan di antara mereka ada orang yang berdoa: "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka".


Imam Hasan Al Basri menyebutkan kebaikan didunia ( فِى ٱلدُّنْيَا حَسَنَةً ) ini maknanya adalah ilmu agama yang bermanfaat dan amalan-amalan shalih(didunia).


6. Allah berfirman dalam surat Al Maidah ayat 4 :


يَسْـَٔلُونَكَ مَاذَآ أُحِلَّ لَهُمْ ۖ قُلْ أُحِلَّ لَكُمُ ٱلطَّيِّبَٰتُ ۙ وَمَا عَلَّمْتُم مِّنَ ٱلْجَوَارِحِ مُكَلِّبِينَ تُعَلِّمُونَهُنَّ مِمَّا عَلَّمَكُمُ ٱللَّهُ ۖ فَكُلُوا۟ مِمَّآ أَمْسَكْنَ عَلَيْكُمْ وَٱذْكُرُوا۟ ٱسْمَ ٱللَّهِ عَلَيْهِ ۖ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ سَرِيعُ ٱلْحِسَابِ


Artinya: Mereka menanyakan kepadamu: "Apakah yang dihalalkan bagi mereka?". Katakanlah: "Dihalalkan bagimu yang baik-baik dan (buruan yang ditangkap) oleh binatang buas yang telah kamu ajar dengan melatih nya untuk berburu; kamu mengajarnya menurut apa yang telah diajarkan Allah kepadamu. Maka makanlah dari apa yang ditangkapnya untukmu, dan sebutlah nama Allah atas binatang buas itu (waktu melepaskannya). Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah amat cepat hisab-Nya.


Dalam ayat ini Allah membedakan kedudukan seekor anjing yang dilatih dan diucapkan Bismillah saat dilepaskan berburu maka hasil buruannya menjadi halal, dan hal ini berbeda halnya dengan anjing yang tidak dilatih. Dari hal ini terlihat perbedaan hasil akibat ilmu yang diberikan pada hewan, apalagi dibandingkan dengan manusia yang memiliki ilmu agama Allah.


Dalam surat At Taubah 122 :


وَمَا كَانَ ٱلْمُؤْمِنُونَ لِيَنفِرُوا۟ كَآفَّةً ۚ فَلَوْلَا نَفَرَ مِن كُلِّ فِرْقَةٍ مِّنْهُمْ طَآئِفَةٌ لِّيَتَفَقَّهُوا۟ فِى ٱلدِّينِ وَلِيُنذِرُوا۟ قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوٓا۟ إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ


Artinya: Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.


Dalam ayat ini Allah memerintahkan adanya yang berjihad dengan fisiknya dan berjihad dengan ilmunya (menuntut ilmu). Belajar ilmu agama ini adalah termasuk berjihad dijalan Allah.


Barakallahu fiikum.

Sunday, November 12, 2023

Kekuatan Iman

 ﷽


Ustadz Nizar Sa'ad Jabar LC MPD

Sabtu 11 November 2023


https://www.youtube.com/live/OOteoPM6e9s?si=is8b8Dkl5_Szqy9U


Bagi mereka yang memiliki iman yang kuat, apapun yang terjadi mereka tetap bahagia, tentu hal ini sulit karena menginjak duripun kita akan menyalahkan si fulan dan fulan, inilah kekuatan iman.


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ


“Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruhnya urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya.” (HR. Muslim, no. 2999)


Dalam Al Qur'an :


فَقَالُوا رَبَّنَا بَاعِدْ بَيْنَ أَسْفَارِنَا وَظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ فَجَعَلْنَاهُمْ أَحَادِيثَ وَمَزَّقْنَاهُمْ كُلَّ مُمَزَّقٍ ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِكُلِّ صَبَّارٍ شَكُورٍ



Maka mereka berkata: "Ya Tuhan kami jauhkanlah jarak perjalanan kami", dan mereka menganiaya diri mereka sendiri; maka Kami jadikan mereka buah mulut dan Kami hancurkan mereka sehancur-hancurnya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi setiap orang yang sabar lagi bersyukur. [QS Saba 19].


Setiap orang pasti akan mendapatkan nikmat dan musibah, nikmat dan musibah akan mengarah pada satu titik yaitu syukur dan sabar. Ketika mendapatkan nikmat kita memiliki kewajiban untuk bersabar dan bersyukur, bersabar adalah dengan menjaga tidak melakukan maksiat agar nikmat itu tidak hilang, sedangkan bersyukur adalah memanfaatkan nikmat untuk mendapatkan nikmat yang lain dengan memanfaatkan nikmat untuk beribadah kepada Allah.


