﷽
Ustadz Yusuf Abu Ubaidah As-Sidawi hafizahullohuta'ala
Masjid Al-Aziz Jl. Soekarno Hatta No. 662 Bandung
Hadist 11 : Doa Orangtua Buat Anaknya.
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم :
"ثَلَاثُ دَعَوَاتٍ يُسْتَجَابُ لَهُنَّ لَا شَكَّ فِيهِنَّ: دَعْوَةُ الْمَظْلُومِ، وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ، وَدَعْوَةُ الْوَالِدِ عَلَى وَلَدِهِ."
Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata : Rasulullah ﷺ bersabda :
"Tiga doa yang akan dikabulkan tanpa keraguan di dalamnya: doa orang yang terzalimi, doa seorang musafir, dan doa orang tua untuk anaknya."
(HR. Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah)
Hadist ini memberikan faidah :
1. Pentingnya doa bagi rumah tangga, dan salah satu kunci kebahagiaan rumah tangga adalah doa.
Ucapan Ibnu Taimiyah :
الدُّعَاءُ مِفْتَاحُ كُلِّ خَيْرٍ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ.
"Doa adalah kunci segala kebaikan di dunia dan akhirat."
2. Allah mengabulkan doa dan memerintahkan kita untuk berdoa. Dalil Al Qur'an :
وَقَالَ رَبُّكُمُ ٱدْعُونِىٓ أَسْتَجِبْ لَكُمْۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِى سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
"Dan Tuhanmu berfirman: 'Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.'"(QS. Ghafir: 60).
3. Orang shaleh terdahulu juga berdoa meminta hal ini
وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
Dan orang-orang yang berkata: 'Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyejuk hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.'(Surat Al-Furqan: 74)
Dalam hadist ini ada 3 golongan yang tidak ditolak doanya :
1) Doa orang terdzalimi.
اِتَّقِ دَعْوَةَ الْمَظْلُومِ، فَإِنَّهُ لَيْسَ بَيْنَهَا وَبَيْنَ اللَّهِ حِجَابٌ
"Takutlah kalian terhadap doa orang yang terzalimi, karena tidak ada penghalang antara doa tersebut dengan Allah." (HR. Bukhari, no. 1496; Muslim, no. 19).
2) Doa orang musafir.
3) Doa orangtua untuk anak.
Keluarga adalah investasi yang paling berharga, dan hendaknya sering mendoakan pasangan kita, anak kita, keluarga kita dan orangtua kita. Jangan pernah mendoakan keburukan pada anak-anak kita, yang dapat merubah anak kita adalah Allah. Karena hanya Allah yang fapat memberikan hidayah
إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ ۚ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
"Sesungguhnya engkau (Muhammad) tidak dapat memberi petunjuk kepada orang yang engkau kasihi, tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki, dan Dia lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk."(QS. Al Qasas 56).
Hadist 12 : Anjuran Memperbanyak Keturunan
تَزَوَّجُوا الودودَ الوَلودَ، فإِنِّي مُكَاثِرٌ بِكُمُ الْأُمَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Menikahlah dengan wanita yang penyayang lagi subur, karena sesungguhnya aku akan berbangga dengan banyaknya umatku pada hari kiamat.
(HR. Ibnu Majah, no. 1405; Shahih menurut Al-Albani).
Fadillah dari hadist ini :
1) Anjuran menikah. Diantara tujuan syariat menikah adalah :
- Menyalurkan syahwat, menjadi wajib apabila ketika ditunda dapat menyebabkan mudharat.
- Memperoleh keturunan, karena anak investasi dunia akhirat.
- mendapatkan kebahagiaan dan ketenangan.
2) Anjuran memperbanyak keturunan.
3) Anjuran menikahi wanita yang penyayang & subur (juga kriteria lain yaitu akidahnya baik dan ahlaknya baik). Apabila wanita yang dinikahi adalah janda maka dapat dibuktikan dengan anak dari suami sebelumnya, namun apabila gadis maka dengan melihat dari ibunya atau keluarganya.
4) Larangan KB yang permanen, kecuali terdapat hal yang bersifat darurat, contohnya apabila dapat mengancam nyawa sang ibu apabila mengandung lagi.
كُنَّا نَعْزِلُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَبَلَغَ ذَلِكَ النَّبِيَّ فَلَمْ يَنْهَنَا
Kami melakukan azl pada masa Rasulullah ﷺ, dan hal itu sampai kepada beliau, namun beliau tidak melarang kami. (HR. Muslim, no. 1440).
Hadist 13 : Keluarga Adalah Tanggung Jawab Bersama.
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم :
"كلكم راعٍ وكلكم مسؤولٌ عن رعيته، الإمام راعٍ ومسؤولٌ عن رعيته، والرجل راعٍ في أهله ومسؤولٌ عن رعيته، والمرأة راعيةٌ في بيت زوجها ومسؤولةٌ عن رعيتها، والخادم راعٍ في مال سيده ومسؤولٌ عن رعيته، فكلُّكم راعٍ وكلكم مسؤولٌ عن رعيته."
Rasulullah SAW bersabda: "Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban mengenai kepemimpinannya. Penguasa adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban mengenai rakyatnya. Seorang suami adalah pemimpin dalam keluarganya dan akan dimintai pertanggungjawaban mengenai keluarganya. Seorang istri adalah pemimpin dalam rumah tangganya dan akan dimintai pertanggungjawaban mengenai rumah tangganya. Seorang budak adalah pemimpin dalam harta tuannya dan akan dimintai pertanggungjawaban mengenai harta tuannya. Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban mengenai kepemimpinannya." (Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim)
Dalam hadist ini masing-masing kita adalah pemimpin yang akan dimintai pertanggung jawabannya, dan kepemimpinan itu bertingkat-tingkat, kepemimpinan ada yang luas dan ada yang kecil, maka hendaknya setiap kita meniatkan untuk ibadah dan fokus pada tanggung jawab kita, terlepas dari yang lain menjalankan tugasnya ataupun tidak (tidak menunggu timbal balik). Contohnya adalah istri fir'aun yaitu Asiyah yang menjalankan kewajiban sebagai seorang istri, begitu juga Nabi Nuh dan Nabi Luth yang tetap menjalankan tugasnya sebagai seorang suami meskipun istrinya kafir dan tidak menjalankan kewajibannya sebagai istri. Kelak kita akan diminta pertanggung jawaban atas kewajiban masing-masing.
وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَىٰ
"Dan tidaklah seorang yang berdosa memikul dosa orang lain." (Al-Isra' 17:15)
Diantara kewajiban Suami :
1) Menafkahi keluarganya, dengan nafkah yang halal
2) Melindungi anak dan istrinya, terutama dari api neraka.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوْا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيْكُمْ نَارًا وَقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُوْنَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang keras lagi garang, yang tidak mendurhakai Allah atas apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka, dan selalu melaksanakan apa yang diperintahkan.(At-Tahrim 6)
3) Berahlak baik pada keluarga.
Diantara kewajiban Istri :
1) Menunaikan hak suami atas dirinya.
2) Menyenangkan suami.
3) Bersyukur atas kebaikan suaminya.
Hadist 14 : Memilih Nama Terbaik Untuk Anak.
عَنْ مُسَيْبِ بْنِ حَزْنٍ قَالَ: "إِنَّ أَبِي حَزْنًا رَجَعَ إِلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ: مَا اسْمُكَ؟ فَقَالَ: حَزْنٌ، فَقَالَ: "أَنْتَ سَهْلٌ". فَقَالَ : "لَا أُحِبُّ أَنْ أُغَيِّرَ اسْمَ أَبِي". فَقَالَ إِبْنُ مُسَيْبٍ: "فَفَجَعَتْنَا الْمُصِيبَةُ بَعْدَ ذَٰلِكَ".
Dari Musayyib bin Hazn, ia berkata: "Ayahku datang kepada Nabi صلى الله عليه وسلم, lalu Nabi bertanya kepadanya: 'Siapa namamu?' Ia menjawab: 'Hazn (kesedihan)'. Kemudian Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda: 'Engkau adalah Sahl (kemudahan)'. Ayahku menjawab: 'Saya tidak akan mengubah nama pemberian ayahku'. Ibnul Musayyib berkata: 'Oleh karenanya, kesedihan selalu menyelimuti kami setelah itu'."
Hadist ini menunjukkan pentingnya memilih nama dengan makna yang baik, karena nama adalah bentuk dari doa.
Diantara contoh nama yang baik :
1) Disandarkan kepada nama-nama Allah.
2) Nama-nama para Nabi.
3) Nama-nama para Sahabat.
Hadist ini juga menunjukkan anjuran untuk mengubah nama-nama yang memiliki makna yang buruk, atau nama orang kafir dan simbol kekufuran.
Hadist 15 : Sebaik Baik Istri
أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "خَيْرُ النِّسَاءِ الَّتِي تَسُرُّك إِذَا نَظَرْتَ إِلَيْهَا، وَتُطِيعُك إِذَا أَمَرْتَهَا، وَتَحْفَظُكَ فِي نَفْسِهَا وَمَالِكَ."
Dari Abu Hurairah, ia berkata: "Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda: 'Istri yang terbaik adalah yang menyenankanmu ketika kamu melihatnya, yang taat kepadamu ketika kamu memerintahkannya, dan yang menjaga kehormatan dirinya serta harta suaminya.'"
Kriteria istri sholehah (sholehah : baik dalam agamanya & baik dengan sesama manusia) :
1) Taat kepada suaminya, selama perintah suami tidak melanggar syariat. Perintah suami terbagi menjadi 3 :
- Perintah sesuai dengan perintah Allah dan Rasulnya.
- Perintah bertentangan dengan perintah Allah dan Rasulnya.
- Perintah yang tidak ada dalam syariat namun juga tidak dilarang syariat.
Ketaatan istri pada suami adalah faktor utama masuk surga
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
"إِذَا صَلَّتِ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا، وَصَامَتْ شَهْرَهَا، وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا، وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا، قِيلَ لَهَا: ادْخُلِي الْجَنَّةَ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ."
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata : Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
"Apabila seorang wanita mendirikan shalat lima waktunya, berpuasa pada bulan (Ramadhan), menjaga kemaluannya, dan taat kepada suaminya, maka akan dikatakan kepadanya: 'Masuklah ke dalam surga dari pintu mana saja yang engkau kehendaki.'"
2) Menyenangkan tatkala suami memandang, maksudnya :
- Berdandan untuk suaminya.
- Ramah dan tersenyum menyambut suami.
3) Menjaga kehormatannya, terutama ketika ditinggal pergi suaminya.
فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللَّهُ
Maka wanita-wanita yang saleh adalah mereka yang taat dan menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada, karena Allah telah menjaga (mereka).(QS An Nisa 34)
4) Pandai mengatur keuangan, yakni tidak boros dan tidak pelit.
وَالَّذِينَ إِذَا أَنفَقُوا لَمْ يُسْرِفُوا وَلَمْ يَقْتُرُوا وَكَانَ بَيْنَ ذَٰلِكَ قَوَامًا
Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.(QS Al Furqan 67)
Barakallahu fikum
Jazakumullahu khair
Wednesday, December 18, 2024
40 Hadist Seputar Keluarga Samawa (Bagian 3)
Saturday, December 7, 2024
Daurah Kitab Ushul Sunnah - Imam Al Humaidi
﷽
Kitab Ushul Sunnah, Imam Abu Bakar Al Humaidi Rahimahullah.
Ustadz Abdullah Roy hafizahullohuta'ala.
Masjid Al Aziz
Soekarno - Hatta
Menuntut ilmu agama adalah sebuah kewajiban bagi setiap muslim dan muslimah.
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
"Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap Muslim."
Dan yang paling penting adalah ilmu akidah yang dengannya dengan keyakinannya dia beragama dan mengikat hatinya, dan akidah yang bermanfaat adalah akidah yang shahihah, dan akidah yang shahih adalah yang ada pada Al-Qur'an dan sunnah Rasulullah.
