Tuesday, March 6, 2018

Catatan HSI - Belajar Tauhid - Si1.H12




Termasuk Syirik Besar Berdoa Kepada Selain Allah

Berdoa kepada Allah adalah seseorang menghadap Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan maksud supaya Allah mewujudkan keinginannya baik dengan meminta atau dengan merendahkan  diri, mengharap dan takut kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, berdoa dengan makna diatas adalah ibadah, berkata An Nu’man Ibnu Basyirin  Radhiallahu Anhu “aku mendengar Nabi Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda “doa adalah ibadah kemudian beliau Shalallahu Alaihi Wassalam membaca ayat : dan Rabb kalian telah berkata berdoalah kalian kepadaku niscaya aku akan mengabulkan kalian, sesungguhnya orang-orang yang sombong dari beribadah kepadaku mereka akan masuk kedalam neraka jahannam dalam keadaan terhina (surat Ghafir ayat yang ke 60)” dan hadist ini diriwayatkan oleh Abu Dawud, At Tirmidzi & Ibnu Majah dan disyahihkan oleh Syekh Al Albany Rahimahullah. Dan makna beribadah kepadaku pada ayat ini adalah berdoa kepadaku, apabila doa adalah ibadah yang merupakan hak Allah Subhanahu wa Ta'ala semata, maka berdoa kepada selain Allah dengan merendahkan diri dihadapannya, mengharap dan juga takut kepadanya sebagaimana ketika dia mengharap dan takut kepada Allah adalah termasuk syirik besar, termasuk jenis doa adalah istighosah yaitu meminta dilepaskan dari kesusahan, istiadzah meminta perlindungan, dan istianah meminta pertolongan

Apabila didalamnya ada perendahan diri, pengharapan dan takut maka ini adalah ibadah yang hanya boleh diserahkan pada Allah Subhanahu wa Ta'ala semata, namun perlu diketahui bahwasanya boleh seorang beristighosah, istiadzah, dan istianah meminta kepada mahluk dengan 4 syarat berikut :
      1. Mahluk tersebut masih hidup.
      2. Dia berada didepan kita atau bisa mendengar ucapan kita.
      3. Dia mampu sebagai mahluk untuk melakukannya.
      4. Mahluk tersebut diyakini hanya sebagai sebab, sehingga tidak boleh bertawakal kepada sebab tersebut akan tetapi bertawakal kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.yang menciptakan sebab tersebut.
Orang yang beristighosah, beristiadzah, dan beristianah kepada orang yang sudah mati atau kepada orang yang masih hidup akan tetapi tidak berada dihadapan kita atau tidak mendengar ucapan kita atau meminta kepada mahluk perkara yang tidak mungkin bisa melakukannya kecuali Allah maka ini termasuk syirik besar.

Monday, March 5, 2018

Catatan HSI - Belajar Tauhid - Si1.H11




Ar-Ruqyah (Jampi-Jampi)


Ar-Ruqyah adalah bacaan yang dibacakan kepada orang yang sakit supaya sembuh, bacaan ini diperbolehkan selama tidak ada kesyirikannya, diriwayatkan dari Auf Bin Malik Radhiallahu Anhu beliau berkata “Kami dahulu meruqyah dijaman jahiliah, maka kami bertanya pada Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam, yaa Rasulullah apa pendapatmu tentang ruqyah ini ? Rasulullahu Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda “Perlihatkanlah kepadaku ruqyah-ruqyah kalian, sesungguhya ruqyah tidak mengapa selama tidak ada kesyirikan” hadist riwayat Muslim. 

Ruqyah yang tidak ada kesyirikan adalah seperti ruqyah dari ayat-ayat Al-Quran dari doa-doa yang diajarkan Nabi Shalallahu Alaihi Wassalam, dan ini lebih utama atau dengan doa-doa yang lain yang diketahui kebenaran maknanya baik dengan bahasa arab maupun dengan selain bahasa arab, kemudian hendaknya orang yang meruqyah ataupun yang diruqyah meyakini bahwasannya ruqyah hanyalah sebab semata tidak berpengaruh dengan sendirinya, dan tidak boleh seseorang bertawakal kepada sebab tersebut. Seorang muslim mengambil sebab dan bertawakal kepada dzat yang menciptakan sebab tersebut yaitu Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Ruqyah yang mengandung kesyirikan adalah jampi-jampi atau bacaan yang mengandung permohonan kepada selain Allah Subhanahu wa Ta'ala, baik kepada jin, wali atau selainnya biasanya disebutkan disitu nama-nama mereka, tidak jarang jampi-jampi seperti ini dicampur dengan ayat-ayat Al Quran atau dengan nama-nama Allah Subhanahu wa Ta'ala atau dengan kalimat yang berasal dari bahasa arab dengan tujuan untuk mengelabui orang orang yang jahil dan tidak tahu, ruqyah yang mengandung kesyirikan.