Ketika mendapatkan musibah level paling rendah adalah ridho dan diam inilah bentuk bersabar ketika tertimpa musibah, kemudian level selanjutnya tertimpa musibah dan bersyukur, kita dapat melaksanakan kewajiban beribadah dalam keadaan susah maupun senang, dan melakukan ibadah dalam keadaan mendapatkan musibah adalah salah satu bentuk bersyukur. 


Dari Ma’qal bin Yasar Radhiallahu ‘anhu secara marfu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi Wasallam,


أفضل الإيمان الصبر والسماحة


“Sebaik-baik iman adalah sabar dan as-samahah.” (HR. Ad-Dailami [1/1/128], Abdullah bin Ahmad dalam Az Zuhd [10], disahihkan Al-Albani dalam Silsilah Ash-Shahihah [1495]).


Sabar itu menahan diri dari berbuat maksiat,

As-samahah itu maknanya tetap melaksanakan perintah Allah.



وَمَنْ يَسْتَعْفِفْ يُعِفَّهُ اللَّهُ ، وَمَنْ يَسْتَغْنِ يُغْنِهِ اللَّهُ ، وَمَنْ يَتَصَبَّرْ يُصَبِّرْهُ اللَّهُ ، وَمَا أُعْطِيَ أَحَدٌ عَطَاءً خَيْرًا وَأَوْسَعَ مِنْ الصَّبْرِ


Artinya: "Barangsiapa yang berusaha menjaga diri, maka Allah menjaganya, barangsiapa yang berusaha merasa cukup, maka Allah mencukupinya. Barangsiapa yang berusaha bersabar, maka Allah akan menjadikannya bisa bersabar dan tidak ada seorang pun yang dianugerahi sesuatu yang melebihi kesabaran." (HR Bukhari No 1469).


Kiat untuk mendapatkan kedudukan iman yang tinggi yaitu dengan cara berdoa, diantara doa yang diajarkan Rasulullah pada Mu'adz bin Jabal :



عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ رضي الله عنه أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَخَذَ بِيَدِهِ وَقَالَ: يَا مُعَاذُ ! وَاللَّهِ إِنِّي لَأُحِبُّكَ، فَقَالَ : أُوصِيكَ يَا مُعَاذُ لَا تَدَعَنَّ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ تَقُولُ : اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ


Artinya: "Dari Mu'adz bin Jabal radliyallahu anhu, sesungguhnya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mengambil tangannya, lalu bersabda, ’Hai Muadz, demi Allah, sesungguhnya aku mencintaimu.’


Setelah mengatakan demikian, Rasulullah bersabda kembali, ‘Aku berpesan kepadamu, wahai Mu'adz: Jangan sampai kamu meninggalkan setiap  melaksanakan shalat :


اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ


Artinya: 'Ya Allah, semoga Engkau memberi pertolongan kepada kami untuk bisa selalu ingat (dzikir) kepada-Mu, syukur kepada-Mu, dan beribadah dengan baik kepada-Mu’." (Al-Hâfidz Abȗ Dâwud bin al-Asy'ats al-Azdiy as-Sijistâniy, Sunan Abî Dâwud, Dârur Risâlah al-Alamiyyah, Beirut, 2009, juz 2, halaman 631).


Al Aziz adalah nama Allah, pada nama Allah  melekat sifat izzah didalamnya ( setiap nama-nama Allah adalah Husna / baik dan memiliki sifat yang melekat pada nama tersebut), yang artinya tidak ada yang dapat menghalangi atau mencegah apa yang Allah tentukan, dan setiap keputusan Allah adalah yang terbaik.


Kesabaran nabi Yusuf saat digoda oleh istri Raja lebih afdhal dan mulia dibandingkan kesabaran nabi Yusuf saat dilemparkan kedalam sumur oleh saudara-saudaranya, karena saat digoda oleh istri Raja nabi Yusuf memilih untuk bersabar tidak mau berbuat maksiat pada Allah.


Inilah yang disebut sebagai kekuatan iman, dan inilah yang menjadikan iman semakin kuat, yaitu bersyukur dalam kaitan ketaatan pada Allah dan bersabar dari berbuat maksiat pada Allah.

40 Hadist Seputar Keluarga Samawa (Bagian 3)

 ﷽ Ustadz Yusuf Abu Ubaidah As-Sidawi hafizahullohuta'ala Masjid Al-Aziz  Jl. Soekarno Hatta No. 662 Bandung Hadist 11 : Doa Orangtua Bu...