Imam Al-Humaidi adalah diantara penulis kitab akidah yang meninggal pada tahun 209 hijriah, yang merupakan imam ahlu Sunnah, dan diantara guru beliau adalah Fudhail bin Iyadh dan Sufyan bin Uyainah, dan diantara gurunya adalah Waqi bin Jarrah dan diantara muridnya adalah Imam Al Bukhari. Dan dikarenakan kedudukannya yang tinggi maka Imam al Bukhari disebutkan sebagai syaikh yang disebutkan pertama kali yaitu hadist Umar bin Khattab :
إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى.
"Sesungguhnya setiap amal tergantung pada niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan."
As Sunnah yang dimaksud disini adalah Al Aqidah, banyak para ulama menggunakan kalimat Sunnah yang menjelaskan masalah aqidah, diantaranya Imam Al Muzani dengan Syarhu Sunnah.
Kitab ini membahas permasalahan yang mencakup pokok-pokok aqidah, yang barangsiapa memiliki hal tersebut maka akan terhindar dari aqidah-aqidah yang sesat.
Diantara yang beliau bahas dalam kitab ini adalah :
1. Aqidah ahlu sunnah dalam beriman dengan takdir.
Aqidah menurut kami adalah seseorang beriman dengan takdir yang baik dan yang buruk, baik yang manis maupun yang pahit
Surah Al-Qamar (54:49) :
"إِنَّا كُلَّ شَيْءٍ خَلَقْنَاهُ بِقَدَرٍ"
"Sesungguhnya, Kami telah menciptakan segala sesuatu dengan takdir."
Tidak beriman seseorang hingga meyakini 4 tingkatan keimanan :
1) Beriman bahwa Allah maha mengetahui segala sesuatu, sebelum terjadinya, sebelum adanya musibah, sebelum turunnya rezeki.
Surah Al-Baqarah (2:233) :
"وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا"
"Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana."
2) Beriman bahwa Allah telah menulis segala sesuatu sebelum terjadinya.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: "إِنَّ اللَّهَ كَتَبَ مقاديرَ الخَلَائِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بخَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ".
Dari Abu Hurairah r.a., bahwa Rasulullah SAW bersabda: 'Sesungguhnya Allah telah menuliskan takdir semua makhluk 50.000 tahun sebelum Dia menciptakan langit dan bumi.'
3) Beriman bahwa Allah yang menghendaki segala sesuatu.
Surah Al-Insan (Surah 76), ayat 30:
وَمَا تَشَاءُونَ إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ
"Dan kamu tidak dapat menginginkan sesuatu, kecuali jika Allah menghendakinya, Tuhan semesta alam."
4) Beriman bahwa Allah yang menciptakan segala sesuatu.
Surah Al-Baqarah (Surah 2), Ayat 117:
بَدِيعُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۖ وَإِذَا قَضَى أَمْرًۭا فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُ كُن فَيَكُونُ
"Dialah Pencipta langit dan bumi; dan jika Dia telah menentukan suatu perkara, Dia hanya berkata kepadanya: 'Jadilah!' Maka terjadilah."
Aqidah ahlu sunnah wal jamaah adalah beriman dengan takdir, yang baik maupun yang buruk. Apa yang sudah ditulis dilauhul mahfudz pasti akan menimpanya.
Sekte Qodariyah yang ekstrim mengatakan bahwa Allah tidak mengetahui segala sesuatu kecuali setelah terjadi, yang dibawah itu mengatakan bahwa Allah tidak menciptakan perbuatan manusia.
Fadhillah mengimani takdir :
1) Seseorang akan tenang dalam kehidupannya, karena mengetahui bahwa rezekinya telah diatur oleh Allah.
2) Menjadikan seseorang bersabar karena dia yakin bahwa musibah terjadi dengan kehendak Allah, dan Allah tidak menzalimi manusia.
3) Bersyukur ketika mendapatkan kenikmatan, karena tidaklah sampai kepadanya kenikmatan kecuali datangnya dari Allah.
4) Memiliki tawakal yang kuat pada Allah, dan tidak yakut pada mahluk, karena seluruh mahluk berada dibawah kekuasaan Allah.
2. Aqidah ahlu sunnah dalam masalah iman.
Bahwasannya Iman adalah ucapan dan perbuatan, ini adalah Aqidah ahlu Sunnah. Iman itu a) Diyakini dalam hati, b) Diucapkan dengan lisan dan c) Dilakukan dengan perbuatan.
Ucapan lisan (ucapan) diatas yang dimaksud :
Ucapan hati : Pembenaran keyakinan.
Ucapan lisan : Ucapan dua kalimat syahadat.
Amalan (perbuatan) diatas yang dimaksud :
Amalan hati : Rasa cinta, takut, harap dan tawakal pada Allah.
Amalan lisan : Amalan yang tidak dapat diamalkan kecuali dengan lisan.
Amalan Anggota badan : Seperti sholat dan lain lain.
Sekte Murjiah meyakini Amal bukan termasuk iman, yang paling ekstrim bahwasannya iman cukup dengan mengenal sang pencipta dan tidak diharuskan menjalankan syariat. Ada pula yang mengatakan iman cukup dengan lisan, adapula yang menggabungkan keduanya. Murjiah dari kata irja (mengakhirkan/ mengesampingkan) karena menurut mereka amalan tidaklah termasuk dalam keimanan.
Hadist Rasulullah bahwasannya amalan termasuk bagian dari iman.
"الإيمان بضع وستون شعبة، أفضلها قول لا إله إلا الله، وأدناها إماطة الأذى عن الطريق، والحياء شعبة من الإيمان."
"Iman itu ada enam puluh lebih cabang. Yang paling utama adalah mengucapkan ‘Tidak ada Tuhan selain Allah’, dan yang paling rendah adalah menghilangkan gangguan dari jalan. Rasa malu juga merupakan cabang dari iman."
Fadhillah meyakini amalan bagian dari iman :
1) Memperbanyak amalan.
2) Menghindari perbuatan atau amalan yang buruk.
Ahlu sunnah wal jamaah meyakini bahwa iman bertambah dan berkurang, berdasarkan dalil :
"إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّـهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إيمَانًا ۖ وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ."
"Sesungguhnya, orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah, bergetarlah hati mereka; dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambah iman mereka, dan kepada Tuhan mereka mereka bertawakkal." (QS. Al-Anfal: 2)
Al khawarij meyakini bahwa iman hanya satu, sehingga pelaku dosa besar keluar dari islam.
Diantara urutan dosa - dosa yang dapat mempengaruhi iman :
- Syirik.
- Bidah.
- Dosa besar.
- Dosa kecil.
Fadhillah :
Iman adalah modal mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat, sehingga seseorang berusaha memperbanyak amalan untuk menambah keimanan.
Niat mempengaruhi diterima atau tidaknya sebuah amalan.
عَنْ أُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ الله ﷺ:
"إنما الأعمال بالنيات، وإنما لكل امرئ ما نوى. فمن كانت هجرته إلى الله ورسوله، فهجرته إلى الله ورسوله، ومن كانت هجرته لدنيا يصيبها، أو امرأة ينكحها، فهجرته إلى ما هاجر إليه."
Dari Umar bin Khattab ra. berkata: Rasulullah ﷺ bersabda, "Sesungguhnya amalan itu tergantung pada niatnya, dan sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan balasan sesuai dengan niatnya. Barangsiapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan barangsiapa hijrahnya karena dunia yang ingin diperolehnya atau karena wanita yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya kepada apa yang dia hijrahkan."
Seseorang beramal dan berucap dengan niat yang baik, namun tidak sesuai dengan Sunnah maka tidak akan bermanfaat. Ini menunjukkan keharusan kita mempelajari tata cara kita dalam beragama dan beramal yang sesuai dengan Sunnah Rasulullah.
3. Aqidah ahlu sunnah tentang masalah para sahabat nabi.
Mereka mendoakan dengan rahmat para sahabat nabi, maka tidak dianggap beriman seseorang yang mencela maupun merendahkan sahabat Rasulullah.
Sahabat Rasulullah adalah setiap orang yang bertemu dengan Rasulullah, beriman dengan Rasulullah dan meninggal diatas keimanan.
أفضل الناس قرني ثم الذين يلونهم ثم الذين يلونهم.
"Sebaik-baik manusia adalah generasiku, kemudian orang-orang yang mengikuti mereka, kemudian orang-orang yang mengikuti mereka."
Imam Al-Humaidi menjelaskan tentang kewajiban mendoakan para sahabat, maka barangsiapa mencela, menghinakan salah satu saja dari mereka maka sudah cukup mengeluarkan mereka dari Ahlu Sunnah wal Jamaah.
Surah At-Taubah, Ayat 100 :
وَٱلَّذِينَ سَبَقُوهُمْ إِلَى ٱلْإِيمَـانِ مِن قَبْلُ ۚ أُو۟لَـٰئِكَ هُمُ ٱلصَّـٰدِقُونَ
"Dan orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari kalangan Muhajirin dan Ansar, dan (juga) orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah meridhai mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya. Itulah kemenangan yang besar."
Aliran Syi'ah Rafidhah meyakini bahwa Abu Bakar dan Umar bin Khattab adalah kafir dan masuk kedalam neraka.
4. Aqidah ahlu sunnah tentang Al Qur'an kalamullah.
Al-Qur'an adalah firman Allah, Allah yang pertama kali mengucapkan, kemudian dibawa oleh malaikat Jibril dan disampaikan kepada Rasulullah, kemudian Rasulullah menyampaikan kepada para Sahabat dan ditulis dan dihapal oleh Sahabat.
At-Tawbah, Ayat 6 :
وَإِنْ أَحَدٌ مِّنَ ٱلْمُشْرِكَينَ ٱستَجَارَكَ فَأَجِرْهُ حَتَّىٰ يَسْمَعَ كَلَـٰمَ ٱللَّهِ ثُمَّ أَبْلِغْهُ مَأْمَنَهُ ۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ قَوْمٌ لَّا يَعْلَمُونَ
"Dan jika salah seorang dari orang-orang musyrik meminta perlindungan kepadamu, maka lindungilah dia agar ia mendengar Firman Allah, kemudian hantarkanlah ia ke tempat yang aman. Yang demikian itu adalah karena mereka adalah kaum yang tidak mengetahui."
Menunjukkan bahwa Al Qur'an adalah Kalamullah, ini adalah keyakinan ahlu sunnah wal jamaah, barangsiapa mengatakan Al Qur'an adalah mahluk maka dia adalah seorang Mubtadi / ahlu bidah.
Diantara sekte yang meyakini Al Qur'an adalah mahluk adalah sekte Jahmiyah dan sekte Mutazillah. Hal ini adalah perkara yang besar, diantara yang mengalami tekanan oleh penguasa yang terpengaruh paham tersebut adalah Imam Ahmad bin Hambal, pada saat itu beliau berpegang teguh pada sunnah tidak mau mengatakan Al Qur'an adalah mahluk, namun beliau tidak mau memberontak pada penguasa, karena menganggap penguasa terpengaruh syubhat ulama Mutazillah dan masih Islam.
Al Imam Al Bukhari bertemu lebih dari 1000 orang guru namun tidak ada satupun yang mengatakan bahwa Al Qur'an adalah mahluk.
النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قال:
"أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ مِن شَرِّ مَا خَلَقَ."
"Rasulullah SAW bersabda: 'Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan makhluk-Nya.'"
Hadist ini menunjukkan Rasulullah berlindung pada Kalimat Allah yang berarti Al Qur'an bukanlah mahluk, karena berlindung pada mahluk adalah sebuah kesyirikan dan tidak mungkin Rasulullah mengajarkan kesyirikan.
5. Aqidah ahlu sunnah dalam masalah ru'yatullah.
Iman adalah ucapan dan perbuatan, dapat bertambah dan berkurang, dan dengan sebab kesyirikan iman dapat berkurang hingga tidak tersisa.
Salah satu dari aqidah ahlu sunnah bahwa orang-orang beriman pada hari kiamat akan melihat wajah Allah, dalil juga menunjukkan bahwasanya orang beriman didalam surga (al husna) akan diberikan kenikmatan paling besar yaitu melihat wajah Allah (ziyadah).
