Wahyu
Wahyu secara bahasa berarti pemberitaan yang cepat dan samar. Contoh dalam Al-Quran misalnya:
Allah mewahyukan Ibu Musa untuk menyusui, Allah mewahyukan lebah untuk membuat sarang, Nabi Zakaria mewahyukan kepada kaumnya dengan Isyarat, Syaithon mewahyukan kepada wali-walinya.
Sedangkan wahyu secara syariat adalah pemberitahuan Allah kepada para Nabi-Nya dengan apa yang ingin Allah sampaikan kepada mereka baik berupa syariat atau kitab, baik dengan perantara atau tidak dengan perantara. Dan wahyu ini merupakan kekhususan para nabi. Alloh berfirman dalam Surat An-Nisa:163
إِنَّآ أَوۡحَيۡنَآ إِلَيۡكَ كَمَآ أَوۡحَيۡنَآ إِلَىٰ نُوحٍ۬ وَٱلنَّبِيِّـۧنَ مِنۢ بَعۡدِهِۦۚ وَأَوۡحَيۡنَآ إِلَىٰٓ إِبۡرَٲهِيمَ وَإِسۡمَـٰعِيلَ وَإِسۡحَـٰقَ وَيَعۡقُوبَ وَٱلۡأَسۡبَاطِ وَعِيسَىٰ وَأَيُّوبَ وَيُونُسَ وَهَـٰرُونَ وَسُلَيۡمَـٰنَۚ وَءَاتَيۡنَا دَاوُ ۥدَ زَبُورً۬ا
Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami telah memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Isma'il, Ishak, Ya'qub dan anak cucunya, 'Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan Kami berikan Zabur kepada Daud.
Ada 3 cara Allah menyampaikan wahyu kepada para Nabi.
Pertama, Allah langsung mewahyukan ke hati yang diwahyukan.
Sesungguhnya Ruhul Quds (Malaikat Jibril) meniupkan ke dalam kalbuku :
Tidak akan ada jiwa yang mati sampai Allah Azza wa Jalla menyempurnakan rizkinya. Maka hendaklah kalian bertakwa kepada Allah, dan carilah rizki dengan cara yang baik. Janganlah keterlambatan rizki membuat salah seorang di antara kalian mencarinya dengan cara bermaksiat kepada Allah. Sesungguhnya apa yang di sisi Allah Azza wa Jalla tidak akan bisa diraih, kecuali dengan mentaatiNya (HR Abu Nu’aim dalam Hilyatul Aulia dishahihkan oleh Syaikh Albani).
Kedua, Allah bicara langsung dengan Nabi dibalik hijab seperti saat bicara dengan Musa. Allah berfirman dalam Surat An-Nisa:164
وَكَلَّمَ اللَّهُ مُوسَىٰ تَكْلِيمًا
Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung
Ketiga, datang perantaraan malaikat sebagaimana turunnya malaikat Jibril. Allah berfirman dalam Surat Asy-Syura:51
وَمَا كَانَ لِبَشَرٍ أَنْ يُكَلِّمَهُ اللَّهُ إِلَّا وَحْيًا أَوْ مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ أَوْ يُرْسِلَ رَسُولًا فَيُوحِيَ بِإِذْنِهِ مَا يَشَاءُ ۚ إِنَّهُ عَلِيٌّ حَكِيمٌ
Dan tidak mungkin bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkata-kata dengan dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau dibelakang tabir atau dengan mengutus seorang utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apa yang Dia kehendaki, Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana.
Jibril datang membawa wahyu (Hadist Mutafaqun Alaih) dengan tiga cara :
- Dengan wujud asli
- Seperti kerincingan lonceng dan ini adalah cara yang paling berat.
- Datang berwujud seperti manusia, sebagai laki-laki dan berbicara.
No comments:
Post a Comment