﷽
USTADZ MUHAMMAD HALID SYAR'IE, LC.
SABTU, 09 SEPTEMBER 2023
24 SAFAR 1445 H
18.30- SELESAI
MASJID AL-AZIZ
https://www.youtube.com/live/BZiMXTXE_rw?si=xxiFA-crNJbfYW8M
Dunia adalah tempat ujian, tidak ada satupun orang yang tidak memiliki masalah maupun ujian, bahkan Rasulullah mengalami banyak ujian. Salah satu cara agar permasalahan dalam kehidupan dapat kita hadapi dengan tenang adalah :
Mentadabburi ayat Al-Qur'an.
Rasulullah dengan sekian banyak ujian tetap tenang dalam menghadapinya karena dekat dengan Al-Qur'an, dalilnya :
مَنْ عَمِلَ صَٰلِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُۥ حَيَوٰةً طَيِّبَةً ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ
Artinya: Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan (An Nahl 97).
Allah menurunkan Al-Qur'an untuk di tadabburi, ulama sepakat yang disebut ahlul Al-Qur'an adalah orang yang memahami dan beramal dengan Al-Qur'an, dalilnya :
كِتَٰبٌ أَنزَلْنَٰهُ إِلَيْكَ مُبَٰرَكٌ لِّيَدَّبَّرُوٓا۟ ءَايَٰتِهِۦ وَلِيَتَذَكَّرَ أُو۟لُوا۟ ٱلْأَلْبَٰبِ
Artinya: Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran (As Shad 29).
Salah satu ayat yang akan kita tadabburi saat ini adalah Surat Al-Baqarah 216 :
كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَّكُمْ ۖ وَعَسَىٰٓ أَن تَكْرَهُوا۟ شَيْـًٔا وَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۖ وَعَسَىٰٓ أَن تُحِبُّوا۟ شَيْـًٔا وَهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ ۗ وَٱللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
Artinya: Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.
Ayat ini adalah kunci dalam menghadapai ujian hidup, beberapa ayat yang lain yang memiliki makna serupa, bahwa pilihan Allah adalah selalu yang terbaik.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا يَحِلُّ لَكُمْ أَن تَرِثُوا۟ ٱلنِّسَآءَ كَرْهًا ۖ وَلَا تَعْضُلُوهُنَّ لِتَذْهَبُوا۟ بِبَعْضِ مَآ ءَاتَيْتُمُوهُنَّ إِلَّآ أَن يَأْتِينَ بِفَٰحِشَةٍ مُّبَيِّنَةٍ ۚ وَعَاشِرُوهُنَّ بِٱلْمَعْرُوفِ ۚ فَإِن كَرِهْتُمُوهُنَّ فَعَسَىٰٓ أَن تَكْرَهُوا۟ شَيْـًٔا وَيَجْعَلَ ٱللَّهُ فِيهِ خَيْرًا كَثِيرًا
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak (An Nisa 19).
إِنَّ ٱلَّذِينَ جَآءُو بِٱلْإِفْكِ عُصْبَةٌ مِّنكُمْ ۚ لَا تَحْسَبُوهُ شَرًّا لَّكُم ۖ بَلْ هُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۚ لِكُلِّ ٱمْرِئٍ مِّنْهُم مَّا ٱكْتَسَبَ مِنَ ٱلْإِثْمِ ۚ وَٱلَّذِى تَوَلَّىٰ كِبْرَهُۥ مِنْهُمْ لَهُۥ عَذَابٌ عَظِيمٌ
Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu. Tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang dikerjakannya. Dan siapa di antara mereka yang mengambil bahagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar (An Nur 11).
Konteks surat Al Baqarah 216 terkait dengan ibadah jihad, yang berat meskipun untuk para sahabat, karena ibadah jihad adalah salah satu ibadah dengan resiko yang berat. Karena bisa jadi hal yang kita anggap buruk namun sebenarnya baik untuk kita, dan dan hal yang kita anggap baik sebenarnya adalah buruk untuk kita, sesungguhnya ketentuan Allah adalah selalu yang terbaik.
Sedangkan pada konteks surat An Nisa 19 adalah terkait dengan pasangan hidup, dimana pada saat telah menikah maka terlihat kekurangan-kekurangan nya, Seorang sahabiyah Fatimah binti Qais, bertanya pada Rasulullah tentang dirinya yang dipinang oleh dua orang yaitu Muawiyah dan Abu Jahm, namun Rasulullah menyarankan untuk menikah dengan Usamah bin Zaid.
Sedangkan surat An Nur 11 adalah terkait fitnah yang mengenain ummul mukminin yang difitnah berzina oleh orang-orang munafik, yang hikmahnya Allah jadikan ummul mukminin bersih dari segala fitnah dan Allah puji dengan turunnya keputusan Allah.
Kisah Ibu Nabi Musa yang harus menghanyutkan anaknya ke sungai, merupakan keputusan yang sangat berat, agar anaknya tidak dibunuh oleh Fir'aun, hingga suku Qibti (suku firaun) protes bila demikian siapa yang akan menjadi khadam pembantu kami, sehingga Fir'aun merubah keputusannya menjadi seluruh bayi laki-laki yang lahir 1 tahun dibunuh dan 1 tahun kemudian dibiarkan hidup.