Diriwayatkan oleh Abu Hurairah :
"إِنَّكُمْ سَتَرَوْنَ رَبَّكُمْ كَمَا تَرَوْنَ الْقَمَرَ لَيْلَةَ الْبَدْرِ، فَلَا تَضَامُّونَ فِي رُؤْيَتِهِ."
“Sesungguhnya kalian akan melihat Allah, seperti kalian melihat bulan purnama, dan tidak ada satu pun yang saling berdesak-desakan dalam melihat-Nya.” (Riwayat Bukhari dan Muslim)
"وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ نَّاعِمَةٌ، لِّرَبِّهَا نَاظِرَةٌ"
"Pada hari itu, wajah-wajah (orang-orang beriman) berseri-seri, kepada Rabb mereka melihat." (QS. Al-Ghashiyah: 8-9)
Perkara ini diingkari oleh sekte yang sesat diantaranya Mutazillah dan Syi'ah Rafidhah, menyelisihi dalil dan hadist Rasulullah.
Didunia ini Allah tidak menghendaki ada mahluk yang dapat melihat Allah, sehingga nabi Musa pun tidak dapat melihat Allah didunia ini, begitu pula Rasulullah saat miraj tidak dapat melihat Allah.
متن الحديث :
"هل رأيت ربك؟ فقال: رأيت نوراً."
"أتى رجل إلى النبي صلى الله عليه وسلم، فقال: يا رسول الله، هل رأيت ربك؟ قال: رأيت نوراً."
"Seorang lelaki datang kepada Nabi SAW dan bertanya : 'Wahai Rasulullah, apakah engkau melihat Rabbmu?' Nabi menjawab: 'Aku melihat cahaya.'"
6. Aqidah ahlu sunnah dalam masalah Tangan Allah.
Masalah penetapan sifat bagi Allah, yaitu diantaranya sifat tangan Allah.
متن الحديث :
"قَالَتِ الْيَهُودُ: يَدُ اللَّهِ مَغْلُولَةٌ، فَأَنزَلَ اللَّهُ : قُلَتْ أَيْدٍهِمْ مَغْلُولَةٌ بَلْ يَدَاهُ مَبْسُوطَتَانِ يُنفِقُ كَيْفَ يَشَاءُ."
"Orang-orang Yahudi berkata: 'Tangan Allah terbelenggu.' Maka Allah menurunkan ayat: 'Katakanlah, 'Tangan-tangan mereka yang terbelenggu, tetapi kedua tangan-Nya terbuka. Dia memberi nafkah dengan melimpah sesuai kehendak-Nya.'"(Hadist Imam Bukhari)
Allah membantah orang yahudi yang mensifati Allah bakhil, namun tidak membantah bahwa Allah memiliki sifat tangan, kata Al Yad dalam bahasa arab dikenal dengan makna tangan, dan tangan Allah tidaklah sama dengan tangan mahluk, sifat tangan Allah adalah sesuai dengan keagungan Allah dan tidak ada yang serupa dengan Allah.
Surah Ash-Shura, ayat 11 :
ٱلَّذِي خَلَقَ ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ ۗ أَنتُمۡ أَحَدٌۭ مِّن خَلْقِهِۦ ۖ لَا كَمِثْلِهِۦ شَيۡءٌۭ ۖ وَهُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْبَصِيرُ
"Dia yang menciptakan langit dan bumi. Tiada sesuatu pun yang serupa dengan-Nya, dan Dia yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat."
Melakukan takwil terhadap sifat Allah dapat mengakibatkan beberapa pelanggaran :
1. Menyamakan Allah dengan mahluk, sedangkan tangan Allah tidaklah sama dengan tangan mahluk.
2. Takwil berakibat hilangnya makna asli dan menyelisihi dalil.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ :
كُلُّ يَدٍ اللَّهِ يَمِينٌ
"Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: 'Semua tangan Allah adalah tangan kanan.'"
Tidak boleh kita menambah sifat yang tidak ada dalam Al Qur'an dan hadits.
7. Aqidah ahlu sunnah dalam masalah Istiwa.
Allah beristiwa diatas arsy sebagaimana dalil Al Qur'an dan Hadist, dan tidak boleh kita serupakan dengan Istiwa mahluk.
Surah Al-A'raf (7): 54
إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ
"Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia beristiwa di atas Arsy."
Tidak ada para sahabat yang mendengar Istiwa Allah kemudian menanyakan bagaimananya ataupun mentakwilnya, karena para sahabat telah meyakini dan diajarkan bahwa Allah tidaklah serupa dengan mahluknya.
8. Aqidah ahlu sunnah dalam masalah Pelaku dosa besar.
Ahlu sunnah berpendapat para pelaku dosa besar tidaklah keluar dari islam selama meyakini 5 hal sesuai hadist.
عَنْ أَبِي عَبْدِ اللَّهِ مَالِكِ بْنِ أَنسٍ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "إِنَّ الإِسْلَامَ بُنِيَ عَلَى خَمْسٍ: شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ، وَإِقَامِ الصَّلَاةِ، وَإِتَاءِ الزَّكَاةِ، وَصَوْمِ رَمَضَانَ، وَحَجِّ الْبَيْتِ مَنْ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا."
"Dari Abu Abdullah Malik bin Anas, bahwa Rasulullah SAW bersabda: 'Sesungguhnya Islam dibangun di atas lima perkara:
1. Mengucapkan dua kalimat syahadat: "Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah."
2. Melaksanakan shalat.
3. Memberikan zakat.
4. Berpuasa di bulan Ramadan.
5. Menunaikan haji ke Baitullah bagi yang mampu.'" (HR. Bukhari dan Muslim)
Dosa-dosa besar adalah dosa yang Allah ancam dengan neraka contohnya : zina & riba, orang khawarij berkeyakinan pelaku dosa besar keluar dari islam, sedangkan ahlu sunnah meyakini pelaku dosa besar adalah "orang yang beriman dengan keimanannya dan orang yang fasik dengan dosanya", dan juga sebagai bantahan untuk orang murjiah yang meyakini pelaku dosa besar sempurna keimanannya.
Dalilnya QS. Al-Hujurat: 9 :
وَإِن طَائِفَتَانِ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ اقْتَتَلُوا فَأَصْلِحُوا بَيْنَهُمَا ۖ فَإِن بَغَتْ إِحْدَاهُمَا عَلَى الْأُخْرَىٰ فَقاتِلُوا الَّتِي تَبْغِي حَتَّى تَفِيئَ إِلَى أَمْرِ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ سَمِيعًا عَلِيمًا
"Dan jika ada dua golongan dari orang-orang mukmin berperang, maka damaikanlah di antara keduanya. Jika salah satu dari keduanya menganiaya yang lain, maka perangilah golongan yang menganiaya itu hingga ia kembali kepada perintah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."
Allah menyebutkan 2 golongan sebagai mukmin meskipun bertikai dengan berperang dan saling membunuh, membunuh seorang muslim adalah termasuk dosa besar.
9. Aqidah ahlu sunnah dalam masalah orang yang meninggalkan salah satu dari rukun islam.
عَنْ أَبِي عَبْدِ اللَّهِ مَالِكِ بْنِ أَنسٍ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "إِنَّ الإِسْلَامَ بُنِيَ عَلَى خَمْسٍ: شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ، وَإِقَامِ الصَّلَاةِ، وَإِتَاءِ الزَّكَاةِ، وَصَوْمِ رَمَضَانَ، وَحَجِّ الْبَيْتِ مَنْ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا."
"Dari Abu Abdullah Malik bin Anas, bahwa Rasulullah SAW bersabda: 'Sesungguhnya Islam dibangun di atas lima perkara:
1. Mengucapkan dua kalimat syahadat: "Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah."
2. Melaksanakan shalat.
3. Memberikan zakat.
4. Berpuasa di bulan Ramadan.
5. Menunaikan haji ke Baitullah bagi yang mampu.'" (HR. Bukhari dan Muslim)
Meninggalkan 2 kalimat syahadat sebagai rukun islam yang pertama maka statusnya jelas sebagai kafir, sedangkan para ulama berselisih pendapat dengan orang yang meninggalkan 4 perkara yang lain.
Perselisihan ulama dalam perkara orang yang meninggalakan salah satu dari 4 rukun islam setelah 2 kalimat syahadat :
Pendapat 1 ; Kekafiran orang yang meninggalkan salah satu dari 4 rukun islam.
Pendapat 2 ; Tidak kafir ketika meninggalkan salah satu dari 4 rukun islam yang penting dia menetapkan/meyakini tentang kewajibannya.
Pendapat 3 ; Tidak kafir kecuali apabila meninggalkan sholat.
Pendapat 4 ; Kafir apabila meninggalkan sholat dan zakat.
Pendapat 5 ; Kafir apabila meninggalkan sholat, meninggalkan zakat diiringi dengan memerangi penguasa dalam menegakkan syariat.
Menurut beliau orang yang meninggalkan syahadat, sholat dan puasa maka tidak usah didebat karena sudah jelas kekafirannya.
إِنَّ الصَّلَاةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَابًا مَّوْقُوتًا
"Sesungguhnya, shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya bagi orang-orang yang beriman." (QS. An-Nisa: 103)
Adapun zakat, kapan saja ditunaikan maka telah mencukupi walaupun seseorang berdosa karena menahan atau menangguhkan waktunya.
Adapun masalah haji, yang seseorang telah wajib dan memiliki kemampuan, maka dia wajib segera melakukan, dan memiliki niat untuk melakukan, dan seandainya diakhirkan dia tidak berdosa, berbeda dengan zakat yang terkait dengan hak orang lain, haji adalah hubungan antara seseorang dengan Allah. Meskipun demikian seandainya seseorang meninggal dunia dalam keadaan belum berhaji padahal telah mampu berhaji maka ia akan menyesal dan akan meminta kepada Allah dikembalikan kedunia untuk dapat berhaji. Dan wajib bagi keluarga orang yang meninggal dan dalam keadaan mampu untuk menghajikan orang yang meninggal dalam keadaan mampu dan belum berhaji tersebut.
Barakallahu fikum wa Jazakumullahu khair.
Wednesday, November 27, 2024
40 Hadits Seputar Keluarga Samawa (Bagian 2)
﷽
Ustadz Yusuf Abu Ubaidah As-Sidawi hafizahullohuta'ala
Masjid Al-Aziz Jl. Soekarno Hatta No. 662 Bandung
https://m.youtube.com/watch?v=XD26UHtZOCE
5) Meminta pendapat wanita sebelum menikah.
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رضي الله عنه، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
الأَيِّمُ أَحَقُّ بِنَفْسِهَا مِنْ وَلِيِّهَا، وَالْبِكْرُ تُسْتَأْمَرُ فِي نَفْسِهَا، وَإِذْنُهَا صُمَاتُهَا.
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
Seorang janda lebih berhak atas dirinya daripada walinya, sedangkan seorang gadis dimintai izin tentang dirinya, dan izinnya adalah diamnya.
(HR. Muslim, no. 1421)
Faidah hadist ini adalah :
1. Bahwa menikahi wanita harus dengan keridhoannya, tidak boleh dinikahkan secara paksa.
2. Boleh menikah dengan seorang janda.
6) Anjuran meringankan beban pernikahan.
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، قَالَتْ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
إِنَّ أَعْظَمَ النِّسَاءِ بَرَكَةً أَيْسَرُهُنَّ صَدَاقًا
Dari Aisyah radhiyallahu 'anha, ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda :
Sesungguhnya wanita yang paling besar berkahnya adalah yang paling ringan maharnya.
(HR. Ahmad, Al-Hakim, dan Al-Baihaqi)
Faidah hadist ini adalah :
1. Permudahkah pernikahan, zaman ini adalah zaman fitnah sehingga mempersulit pernikahan akan menimbulkan mudharat, dan dapat menimbulkan dosa.
2. Anjuran meringankan mahar, dan ringannya mahar adalah keberkahan. Kaidah memilih mahar bahwa semua hal yang halal dan dapat diperjualbelikan maka sah dapat digunakan sebagai mahar.
3. Mempemudah mahar, memiliki faidah :
- Mengamalkan sunnah Rasulullah.