Telah dijelaskan oleh Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam didalam sabda beliau “sesungguhnya jampi-jampi, jimat-jimat dan pelet adalah syirik” hadist riwayat Abu Dawud dan Ibnu Majah dan dishahihkan oleh Syekh Al Albani Rahimahullah.

Friday, March 2, 2018

Catatan HSI - Belajar Tauhid - Si1.H10




Termasuk Syirik bernadzar untuk selain Allah


Bernadzar untuk Allah Subhanahu wa Ta'ala adalah seseorang mengatakan “wajib bagi saya melakukan ibadah ini dan itu untuk Allah Subhanahu wa Ta'ala, atau dengan mengatakan misalnya saya bernadzar untuk Allah bila terlaksana hajat saya.

Bernadzar adalah ibadah dan sebuah bentuk pengagungan, karenanya bernadzar tidak diperkenankan kecuali untuk Allah Subhanahu wa Ta'ala semata, seperti orang yang bernadzar untuk berpuasa satu hari bila lulus ujian, atau bernadzar untuk Allah akan mengadakan umrah bila sembuh dari penyakitnya dan lain-lain, Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman “dan apa yang kalian infakkan dan yang kalian nadzarkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya dan tidak ada penolong bagi orang-orang yang dzalim” surat Al Baqarah ayat 270, didalam ayat ini Allah Subhanahu wa Ta'ala mengabarkan bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala mengetahui nadzar para hambanya dan akan membalas dengan balasan yang baik, ini menunjukkan bahwa nadzar adalah ibadah yang seorang muslim akan diberikan pahala atas nadzar
tersebut.

Menunaikan nadzar apabila dalam ketaatan hukumnya adalah wajib berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala “dan supaya mereka menyempurnakan nadzar-nadzar mereka “ surat Al Hajj ayat ke 29, juga sabda Nabi Shalallahu Alaihi Wassalam “barangsiapa yang bernadzar untuk menaati Allah, maka hendaknya menaatinya, dan barangsiapa yang bernadzar untuk memaksiati Allah maka janganlah dia memaksiatinya” Hadist riwayat Al-Bukhari.

Bernadzar untuk selain Allah Subhanahu wa Ta'ala adalah termasuk syirik besar yang mengeluarkan seseorang dari islam, seperti seseorang bernadzar apabila sembuh dari penyakit maka akan menyembelih untuk wali fulan atau berpuasa untuk syekh fulan dan lain-lain.

Thursday, March 1, 2018

Catatan HSI - Belajar Tauhid - Si1.H09




Menyembelih Untuk Selain Allah Termasuk Syirik Besar 


Menyembelih termasuk ibadah yang agung didalam agama islam, didalamnya terdapat pengagungan terhadap Allah Subhanahu wa Ta'ala Rabb semesta alam, diantara wujud cinta terhadap Allah Subhanahu wa Ta'ala adalah dengan mengorbankan sebagian harta kita untuknya, seperti ibadah kurban dihari raya Iedul Adha, aqiqah dan hadiyu bagi sebagian jamaah haji.

Allah Subhanahu wa Ta'ala telah memerintahkan kita menyerahkan ibadah yang mulia ini hanya untuknya semata, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala “maka sholatlah dan meyembelihlah untuk tuhanmu” surat Al Kautsar ayat yang ke dua. 

Barangsiapa yang menyerahkan ibadah menyembelih ini untuk selain Allah dalam rangka mengagungkan dan mendekatkan diri kepada selain Allah, baik kepada Nabi, wali, jin atau selainnya maka dia telah terjatuh kedalam syirik besar yang mengeluarkan seseorang dari islam, membatalkan amalan dan terkena ancaman laknat dari Allah Subhanahu wa Ta'ala, hal ini sebagaimana sabda Nabi Shalallahu Alaihi Wassalam “Allah melaknat seseorang yang menyembelih untuk selain Allah” hadist riwayat Muslim.

Makna laknat adalah dijauhkan dari rahmatnya, oleh karenanya janganlah sekali-kali kita sebagai seorang muslim berkorban dan menyembelih untuk selain Allah sedikitpun, meskipun dengan seekor lalat dengan harapan untuk mendapatkan manfaat atau terhindar dari mudharat, sebagai seorang muslim kita harus yakin bahwa manfaat dan mudharat ditangan Allah Subhanahu wa Ta'ala semata dan hanya kepadanyalah seorang muslim bertawakal.

40 Hadist Seputar Keluarga Samawa (Bagian 3)

 ﷽ Ustadz Yusuf Abu Ubaidah As-Sidawi hafizahullohuta'ala Masjid Al-Aziz  Jl. Soekarno Hatta No. 662 Bandung Hadist 11 : Doa Orangtua Bu...