Nabi musa lahir pada tahun pembunuhan bayi laki-laki, sehingga khawatir dengan keselamatan bayinya, Ibu Nabi Musa menyusui anaknya kemudian Allah ilhamkan perintah untuk menghanyutkan Nabi Musa dalam kotak ke sungai hingga ditemukan oleh Istri Fir'aun, sesungguhnya hal ini adalah ujian yang berat bagi Ibu Nabi Musa, namun dibalik semua pilihan Allah terdapat hikmah yang besar, dalilnya :
وَأَوْحَيْنَآ إِلَىٰٓ أُمِّ مُوسَىٰٓ أَنْ أَرْضِعِيهِ ۖ فَإِذَا خِفْتِ عَلَيْهِ فَأَلْقِيهِ فِى ٱلْيَمِّ وَلَا تَخَافِى وَلَا تَحْزَنِىٓ ۖ إِنَّا رَآدُّوهُ إِلَيْكِ وَجَاعِلُوهُ مِنَ ٱلْمُرْسَلِينَ
Dan kami ilhamkan kepada ibu Musa; “Susuilah dia, dan apabila kamu khawatir terhadapnya maka jatuhkanlah dia ke sungai (Nil). Dan janganlah kamu khawatir dan janganlah (pula) bersedih hati, karena sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya (salah seorang) dari para rasul.
(Al Qashash 7).
Contoh yang lain adalah kisah Nabi Yusuf, yang Allah beritakan hanya dalam Surat Yusuf, yang merupakan sebaik-baiknya kisah (Ahsanul Qasas), Nabi Yusuf sangat disayang oleh ayahnya (Nabi Yakub) dan beliau dibenci saudara-saudaranya hingga dibuang ke sumur, ditemukan oleh kabilah dan dijadikan budak, selanjutnya menjadi pelayan diistana kemudian dimasukkan kedalam penjara karena ketampanannya dan menolak ajakan majikannya untuk berzina dan difitnah menggoda wanita-wanita.
Didalam penjara Nabi Yusuf bersama dengan 2 orang yang bekerja pada Raja, Nabi Yusuf menafsirkan mimpi yang dialami keduanya, hingga salah satunya dibebaskan dari penjara sesuai dengan tafsir mimpi yang diberikan Nabi Yusuf, 9 tahun kemudian pegawai raja kembali ingat mengenai Nabi Yusuf pada saat Raja bermimpi mengenai 7 ekor sapi gemuk yang dimakan 7 ekor sapi kurus dan padang gandum yang hijau serta padang gandum yang kering, Nabi Yusuf dapat mentafsirkan mimpi tersebut hingga akhirnya Nabi Yusus diangkat menjadi Menteri dan kembali berkumpul dengan ayahnya.
Begitu juga apa yang Allah beritakan dalam Al Qur'an mengenai kisah Nabi Khadir yang membunuh seorang anak kecil yang dikabarkan dalam surat Al Kahfi, bahwasanya Allah ingin menyelamatkan orang tua yang muslim dan menjadikan anak kecil tersebut masuk surga, karena apabila anak tersebut tumbuh hingga besar akan menyebabkan orangtuanya menjadi kafir, Dalilnya :
فَٱنطَلَقَا حَتَّىٰٓ إِذَا لَقِيَا غُلَٰمًا فَقَتَلَهُۥ قَالَ أَقَتَلْتَ نَفْسًا زَكِيَّةًۢ بِغَيْرِ نَفْسٍ لَّقَدْ جِئْتَ شَيْـًٔا نُّكْرًا
Maka berjalanlah keduanya; hingga tatkala keduanya berjumpa dengan seorang anak, maka Khidhr membunuhnya. Musa berkata: “Mengapa kamu membunuh jiwa yang bersih, bukan karena dia membunuh orang lain? Sesungguhnya kamu telah melakukan suatu yang mungkar” (Al Kahfi 74).
وَأَمَّا ٱلْغُلَٰمُ فَكَانَ أَبَوَاهُ مُؤْمِنَيْنِ فَخَشِينَآ أَن يُرْهِقَهُمَا طُغْيَٰنًا وَكُفْرًا
Dan adapun anak muda itu, maka keduanya adalah orang-orang mukmin, dan kami khawatir bahwa dia akan mendorong kedua orang tuanya itu kepada kesesatan dan kekafiran (Al Kahfi 80).
فَأَرَدْنَآ أَن يُبْدِلَهُمَا رَبُّهُمَا خَيْرًا مِّنْهُ زَكَوٰةً وَأَقْرَبَ رُحْمًا
Dan kami menghendaki, supaya Tuhan mereka mengganti bagi mereka dengan anak lain yang lebih baik kesuciannya dari anaknya itu dan lebih dalam kasih sayangnya (kepada ibu bapaknya)
(Al Kahfi 81).
Berikutnya kisah Ummu Salamah, yang ditinggal meninggal oleh suaminya hingga dapat menjadi istri Rasulullah, beliau menghadapi musibah meninggalnya suami yang dicintai dan berdoa
إنا لله وإنا إليه راجعون اللهم أجرني في مصيبتي واخلف لي خيرا منها
“Sesungguhnya kami adalah milik Allah, dan sungguh hanya kepada-Nya kami akan kembali. Ya Allah, karuniakanlah padaku pahala dalam musibah yang menimpaku dan berilah aku ganti yang lebih baik daripadanya.” (HR: Muslim).
Meskipun ujian yang dialami berat, namun beliau tidak akan menjadi istri Nabi tanpa terlebih dahulu kehilangan suami yang dicintai.
Barakallahu fiikum.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
No comments:
Post a Comment