- Mempermudah pernikahan, dan diantara pendapat ulama menikah adalah salah satu kunci rizki.
- Menjadikan timbulnya kasih-sayang antara suami istri.
7) Menunaikan persyaratan dalam nikah.
إِنَّ أَحَقَّ الشُّرُوطِ أَنْ تُوفُوا بِهِ مَا اسْتَحْلَلْتُمْ بِهِ الْفُرُوجَ
“Sesungguhnya syarat yang paling berhak untuk kalian penuhi adalah yang membuat kalian menghalalkan hubungan (suami-istri).”
(HR. Bukhari no. 2721 dan Muslim no. 1418)
Hal ini karena akad nikah adalah hal yang sangat tinggi atau mulia. Persyaratan nikah terdapat 2 macam :
1. Persyaratan yang sahih : (1) Tidak bertentangan dengan syariat (2) Bertentangan dengan tujuan akad.
2. Persyaratan yang fasik : (1) bertentangan dengan syariat (2) Bertentangan dengan tujuan akad.
Faidah hadist ini :
1. Seorang muslim terikat dengan persyaratan/ perjanjiannya.
الْمُسْلِمُونَ عِنْدَ شُرُوطِهِمْ
"Kaum Muslimin terikat dengan persyaratan mereka." (HR. Abu Dawud no. 3594, Tirmidzi no. 1352, dan dishahihkan oleh Al-Albani)
8) Wali dan saksi dalam pernikahan.
لَا نِكَاحَ إِلَّا بِوَلِيٍّ وَشَاهِدَيْ عَدْلٍ
Tidak sah nikah kecuali dengan wali dan dua saksi yang adil.(HR. Al-Baihaqi dan Ad-Daruquthni)
Fadillah hadist ini :
Salah satu syarat pernikahan adalah ada wali dan 2 saksi yang terpercaya. Wali yang dimaksud disini adalah wali bagi perempuan, ini adalah pendapat jumhur ulama, kecuali Mazhab Imam Abu Hanifah.
Dan dianjurkan untuk mengumumkan pernikahan
إِذَا تَنَاكَحْتُمْ فَأَعْلِنُوا النِّكَاحَ
Apabila kalian menikah, maka umumkanlah pernikahan itu.(HR. Ahmad dan Hakim)
9) Mendoakan istri.
إِذَا تَزَوَّجَ أَحَدُكُمْ امْرَأَةً أَوِ اشْتَرَى خَادِمًا، فَلْيَأْخُذْ بِنَاصِيَتِهَا، وَلْيَدْعُ بِالْبَرَكَةِ، وَلْيَقُلْ: اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ خَيْرَهَا وَخَيْرَ مَا جَبَلْتَهَا عَلَيْهِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ مَا جَبَلْتَهَا عَلَيْهِ
Apabila salah seorang di antara kalian menikahi seorang wanita atau membeli seorang pembantu, maka hendaknya ia memegang ubun-ubunnya, lalu berdoalah memohon keberkahan, dan ucapkanlah: Ya Allah, aku memohon kepada-Mu kebaikannya dan kebaikan apa yang Engkau ciptakan padanya, dan aku berlindung kepada-Mu dari keburukannya dan keburukan apa yang Engkau ciptakan padanya."
(Hadis ini diriwayatkan oleh Abu Dawud no. 2130 dan Ibnu Majah no. 1918)
Fadilah hadist ini :
1) Hendaknya seorang suami / istri banyak berdoa untuk dirinya dan keluarganya.
2) Bergantung pada Allah dalam setiap urusan.
10) Doa keberkahan untuk kedua mempelai.
عن عبد الله بن مسعود رضي الله عنه قال:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:
"بارَكَ اللَّهُ لَكَ وَبَارَكَ عَلَيْكَ وَجَمَعَ بَيْنَكُمَا فِي خَيْرٍ"
Dari Abdullah bin Mas'ud radhiyallāhu 'anhu, ia berkata :
Rasulullah ﷺ bersabda :
Semoga Allah memberikan berkah kepadamu, semoga Allah memberikan berkah padamu, dan semoga Allah menyatukan kalian berdua dalam kebaikan.
(Hadis ini diriwayatkan oleh Tirmidzi no. 1081 dan Abu Dawud no. 2131).
Fadilah hadist ini :
1. Hendaknya mendoakan istri sesudah akan nikah.
2. Mendoakan keberkahan karena dalam kehidupan selalu ada saat susah maupun senang.
Barakallahu fikum.
Jazakumullahu khair.
Saturday, November 23, 2024
Ciri Qolbun Salim (1)
﷽
Ustadz Ahmad Bazher hafizahullohuta'ala.
Masjid Al Aziz
https://www.youtube.com/live/MA2uRq2HBDQ
Terdapat beberapa ciri dari Qalbun Salim :
1) Mencintai Allah.
Surah Asy-Syu’ara’: 88-89 :
يَوْمَ لَا يَنفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ. إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ
"Pada hari ketika harta dan anak-anak tidak lagi berguna, kecuali orang yang datang kepada Allah dengan hati yang bersih (qolbun salim)."
2) Mengikuti Rasulullah shalallahu alaihi wasallam dalam beragama.
Ali Imron 31 :
قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَٱتَّبِعُونِى يُحْبِبْكُمُ ٱللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْۗ وَٱللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
Katakanlah (Muhammad), “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintai dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Hadist :
عَنْ أَبِي نَجِيحٍ الْعِرْبَاضِ بْنِ سَارِيَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
«عَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ الْمَهْدِيِّينَ، تَمَسَّكُوا بِهَا، وَعَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ، وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الْأُمُورِ، فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ
Dari Al-'Irbadh bin Sariyah radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
“Wajib bagi kalian untuk mengikuti sunnahku dan sunnah Khulafaur Rasyidin yang diberi petunjuk. Berpegang teguhlah dengannya dan gigitlah ia dengan gigi geraham. Dan hati-hatilah kalian terhadap perkara-perkara yang diada-adakan (dalam agama), karena setiap perkara yang diada-adakan adalah bid'ah, dan setiap bid'ah adalah kesesatan.”
(HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi, dan dinilai sahih oleh Al-Albani).
Terdapat 5 perkara yang apabila selamat kita darinya maka akan mendapatkan qalbun salim :
- Selamat dari kesyirikan yang membatalkan tauhid.
- Selamat dari kebidahan yang menyelisihi sunnah.
- Selamat dari syahwat yang buruk yang menyelisihi syariat.
- Selamat dari kelalaian yang bertentangan dengan dzikir pada Allah.
- Selamat dari hawa nafsu yang menyelisihi ihlas dan ittiba pada nabi.
3) Benci kepada dosa dan maksiat.
Nabi mendefinisikan dosa dalam hadist :
الْإِثْمُ مَا حَاكَ فِي صَدْرِكَ وَكَرِهْتَ أَنْ يَطَّلِعَ عَلَيْهِ النَّاسُ
"Dosa adalah sesuatu yang menggelisahkan hatimu dan kamu tidak suka jika orang lain mengetahuinya." (HR. Muslim no. 2553)
Al Hujurat ayat 7 :
وَاعْلَمُوٓا أَنَّ فِيكُمْ رَسُولَ اللَّهِ ۚ لَوْ يُطِيعُكُمْ فِى كَثِيرٍ مِّنَ ٱلْأَمْرِ لَعَنِتُّمْ وَلَٰكِنَّ ٱللَّهَ حَبَّبَ إِلَيْكُمُ ٱلْإِيمَٰنَ وَزَيَّنَهُۥ فِى قُلُوبِكُمْ وَكَرَّهَ إِلَيْكُمُ ٱلْكُفْرَ وَٱلْفُسُوقَ وَٱلْعِصْيَانَ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلرَّٰشِدُونَ
"Dan ketahuilah bahwa di tengah-tengah kamu ada Rasulullah. Kalau ia menuruti (kemauan) kamu dalam banyak urusan, benar-benar kamu akan mendapat kesulitan, tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan iman itu indah dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus."
4) Sedih jika terluput dari amal shaleh.
Ketika seseorang terluput dari amal shaleh atau ibadah maka ia akan merasa sangat sedih dibandingkan kehilangan perkara dunia.
Pada masa perang Tabuk, adalah masa paceklik dan ekonomi dikota Madinah sedang paceklik saat itu, jarak ke Tabuk 750 km dan perang untuk menghadapi pasukan Romawi, Rasulullah memotivasi untuk bersedekah dan berangkat berjihad, dan terdapat 7 orang yang tak dapat berangkat jihad karena tidak mendapatkan perbekalan dan kendaraan sehingga sedih dan bercucuran air mata karena terluput untuk ikut berpartisipasi dalam perang.
Surat At Taubah 92 :
وَلَا عَلَى ٱلَّذِينَ إِذَا مَآ أَتَوْكَ لِتَحْمِلَهُمْ قُلْتَ لَآ أَجِدُ مَآ أَحْمِلُكُمْ عَلَيْهِ تَوَلَّوا۟ وَّأَعْيُنُهُمْ تَفِيضُ مِنَ ٱلدَّمْعِ حَزَنًا أَلَّا يَجِدُوا۟ مَا يُنفِقُونَ
"Dan tidak ada (pula dosa) atas orang-orang yang apabila mereka datang kepadamu supaya kamu memberi mereka kendaraan (untuk pergi berjihad), lalu kamu berkata, 'Aku tidak memperoleh kendaraan untuk membawamu,' lalu mereka kembali, sedang mata mereka bercucuran air mata karena kesedihan, disebabkan mereka tidak memperoleh apa yang akan mereka nafkahkan."
Pada perang ini Ustman bersedekah 100 ekor unta beserta pelana dan karpetnya, hal ini diulanginya sebanyak 3 kali. Hingga Rasulullah turun dari mimbar dan mengatakan sejak saat ini bebas apapun yang dilakukan Ustman ibn Affan. ( Sekira 10000 dinar yang disumbangkan).
Pada saat yang sama Umar bin Khattab pun berkata hari ini aku akan mengalahkan Abu Bakar dengan menyumbangkan setengah kekayaannya, namun disaat yang sama Abu Bakar menyumbangkan seluruh kekayaannya.
5) Semakin zuhud pada dunia dan semakin mendekatkan diri pada akhirat.
Al Imam Ibnu Rajab berkata dalam kitabnya Jami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam : Amalan sunnah yang paling sering dilakukan Rasulullah dan sahabatnya adalah dengan membersihkan hati, manggantungkan hati hanya pada Allah dan berharap hanya pada Allah, dan Zuhud pada dunia.
Zuhud adalah amalan hati, apa rahasia zuhud Imam Hasan Al Basri terhadap dunia :
1. Aku mengetahui bahwa rizkiku tidak akan mungkin diambil orang lain, maka aku tenang dalam mencarinya.
2. Aku mengetahui bahwa amalanku tidak mungkin dilakukan oleh orang lain, maka aku akan sibukkan diriku dengan amal shaleh tersebut.
3. Aku mengetahui bahwa Allah selalu mengawasiku, maka aku malu berbuat maksiat kepada-nya.
4. Aku mengetahui bahwa kematian pasti mengintaiku, maka aku mempersiapkan bekal untuk bertemu dengan Allah.
6) Memiliki ahlak yang mulia.
Ilmu agama yang bermanfaat akan memberikan hasil amal shaleh dan semakin mulia adab dan akhlaknya.
Hadist :
قِيلَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ أَفْضَلُ النَّاسِ؟ قَالَ: كُلُّ مَخْمُومِ الْقَلْبِ صَدُوقِ اللِّسَانِ. قَالُوا: صَدُوقُ اللِّسَانِ نَعْرِفُهُ، فَمَا مَخْمُومُ الْقَلْبِ؟ قَالَ: هُوَ النَّقِيُّ التَّقِيُّ، لَا إِثْمَ فِيهِ وَلَا بَغْيَ وَلَا غِلَّ وَلَا حَسَدَ.
Dikatakan kepada Rasulullah SAW, "Wahai Rasulullah, siapa manusia yang paling utama?" Beliau menjawab, "Setiap orang yang hatinya mahmum (bersih) dan lisannya jujur." Mereka bertanya, "Kami tahu tentang lisan yang jujur, tetapi apa itu hati yang mahmum?" Beliau menjawab, "Yaitu hati yang bersih, bertakwa, tidak ada dosa di dalamnya, tidak melampaui batas, tidak ada kedengkian, dan tidak ada hasad (iri hati)."(HR. Ibnu Majah, no. 4216; Ahmad, no. 12513)
Barakallahu fikum
Wa Jazakumullahu khair.
Sunday, November 17, 2024
Memotivasi Keluarga Untuk Meraih Pahala.
Ustadz Abu Haidar As Sundawi. hafizahullohuta'ala.
Masjid Al Ukhuwah
Wastu kencana - Kota Bandung
Kesuksesan dalam hidup mencakup 2 hal :
1) selamat dari api neraka.
2) Dimasukkan kedalam surga
Ali Imran ayat 185 :
كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ ٱلْمَوْتِ ۖ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ ۖ فَمَن زُحْزِحَ عَنِ ٱلنَّارِ وَأُدْخِلَ ٱلْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَآ إِلَّا مَتَٰعُ ٱلْغُرُورِ
Tiap-tiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh, dia memperoleh kemenangan. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdaya.
Syarat selamat dari api neraka adalah bersih dari dosa, sedangkan syarat masuk surga dengan tingkat yang tinggi adalah pahala, sehingga Allah dan rasulnya sering memotivasi kita untuk beramal dengan surga dan mengancam dengan neraka agar menjauhi.
Fungsi dari pahala :
1) Pahala memperberat timbangan amalan kebaikan, pahala seringkali diukur dengan angka maupun beratnya.
:
قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «كَلِمَتَانِ خَفِيفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ، ثَقِيلَتَانِ فِي الْمِيزَانِ، حَبِيبَتَانِ إِلَى الرَّحْمَنِ: سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ، سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ
Artinya: Rasulullah ﷺ bersabda: “Ada dua kalimat yang ringan diucapkan, namun berat dalam timbangan amal, dan dicintai oleh Allah Yang Maha Pengasih: 'Subhanallah wa bihamdih' (Mahasuci Allah dan segala puji bagi-Nya), 'Subhanallah al-‘Azim' (Mahasuci Allah Yang Maha Agung).”
(Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim).
2) Mengurangi dosa, sebutan lain dari pahala adalah Al Hasanat (kebaikan).
3) Pahala menjadi penyebab tingginya derajat seseorang didunia dan diakhirat. Pada Al Qur'an surat Al mujadilah ayat 11 :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ ۖ وَإِذَا قِيلَ انشُزُوا فَانشُزُوا يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ ۚ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu, 'Berlapang-lapanglah dalam majelis,' maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, 'Berdirilah kamu,' maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
sehingga seringkali pahala juga diungkapkan dalam bentuk kata Ad Darajat.
4) Pahala menjadikan orang tersebut dicintai oleh Allah dan Rasulnya.
Teks Arab: عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّ اللَّهَ قَالَ: مَنْ عَادَى لِي وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالْحَرْبِ، وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُهُ عَلَيْهِ، وَمَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ، فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ، وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ، وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا، وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا، وَإِنْ سَأَلَنِي لَأُعْطِيَنَّهُ، وَلَئِنِ اسْتَعَاذَنِي لَأُعِيذَنَّهُ.
Artinya: Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman: ‘Barangsiapa memusuhi wali-Ku, maka Aku nyatakan perang terhadapnya. Tidaklah hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai daripada apa yang telah Aku wajibkan kepadanya, dan hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan-amalan sunah (tambahan) sehingga Aku mencintainya. Jika Aku telah mencintainya, maka Aku menjadi pendengarannya yang dengannya ia mendengar, penglihatannya yang dengannya ia melihat, tangannya yang dengannya ia memegang, dan kakinya yang dengannya ia berjalan. Jika ia meminta kepada-Ku, pasti akan Aku berikan kepadanya, dan jika ia memohon perlindungan kepada-Ku, pasti akan Aku lindungi dia.(Hadis Imam Bukhari dalam Shahih Bukhari, no. 6502).
Apalagi apabila amal yang dilakukan adalah Amal Muta'adi adalah amalan yang manfaatnya berguna bagi orang banyak.
Langkah-langkah memotivasi keluarga untuk meraih pahala :
1) Pelihara sholat.
Sejak dari wudhu melangkah kemasjid, sholat sunnah, dzikir mendirikan sholat hingga kembali kerumah semua ini adalah cara menambah pahala, berikan motivasi ini untuk anak agar melakukan sholat dimasjid.
مَنْ تَطَهَّرَ فِي بَيْتِهِ، ثُمَّ مَشَى إِلَى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ، لِيَقْضِيَ فَرِيضَةً مِنْ فَرَائِضِ اللَّهِ، كَانَتْ خَطْوَتَاهُ إِحْدَاهُمَا تَحُطُّ خَطِيئَةً، وَالْأُخْرَى تَرْفَعُ دَرَجَةً.
Barang siapa yang bersuci di rumahnya, kemudian berjalan menuju salah satu rumah Allah (masjid) untuk menunaikan kewajiban dari kewajiban-kewajiban yang Allah perintahkan, maka setiap langkahnya akan menghapus satu kesalahan dan langkah yang lainnya akan meningkatkan satu derajat. (Hadits Imam Muslim dalam Shahih Muslim).
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "أَلَا أَدُلُّكُمْ عَلَى مَا يَمْحُو اللَّهُ بِهِ الْخَطَايَا وَيَرْفَعُ بِهِ الدَّرَجَاتِ؟ قَالُوا: بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ، قَالَ: إِسْبَاغُ الْوُضُوءِ عَلَى الْمَكَارِهِ، وَكَثْرَةُ الْخُطَا إِلَى الْمَسَاجِدِ، وَانْتِظَارُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الصَّلَاةِ، فَذَلِكُمُ الرِّبَاطُ، فَذَلِكُمُ الرِّبَاطُ."
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: “Maukah aku tunjukkan kepada kalian sesuatu yang dengannya Allah menghapus dosa-dosa dan mengangkat derajat?” Mereka menjawab: “Tentu, wahai Rasulullah.” Beliau bersabda: “Menyempurnakan wudhu meskipun dalam keadaan sulit, banyak melangkahkan kaki ke masjid, dan menunggu shalat setelah shalat, itulah ribath (kewaspadaan berjaga-jaga di jalan Allah), itulah ribath.” (HR. Muslim)
2). Sering mengajak keluarga untuk hadir didalam kajian ilmu.
Dalam kitab Miftahul Daris Saaddah - Imam Ibnul Qayyim dalam kitab tersebut menjelaskan apa yang menjadi kunci dalam pintu surga tersebut adalah ilmu, disebutkan lebih dari 100 poin didalamnya.
وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ، إِلَّا نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ، وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ، وَحَفَّتْهُمُ الْمَلَائِكَةُ، وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ
Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah, mereka membaca Kitab Allah dan saling mempelajarinya, kecuali akan turun kepada mereka ketenangan, mereka akan diliputi rahmat, malaikat akan menaungi mereka, dan Allah akan menyebut-nyebut mereka di hadapan (malaikat) yang ada di sisi-Nya. (HR. Muslim, No. 2699).
3) Motivasi anggota keluarga untuk melaksanakan haji dan umrah.
Haji dan umrah dapat menghapus dosa, menghilangkan kefakiran dan Allah janjikan surga.
نَبِيَّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: “الْحُجَّاجُ وَالْعُمَّارُ وَفْدُ اللَّهِ إِنْ دَعَوْهُ أَجَابَهُمْ وَإِنِ اسْتَغْفَرُوهُ غَفَرَ لَهُمْ”
Para jamaah haji dan umrah adalah tamu-tamu Allah. Jika mereka berdoa kepada-Nya, Dia mengabulkannya. Jika mereka memohon ampunan, Dia mengampuninya.
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “تَابِعُوا بَيْنَ الْحَجِّ وَالْعُمْرَةِ فَإِنَّهُمَا يَنْفِيَانِ الْفَقْرَ وَالذُّنُوبَ كَمَا يَنْفِي الْكِيرُ خَبَثَ الْحَدِيدِ وَالذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ، وَلَيْسَ لِلْحَجَّةِ الْمَبْرُورَةِ ثَوَابٌ إِلَّا الْجَنَّةُ”
Lakukanlah secara berkesinambungan antara haji dan umrah, karena keduanya dapat menghilangkan kefakiran dan dosa, sebagaimana api menghilangkan karat besi, emas, dan perak. Dan haji yang mabrur tidak ada balasan baginya selain surga. (HR. Tirmidzi)
عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “مَنْ طَافَ بِهَذَا الْبَيْتِ سَبْعًا فَأَحْصَاهُ كَانَ كَعِتْقِ رَقَبَةٍ”
Barang siapa yang melakukan tawaf di Baitullah (Ka'bah) sebanyak tujuh putaran dengan sempurna, maka seakan-akan ia telah memerdekakan seorang budak." (HR. Tirmidzi)
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُحَلِّقِينَ. قَالُوا: وَالْمُقَصِّرِينَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُحَلِّقِينَ. قَالُوا: وَالْمُقَصِّرِينَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُحَلِّقِينَ. قَالُوا: وَالْمُقَصِّرِينَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: وَالْمُقَصِّرِينَ.
Ya Allah, ampunilah orang-orang yang mencukur (rambut mereka)." Para sahabat bertanya, "Bagaimana dengan orang-orang yang hanya memendekkan rambut mereka, wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, "Ya Allah, ampunilah orang-orang yang mencukur (rambut mereka)." Kemudian mereka bertanya lagi, "Bagaimana dengan orang-orang yang hanya memendekkan rambut mereka?" Beliau tetap mengulangi ucapannya, "Ya Allah, ampunilah orang-orang yang mencukur (rambut mereka)," dan baru pada kali keempat beliau menambahkan, "Dan orang-orang yang memendekkan rambut mereka.
(Hadits Bukhari dan Muslim)
وَفْدُ اللَّهِ: الْحُجَّاجُ وَالْمُعْتَمِرُونَ، إِنْ دَعَوْهُ أَجَابَهُمْ، وَإِنِ اسْتَغْفَرُوهُ غَفَرَ لَهُمْ
Rombongan Allah adalah orang-orang yang berhaji dan berumrah. Jika mereka berdoa kepada-Nya, Dia akan mengabulkan doa mereka, dan jika mereka memohon ampunan, Dia akan mengampuni mereka.
4) Motivasi keluarga untuk sering membaca Al-Qur'an.
Membaca Al Qur'an mendapatkan pahala setiap huruf yang dibaca, mendapatkan ampunan dan menghapus dosa.
Barokallah fiikum.
Wa Jazakumullahu khair.
Saturday, October 5, 2024
Tabligh Akbar - Dua Fitnah Yang Mematikan.
﷽
DUA FITNAH YANG MEMATIKAN
Ustadz Harits Abu Naufal Hafidhahullohuta'ala
SABTU, 05 Oktober 2024 (03 Rabiul Akhir 1446 H)
Iblis meminta pada Allah untuk ditangguhkan hukumannya pada Qur'an surat Al A'raf 14 - 15
قَالَ أَنظِرْنِي إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ
"Ia (Iblis) berkata: ‘Tangguhkanlah (kematianku) sampai hari mereka dibangkitkan.’"
قَالَ إِنَّكَ مِنَ الْمُنظَرِينَ
Terjemahan: "Allah berfirman: ‘Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi penangguhan (waktu).’"
Fitnah terbagi 2, yang dipergunakan oleh iblis untuk menggoda manusia :
1. Fitnah Syubhat.
2. Fitnah syahwat.
Kedua fitnah diatas dapat terkena kepada siapa saja, bahkan terkena pada orang-orang yang pernah bertemu Nabi, pernah dipercayakan menulis Al Qur'an, bahkan pernah menghafal ayat-ayat Al Qur'an.
Maka kita harus takut dan khawatir dari fitnah-fitnah yang menghampiri sehingga dapat mati dalam keadaan islam.
Syubhat disebutkan oleh para ulama menurut bahasa ; adalah sesuatu yang sifatnya tersamarkan, adapun secara istilah ; adalah perkara-perkara yang tersamarkan hukumnya apakah halal ataupun haram kecuali oleh orang-orang yang Allah berikan kedalaman ilmu.
Syaithan adalah musuh yang pengalamannya sudah ribuan tahun, dan akan senantiasa menggoda manusia siang dan malam melalui fitnah syubhat dan syahwat.
Surah Al-Hijr Ayat 39:
آية 39: قَالَ رَبِّ بِمَآ أَغْوَيْتَنِى لَأُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِى ٱلْأَرْضِ وَلَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ
Iblis berkata: ‘Ya Tuhanku, karena Engkau telah menyesatkan aku, aku pasti akan menjadikan (keburukan) terasa indah bagi mereka di bumi, dan aku akan menyesatkan mereka semuanya.’
Fitnah syubhat muncul dari orang-orang yang lemah ilmunya dan niat yang tidak baik, bagaimanakah sikap ulama salaf dalam menyikapi apabila menemukan atau bertemu dengan syubhat maka akan menghindari tidak mendengarkan, dan menjauhi.
Surah Al-An'am, Ayat 68 (QS 6:68):
وَإِذَا رَأَيْتَ الَّذِينَ يَخُوضُونَ فِيٓ آيَاتِنَا فَأَعْرِضْ عَنْهُمْ حَتَّىٰ يَخُوضُوا۟ فِي حَدِيثٍ غَيْرِهِۦۚ وَإِمَّا يُنسِيَنَّكَ ٱلشَّيْطَٰنُ فَلَا تَقْعُدْ بَعْدَ ٱلذِّكْرَىٰ مَعَ ٱلْقَوْمِ ٱلظَّـٰلِمِينَ
Dan apabila kamu melihat orang-orang memperolok-olokkan ayat-ayat Kami, maka tinggalkanlah mereka sampai mereka memasuki pembicaraan yang lain. Dan jika setan menjadikan kamu lupa (akan larangan ini), maka janganlah kamu duduk bersama orang-orang yang zalim itu setelah teringat (akan larangan tersebut).
Hal ini terjadi pada.zaman khalifah Umar bin Khattab yang merekomendasi untuk menghindari seorang pria yang menyebarkan syubhat. Dan terjadi juga pada zaman Ibnu Umar munculnya penyeru-penyeru kebidahan dan syubhat. Ternukilkan juga dari Ibnu Sirin tentang seorang laki-laki yang menyerukan syubhat dengan membacakan sebuah Hadist maupun sebuah ayat Al Qur'an, maka beliau menutup kedua telinganya dan menghindari laki-laki tersebut.
Hati manusia akan sulit terlepas dari syubhat apabila telah masuk, terkena dan meyakini syubhat tersebut didalam hati.
Fitnah syahwat, Allah menciptakan manusia memberikan akal dan memberikan syahwat, Allah menciptakan hewan tidak memberikan akal dan memberikan syahwat, dan Allah menciptakan malaikat memberikannya akal namun tidak memberi syahwat. Sehingga manusia dapat terjatuh lebih hina dari binatang maupun lebih mulia dari malaikat bergantung dari kemampuan mengelola syahwatnya.
Syahwat menurut Ibnu Rajab adalah condongnya hati seseorang untuk menikmati sesuatu sesuai dengan kecondongan hatinya yang ingin dinikmati.
Surat Ali 'Imran ayat 14:
Arab: زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ۗ ذَٰلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَاللَّهُ عِندَهُ حُسْنُ الْمَآبِ
Artinya: “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia cinta terhadap apa-apa yang diingini, berupa wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, hewan ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia; dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik.”
Menurut Imam Hasan Al Basri :
1. Seseorang yang dapat menahan dirinya dari sesuatu yang Allah haramkan. Sebagaimana contohnya adalah Nabi Yusuf yang digoda oleh istri penguasa.
2. Seseorang yang dapat meredam amarahnya. dari Rasulullah ﷺ:
لَيْسَ الشَّدِيدُ بِالصُّرَعَةِ، إِنَّمَا الشَّدِيدُ الَّذِي يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الغَضَبِ
Artinya: "Bukanlah orang yang kuat itu yang pandai bergulat, tetapi orang yang kuat adalah yang mampu mengendalikan dirinya ketika marah."(HR. Bukhari no. 6114, dan Muslim no. 2609)
Obat penyakit syahwat dan syubhat ;
1. Kita menyadari bahwa semua berada ditangan Allah, maka ia akan berdoa memohon perlindungan dari Allah ; salah satu doa yang sering dibaca adalah Rasulullah ﷺ
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
"Sesungguhnya segala puji bagi Allah, kita memuji-Nya, memohon pertolongan-Nya, dan meminta ampun kepada-Nya. Kita berlindung kepada Allah dari keburukan diri kita dan keburukan amal perbuatan kita. Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak ada yang bisa menyesatkannya. Dan barang siapa yang disesatkan-Nya, maka tidak ada yang dapat memberinya petunjuk. Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya."
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ، وَمِنْ قَلْبٍ لَا يَخْشَعُ، وَمِنْ نَفْسٍ لَا تَشْبَعُ، وَمِنْ دَعْوَةٍ لَا يُسْتَجَابُ لَهَا
"Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyuk, dari jiwa yang tidak pernah puas, dan dari doa yang tidak dikabulkan."
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ، ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ
"Ya Allah, Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku di atas agama-Mu."
2. Mempelajari ilmu agama.
3. Fokus menuntut ilmu akidah / tauhid, yang merupakan al ushul dari agama ini, karena syubhat kebatilan-kebatilan begitu banyak disampaikan kepada manusia.
Barakallahu fikum.
Jazakumullahu khair.
Wednesday, September 11, 2024
40 Hadits Seputar Kesucian Hati (Bagian 7)
﷽
Ustadz Yusuf Abu Ubaidah As-Sidawi hafizahullohuta'ala.
MASJID AL-AZIZ BANDUNG
(Hadist 33) Bangkrut dengan Ghibah dan
Menodai Kehormatan Manusia
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : "لَمَّا عُرِجَ بِي مَرَرْتُ بِقَوْمٍ لَهُمْ أَظْفَارٌ مِنْ نُحَاسٍ، يَخْمِشُونَ وُجُوهَهُمْ وَصُدُورَهُمْ، فَقُلْتُ: مَنْ هَؤُلاءِ يَا جِبْرِيلُ؟ قَالَ: هَؤُلاءِ الَّذِينَ يَأْكُلُونَ لُحُومَ النَّاسِ وَيَقَعُونَ فِي أَعْرَاضِهِمْ"
Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Tatkala aku dinaikkan saat Isra’ Mi’raj, aku melewati suatu kaum yang memiliki kuku-kuku dari tembaga. Mereka mencakar-cakar wajah mereka dan dada mereka sendiri. Maka aku bertanya: 'Siapa mereka ini wahai Jibril?' Jibril menjawab: 'Mereka adalah orang-orang yang memakan daging manusia (ghibah) dan mencela kehormatan mereka.'"
(HR Abu Dawud 4878)
Hadist diatas menunjukkan haramnya perbuatan ghibah ;
Ghibah adalah "kamu menyebut aib-aib saudaramu yang dia benci", ada 3 hal yang menyebabkan ghibah diumpamakan memakan daging manusia menurut para ulama :
1. Untuk membuat kita jijik dari melakukan perbuatan ghibah, sebagaimana kita jijik memakan daging bangkai manusia.
2. Karena memakan daging memerlukan aktifitas mengoyak daging, demikian pula ghibah mengoyak kehormatan seorang muslim.
3. Saat memakan daging, maka daging tersebut tidak dapat membela diri, demikian pula ghibah orang yang dighibahi tidak dapat membela dirinya.
Dalil haramnya ghibah pada Al Qur'an :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَّحِيمٌ
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa. Dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.
(QS. Al-Hujurat: 12)
Diantara tugas seorang suami adalah mengingatkan istrinya, karena diantara dosa yang banyak dilakukan oleh kaum wanita adalah ghibah.
Diantara hadist Rasulullah pernah menegur Ummul mukminin Aisyah Radhiallahu Anha.
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: قُلْتُ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: حَسْبُكَ مِنْ صَفِيَّةَ كَذَا وَكَذَا - قَالَ: غَيْرُ مُسْتَبِينَةٍ بِيَدِهَا - قَالَ: فَقَالَ: «لَقَدْ قُلْتِ كَلِمَةً لَوْ مُزِجَتْ بِمَاءِ الْبَحْرِ لَمَزَجَتْهُ
Dari Aisyah RA berkata: Aku berkata kepada Nabi SAW, “Cukuplah bagi Anda tentang Shafiyyah begini dan begini” — yang dimaksud Aisyah adalah mengisyaratkan sesuatu (kekurangan) pada Shafiyyah tanpa menyebutkan secara langsung — maka Nabi SAW bersabda, "Sungguh, engkau telah mengucapkan sebuah kata yang seandainya dicampurkan dengan air laut, niscaya ia akan merusaknya."
(HR. Ahmad 26098, Tirmidzi 2502)
Ghibah memiliki beberapa kondisi yang diperbolehkan, ada 6 yaitu :
1. Orang yang terdzalimi.
2. Untuk memberitahu orang lain (ciri/pengenal).
3. Untuk memberikan peringatan.
4. Orang yang menampakkan kefasikan.
5. Orang yang meminta fatwa (pastikan pada orang yang tepat/ahlinya).
6. Orang yang tujuannya untuk mengingkari kemungkaran.
(Hadist 34) Gelapnya Kedzaliman
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : "الظُّلْمُ ظُلُمَاتٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ".
Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu 'anhuma berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda ; Kedzaliman adalah kegelapan-kegelapan di hari kiamat. (HR. Bukhari 2447 dan Muslim 2579)
Dazlim berputar pada 2 hal :
1. Tidak menunaikan kewajiban pada orang lain, contohnya: adalah berhutang dan menunda pembayaran atau tidak berniat membayar.
2. Mewajibkan orang lain suatu kewajiban sesuatu yang tidak wajib baginya.
Ada 3 bentuk kedzaliman :
1. Dzalim terhadap Allah (QS. Luqman 13).
2. Dzalim kepada manusia.
3. Dzalim kepada diri sendiri.
(Hadist 35) Hinanya Dunia.
عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ السَّاعِدِيِّ قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "لَوْ كَانَتِ الدُّنْيَا تَعْدِلُ عِنْدَ اللَّهِ جَنَاحَ بَعُوضَةٍ مَا سَقَى كَافِرًا مِنْهَا شُرْبَةَ مَاءٍ".
Dari Sahl bin Sa’ad As Saaidi berkata, Rasulullah ﷺ bersabda: "Seandainya dunia ini bernilai di sisi Allah sebanding dengan sayap seekor nyamuk, niscaya Allah tidak akan memberi minum seorang kafir darinya walaupun seteguk air."
(HR. At-Tirmidzi & Ibnu Majah)
Betapa hinanya dunia sehingga dalam hadist lain Rasulullah bersabda :
عَنْ جَابِرٍ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ -رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا-: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ مَرَّ بِالسُّوقِ دَاخِلًا مِنْ بَعْضِ الْعَالِيَةِ وَالنَّاسُ كَنَفَتَيْهِ، فَمَرَّ بِجَدْيٍ أَسَكَّ مَيِّتٍ، فَتَنَاوَلَهُ فَأَخَذَ بِأُذُنِهِ، ثُمَّ قَالَ: "أَيُّكُمْ يُحِبُّ أَنَّ هَذَا لَهُ بِدِرْهَمٍ؟" فَقَالُوا: مَا نُحِبُّ أَنَّهُ لَنَا بِشَيْءٍ وَمَا نَصْنَعُ بِهِ؟ قَالَ: "أَتُحِبُّونَ أَنَّهُ لَكُمْ؟" قَالُوا: وَاللَّهِ لَوْ كَانَ حَيًّا كَانَ عَيْبًا فِيهِ لِأَنَّهُ أَسَكُّ فَكَيْفَ وَهُوَ مَيِّتٌ؟ فَقَالَ: "فَوَاللَّهِ، لَلدُّنْيَا أَهْوَنُ عَلَى اللَّهِ مِنْ هَذَا عَلَيْكُمْ".
Dari Jabir bin Abdullah radhiyallahu 'anhuma, bahwa Rasulullah ﷺ melewati pasar, ketika itu beliau masuk dari arah pinggir kota, sedangkan orang-orang berada di sekelilingnya. Lalu beliau melewati bangkai anak kambing yang telinganya pendek, beliau memegang telinganya dan bersabda: "Siapa di antara kalian yang mau memiliki ini dengan satu dirham?" Mereka menjawab, "Kami tidak menyukainya sama sekali, apa yang bisa kami lakukan dengannya?" Beliau bersabda: "Apakah kalian mau jika itu menjadi milik kalian?" Mereka menjawab, "Demi Allah, kalau pun ia hidup, itu sudah menjadi cacat karena telinganya pendek, apalagi sekarang ia sudah mati." Maka Rasulullah ﷺ bersabda: "Demi Allah, dunia ini lebih hina di sisi Allah daripada bangkai kambing ini di mata kalian."
(HR. Muslim No. 2957)
Demikian agar kita tidak tertipu dan terlena dari kehidupan yang fana ini, maksudnya agar kita tidak tergila-gila mengejar dunia, hendaknya kita menyadari bahwa :
1. Dunia itu hina dan fana, kita pasti akan meninggalkannya.
عَنْ الْبَرَاءَ بْنَ عَازِبٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيلٍ."
Dari Al-Barra' bin Azib, ia berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Jadilah engkau di dunia seperti orang asing atau pengembara."
2. Dunia tidak sebanding dengan kenikmatan akhirat dan surga.
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: "في الجنة ما لا عين رأت، ولا أذن سمعت، ولا خطر على قلب بشر."
Rasulullah SAW bersabda: "Dalam surga terdapat apa-apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pernah didengar oleh telinga, dan tidak pernah terlintas dalam hati manusia."
Sukses menurut Al-Qur'an adalah orang yang dapat masuk surga dan selamat dari neraka.
(Hadist 36) Ingat Mati
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم :
أكثروا من ذكر هادم اللذات - يعني الموت.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Perbanyaklah mengingat pemutus kelezatan," yaitu kematian.
(HR At-Tirmidzi)
Hal ini adalah yang harus sering/perbanyak kita ingat, bahwa setiap yang bernyawa akan mati.
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ ثُمَّ إِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
Tiap-tiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kemudian hanya kepada Kami-lah kamu dikembalikan.
(QS Al Ankabut 57).
Diantara faidah-faidah dalam mengingat kematian :
1. Menjadikan seseorang lebih semangat dalam beribadah.
2. Membuat seseorang segera bertaubat pada Allah.
3. Menjadikan sikap qonaah dalam hati.
Bagaimana cara untuk mengingat kematian :
1. Sering mempelajari ilmu agama.
2. Ziarah kubur.
3. Banyak membaca dan mentadaburi Al Qur'an.
(Hadist 37) Bagaikan Pengembara.
عَنْ عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَا لِي وَلِلدُّنْيَا؟! مَا أَنَا فِي الدُّنْيَا إِلَّا كَرَاكِبٍ استَظَلَّ بَسَطَةً ثُمَّ رَحَلَ وَتْرَكَهَا
Apa urusanku dengan dunia? Aku di dunia ini tidak lain seperti seorang pengembara yang berteduh di bawah pohon, kemudian dia pergi meninggalkan pohon tersebut."
(HR. At-Tirmidzi).
Hadist ini turun disebabkan suatu saat Umar bin Khattab masuk kerumah Rasulullah, dan Rasulullah baru bangun dari tidur dan pada pipi beliau terlihat bekas tikar/alas tidur beliau.
Faidah dari hadist ini :
1. Kita tidak boleh tertipu oleh dunia.
2. Kita harus mempersiapkan perbekalan dalam perjalanan menuju akhirat.
(Hadist 38) Siapkan Bekal Terbaikmu.
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ، قَالَ: كُنْتُ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَأَتَى رَجُلٌ مِنَ الْأَنْصَارِ فَسَلَّمَ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَيُّ الْمُؤْمِنِينَ أَفْضَلُ؟ قَالَ: أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا. قَالَ: فَأَيُّ الْمُؤْمِنِينَ أَكْيَسُ؟ قَالَ: أَكْثَرُهُمْ لِلْمَوْتِ ذِكْرًا، وَأَحْسَنُهُمْ لِمَا بَعْدَهُ اسْتِعْدَادًا، أُولَـٰئِكَ هُمْ الْأَكْيَسُ.
Dari Abdullah bin Umar r.a., dia berkata: "Aku pernah bersama Nabi Muhammad saw., lalu datang seorang lelaki dari kaum Anshar dan mengucapkan salam kepada Nabi.
Kemudian dia bertanya, 'Wahai Rasulullah, orang beriman manakah yang paling baik?' Nabi menjawab, 'Yang paling baik akhlaknya.'
Orang tersebut bertanya lagi, 'Lalu orang beriman manakah yang paling berakal (cerdas)?' Nabi menjawab, 'Yang paling banyak mengingat kematian dan paling baik persiapannya setelah kematian, merekalah yang paling berakal.'"
(HR. Ibnu Majah)
Orang cerdas menurut Rasulullah adalah orang yang mengingat mati dan semangat menyiapkan bekal menuju negeri akhirat. Sebaliknya betapapun tinggi pendidikannya dan lalai dari akhirat negeri yang abadi maka sejatinya dia orang yang bodoh.
Bekal yang perlu dipersiapkan untuk negeri akhirat :
1. Tauhid.
2. Ilmu (agama), agar dapat beribadah dan beramal dengan benar.
3. Takwa (menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangannya).
4. Sabar (menjalankan perintah Allah, menjauhi larangannya dan menghadapi ujian).
(Hadist 39) Istiqomah Selamanya.
عَنْ أَبِي عَمْرٍو (وَكَانَ يُقَالُ أَبُو عَمْرٍو) سُفْيَانَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ قُلْتُ : يَا رَسُولَ اللَّهِ قُلْ لِي فِي الْإِسْلَامِ قَوْلًا لَا أَسْأَلُ عَنْهُ أَحَدًا بَعْدَكَ، قَالَ: قُلْ آمَنْتُ بِاللَّهِ ثُمَّ اسْتَقِمْ.
Dari Abu ‘Amr (dan ada yang mengatakan Abu Amroh) Sufyan bin Abdillah berkata, "Saya berkata: 'Wahai Rasulullah, katakanlah padaku tentang Islam suatu ucapan yang saya tidak akan menanyakannya kepada seorang pun selain engkau.' Rasulullah menjawab: 'Katakanlah, Aku beriman kepada Allah, kemudian beristiqamahlah.'"
(HR. Muslim)
Hal yang paling berat diantaranya adalah istiqomah diatas ketaatan pada Allah, karena godaan dari luar dan dari dalam diri kita.
Cara agar dapat istiqomah :
1. Ikhlaskan semua amal ibadah kita (banyak yang gugur dalam hijrah karena niatnya yang salah).
2. Mencari teman yang baik, yang dapat mengingatkan kita.
3. Perbanyak doa.
(Hadist 40) Menggapai Husnul Khatimah.
عَن سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ السَّاعِدِيِّ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالْخَوَاتِيمِ."
Dari Sahl bin Sa’ad As-Saa’idi, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, 'Amalan itu tergantung pada akhirnya.
(HR. Bukhari 6607)
Hendaknya bagi kita berupaya menggapai husnul khotimah, jangan pernah merasa aman dengan keadaan kita sekarang, betapa banyak orang yang lebih hebat dari kita dan tergelincir diakhir jalan.
Barakallahu fikum.
Wa Jazakumullahu khair.
Saturday, September 7, 2024
Kajian Orangtua Kuttab Labib.
﷽
Orangtua Adalah Pendidik
Ustadz Beni Sarbeni LC hafizahullohuta'ala.
1. Apa itu pendidikan ?.
2. Apa itu pendidikan Islam ?.
3. Apa perbedaan antara pendidik dan pengajar ?.
4. Apa peran Orangtua sebagai pendidik ?.
Al Imam Baidhowi : Pendidikan adalah proses mengantarkan peserta didik menuju titik kesempurnaan secara bertahap.
Tabligh adalah proses :
- Harus jelas awal dan tujuan akhirnya.
- Diperlukan usaha dalam setiap prosesnya, setiap pendidik memahami bahwa hidayah adalah milik Allah.
Titik 0 sekaligus modal, kehebatan anak-anak kita adalah diatas fitrah, ketika dialam rahim telah ditanya :
وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنۢ بَنِىٓ ءَادَمَ مِن ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمْ ۖ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ ۖ قَالُوا۟ بَلَىٰ شَهِدْنَآ ۛ أَن تَقُولُوا۟ يَوْمَ ٱلْقِيَـٰمَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَـٰذَا غَـٰفِلِينَ
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): 'Bukankah Aku ini Tuhanmu?' Mereka menjawab, 'Betul (Engkau Tuhan kami), kami bersaksi.' (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan, 'Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan).'"
(QS. Al-A'raf: 172)
كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ
Setiap anak yang dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi.
(HR. Bukhari no. 1358, Muslim no. 2658)
Modal dalam mendidik :
1. Sabar.
2. Syukur.
3. Tawakal.
Keadaan anak kita hanya 2 :
1. Menyenangkan.
2. Tidak menyenangkan.
Rasulullah memberikan tips untuk dua keadaan diatas :
عَنْ صُهَيْبٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: "عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ لَهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لِأَحَدٍ إِلَّا لِلْمُؤْمِنِ، إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ."
Dari Shuhaib r.a., ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda, "Sungguh menakjubkan perkara seorang mukmin. Sesungguhnya segala urusannya itu baik baginya, dan hal itu tidaklah dimiliki kecuali oleh seorang mukmin. Jika ia mendapat kebaikan (kenikmatan), ia bersyukur, maka hal itu baik baginya. Dan jika ia ditimpa kesusahan, ia bersabar, maka hal itu baik baginya."
(HR. Muslim No. 2999)
Sempurnanya sesuatu apabila telah sesuai dengan tujuan penciptaannya, sehingga kesempurnaan manusia adalah ketika mengenal dan mengamalkan tauhid. Karena tujuan utama penciptaan manusia adalah untuk beribadah pada Allah.
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.
(Adh-Dhariyat 56)
Pendidikan memiliki sifat dalam prosesnya yaitu dilakukan secara bertahap.
مَا كَانَ لِبَشَرٍ أَنْ يُوتِيَهُ اللَّهُ الْكِتَـٰبَ وَالْحُكْمَ وَالنُّبُوَّةَ ثُمَّ يَقُولَ لِلنَّاسِ كُونُوا عِبَادًا لِي مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلَٰكِن كُونُوا رَبَّانِيِّينَ بِمَا كُنتُمْ تُعَلِّمُونَ الْكِتَـٰبَ وَبِمَا كُنتُمْ تَدْرُسُونَ
Tidak layak bagi seseorang yang telah diberi Allah Al-Kitab, hikmah, dan kenabian, lalu ia mengatakan kepada manusia, 'Jadilah kamu penyembah-penyembahku selain Allah,' tetapi, 'Jadilah kamu orang-orang yang rabbani (ilahi), karena kamu selalu mengajarkan Al-Kitab dan karena kamu selalu mempelajarinya.'
(QS. Al-Imran 79)
Rabbani ; Adalah orang yang mampu mendidik orang lain dari proses yang mudah hingga ke yang sulit.
Proses dalm management pendidikan :
Tujuan : Memahami dan menjalankan Tauhid
Program : Proses pendidikan
Proses : Memanusiakan manusia.
Evaluasi : Evaluasi hasil dari setiap proses pendidikan.
Dalam proses pendidikan harus diperhatikan hal berikut pada anak :
Fisik : Memperhatikan makan dan minum.
Akal : Memperhatikan kecenderungan akalnya.
Perasaan : Memperhatikan interaksi positif dengan anak.
Tanggung jawab pendidikan yang utama adalah pada orangtua (dalam keluarga) :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوْا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُوْنَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; di atasnya ada malaikat-malaikat yang kasar dan keras, yang tidak mendurhakai Allah dalam apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
(QS At Tahrim 6)
Pada tafsir At Tobari, menjaga atau memelihara menurut sahabat Ali Radhiyallahu Anhu maksudnya adalah mendidik dan mengajarkan mereka. Maka pendidikan dirumah tidak dapat dibandingkan dengan pendidikan disekolah, karena durasi pertemuan dan banyaknya interaksi lebih banyak dirumah dengan keluarga.
Cara-cara dan metode mendidik :
1. Cara mendidik berdasarkan wahyu (berdasarkan Al Qur'an dan Sunnah).
2. Cara mendidik berdasarkan penelitian (diperbolehkan selama tidak melanggar batasan syariat)
Barakallahu fiikum.
Jazakumullahu khair.
Wednesday, September 4, 2024
40 Hadits Seputar Kesucian Hati (Bagian 6)
﷽
Ustadz Yusuf Abu Ubaidah As-Sidawi hafizahullohuta'ala.
MASJID AL-AZIZ BANDUNG
(Hadits 25) Manfaat Berteman dengan Orang Shalih.
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّمَا مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالْجَلِيسِ السُّوءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ، فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ، وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا طَيِّبَةً، وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَةً.
Rasulullah ﷺ bersabda: “Perumpamaan teman duduk yang baik dan teman duduk yang buruk adalah seperti penjual minyak wangi dan peniup api (pandai besi). Penjual minyak wangi, mungkin ia akan memberikan minyaknya kepadamu, atau kamu membeli darinya, atau setidaknya kamu mendapatkan aroma harum darinya. Adapun peniup api, bisa jadi dia akan membakar pakaianmu, atau kamu akan mencium bau yang tidak sedap darinya.”
(HR. Bukhari no. 2101, Muslim no. 2628)
Faidah berteman dengan orang Sholeh :
1. Termotivasi untuk beramal kebaikan.
2. Malu untuk melakukan maksiat.
3. Tegar diatas agama.
Menurut Imam Ibnul Qayyim, teman yang baik bermanfaat memberikan perubahan :
- Dari Ragu menjadi Yakin
- Dari Riya menjadi ikhlas
- Dari Lalai menjadi mengingat Allah.
- Dari Mengejar dunia menjadi mengejar akhirat.
- Dari Kesombongan menjadi tawadhu.
(Hadist 26) Bermunajat di Penghujung Malam.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ : يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا، حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْآخِرُ، فَيَقُولُ: مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ؟ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ؟ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ.
Dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah ﷺ bersabda: "Rabb kita Tabaraka wa Ta'ala turun ke langit dunia setiap malam ketika tersisa sepertiga malam terakhir, lalu Dia berfirman: 'Siapa yang berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mengabulkannya. Siapa yang meminta kepada-Ku, maka Aku akan memberinya. Siapa yang memohon ampun kepada-Ku, maka Aku akan mengampuninya.
(HR. Imam Bukhari 1145 dan Imam Muslim 758).
Hadist ini menandakan bahwa Allah benar-benar turun ke langit dunia pada 1/3 malam terakhir, dan hendaknya orang-orang yang beriman bermunajat pada waktu-waktu tersebut untuk berdoa dan beristighfar pada Allah.
Tips menjalankan sholat malam :
1. Mengilmui Fadhilah atau manfaat dari sholat malam.
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ سَلَامٍ، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ يَقُولُ: "يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَفْشُوا السَّلَامَ، وَأَطْعِمُوا الطَّعَامَ، وَصِلُوا الْأَرْحَامَ، وَصَلُّوا بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ، تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ بِسَلَامٍ"
Dari Abdullah bin Salam, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: "Wahai manusia, sebarkanlah salam, berikanlah makanan, sambunglah silaturahmi, dan shalatlah di malam hari ketika orang-orang sedang tidur, niscaya kalian akan masuk surga dengan selamat."
(HR. Tirmidzi).
2. Tidak tidur terlalu malam.
3. Meninggalkan dosa / maksiat, dosa dan maksiat adalah beban yang memberatkan langkah kita dalam melakukan ketaatan pada Allah.
4. Melawan hawa nafsu kita.
5. Ta'awun, saling membantu, contohnya : antara istri dengan suami saling mengingatkan dan mengajak sholat malam.
(Hadist 27) Menggapai Derajat Wali Allah
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ : إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى قَالَ: مَنْ عَادَى لِي وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالْحَرْبِ، وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُهُ عَلَيْهِ، وَمَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ، فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ، وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ، وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا، وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا، وَلَئِنْ سَأَلَنِي لَأُعْطِيَنَّهُ، وَلَئِنْ اسْتَعَاذَنِي لَأُعِيذَنَّهُ.
Rasulullah ﷺ bersabda: “Sesungguhnya Allah berfirman: ‘Barangsiapa yang memusuhi wali-Ku, maka Aku umumkan perang terhadapnya. Tidaklah hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai daripada apa yang telah Aku wajibkan atasnya. Dan hamba-Ku terus mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan-amalan sunnah hingga Aku mencintainya. Jika Aku telah mencintainya, maka Aku akan menjadi pendengarannya yang dengannya ia mendengar, penglihatannya yang dengannya ia melihat, tangannya yang dengannya ia memukul, dan kakinya yang dengannya ia berjalan. Jika ia meminta kepada-Ku, pasti akan Aku beri, dan jika ia memohon perlindungan kepada-Ku, pasti akan Aku lindungi.’”
(HR. Imam Bukhari Shahih Bukhari 6502)
Hadist diatas menjelaskan dalil pada Al Qur'an Surat Yunus Ayat 62-64.
Diantara para wali-wali Allah :
1. Para Nabi dan Rasul.
2. Para Sahabat Rasulullah.
3. Para ulama-ulama.
Ciri wali-wali Allah :
1. Semangat melaksanakan amalan-amalan yang wajib (diperintahkan oleh syariat).
2. Semangat melaksanakan amalan-amalan yang sunnah.
Keutamaan wali-wali Allah :
1. Dijaga anggota tubuhnya oleh Allah subhanahu wa taala.
2. Doanya akan Allah kabulkan (mustajab).
Wali-wali Allah tidaklah terbatas jumlahnya, siapapun dapat menjadi wali Allah, syarat menjadi wali Allah :
1. Beriman dan bertakwa.
2. Maka hendaknya kita menuntut ilmu.
3. Ikhlas dan itiba.
(Hadist 28) Meraih kelezatan iman.
ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلَاوَةَ الْإِيمَانِ: أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا، وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لَا يُحِبُّهُ إِلَّا لِلَّهِ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِي الْكُفْرِ بَعْدَ إِذْ أَنْقَذَهُ اللَّهُ مِنْهُ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ.
Tiga hal, apabila ada pada diri seseorang, maka dia akan merasakan lezatnya (manisnya) iman: (1) Allah dan Rasul-Nya lebih dia cintai daripada selain keduanya; (2) mencintai seseorang hanya karena Allah; dan (3) membenci untuk kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkannya darinya, sebagaimana dia benci untuk dilemparkan ke dalam api.
(HR. Bukhari 1/22 & Muslim 1/66)
Kiat agar kita dapat merasakan nikmatnya iman :
1. Mendahulukan Allah dan Rasulnya dibandingkan hawa nafsu kita.
2. Mencintai dan bersahabat karena Allah, membenci dan bermusuhan karena Allah.
3. Membenci kekufuran sebagaimana bencinya masuk kedalam neraka.
(Hadist 29) Menangis karena takut pada Allah.
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: «عَيْنَانِ لَا تَمَسُّهُمَا النَّارُ: عَيْنٌ بَكَتْ مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ، وَعَيْنٌ سَهِرَتْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata : Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Dua mata yang tidak akan tersentuh api neraka adalah: mata yang menangis karena takut kepada Allah, dan mata yang berjaga di jalan Allah."
(HR. Tirmidzi 1639)
Sifat ini adalah salah satu sifat orang beriman, dan salah satu sifat dari orang yang mendapatkan naungan dimana tidak ada naungan kecuali naungan Allah.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم: "سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللَّهُ في ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ، الإِمَامُ العَادِلُ، وَشَابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ اللَّهِ، وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ بِالْمَسَاجِدِ، وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللَّهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ، وَرَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ: إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ، وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ، وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللَّهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ
Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, ia berkata : Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: 'Ada tujuh golongan yang akan mendapatkan naungan Allah pada hari di mana tidak ada naungan kecuali naungan-Nya. Yaitu: seorang imam yang adil, seorang pemuda yang tumbuh dalam ibadah kepada Allah, seorang yang hatinya selalu terpaut dengan masjid, dua orang yang saling mencintai karena Allah dan berkumpul serta berpisah karena-Nya, seorang lelaki yang diajak oleh wanita yang memiliki kedudukan dan kecantikan lalu ia berkata, ‘Sesungguhnya aku takut kepada Allah,’ seorang yang bersedekah secara sembunyi-sembunyi sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang dikeluarkan oleh tangan kanannya, dan seorang yang mengingat Allah dalam keadaan sendirian hingga menetes air matanya.’
(HR. Bukhari 661 & Muslim 1031)
Agar hati kita lembut dan mudah meneteskan airmata :
1. Menjauhi dosa.
2. Banyak mengingat kematian.
3. Banyak mengingat dosa yang telah dilakukan.
(Hadist 30) Tiga hal yang membinasakan.
عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "إِيَّاكُمْ وَثَلاَثًا، شُحًّا مُطَاعًا، وَهَوًى مُتَّبَعًا، وَإِعْجَابًا بِالنَّفْسِ
Dari Nabi ﷺ, beliau bersabda: 'Jauhilah tiga perkara, yaitu: bakhil yang ditaati, hawa nafsu yang diikuti, dan merasa puas dengan diri sendiri.'
(HR. Ibnu Majah 4214)
2 hal yang membinasakan menurut Ibnu Mas'ud :
1. Ujub.
2. Putus asa dari rahmat Allah.
(Hadist 31) Petaka lisan.
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَكْثَرُ خَطَايَا ابْنِ آدَمَ فِي لِسَانِهِ.
Abdullah bin Amr berkata: Rasulullah SAW bersabda: 'Kebanyakan kesalahan anak Adam bersumber dari lisannya.'
(HR. Ath Tabrani 534)
(Hadiat 32) Jangan banyak makan.
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَامِرٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : "لَا يَمْلَأُ آدَمِيٌّ شَرْبٌ أَشَرَّ مِن بَطْنِهِ، حَسْبُ ابْنِ آدَمَ لُقَيْمَاتٌ يُقِيمْنَ صُلْبَهُ، فَإِنْ كَانَ لَا بُدَّ، فَثُلُثٌ لِلطَّعَامِ وَثُلُثٌ لِلشَّرَابِ وَثُلُثٌ لِلنَّفَسِ.
Dari Abdullah bin 'Amr, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, 'Tidaklah seorang anak Adam memenuhi tempatnya yang paling jelek daripada perutnya. Cukuplah baginya beberapa suap sekadar untuk menegakkan tulang punggungnya. Apabila tidak mungkin, maka sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumannya, dan sepertiga untuk pernafasannya.'
(HR. Tirmidzi 2380)
Perusak hati menurut Imam Ibnul Qayyim:
1. Banyak makan.
2. Banyak tidur.
3. Banyak bergaul.
4. Banyak berbicara.
Barakallahu fiikum.
Jazakumullahu khair.
Wednesday, August 21, 2024
40 Hadits Seputar Kesucian Hati (Bagian 5)
﷽
Ustadz Yusuf Abu Ubaidah As-Sidawi hafizahullohuta'ala.
MASJID AL-AZIZ BANDUNG
https://www.youtube.com/live/djsCJZmLB4w?si=JNWckvoV9O3vsqZ5
(Hadist 20) Mulia dengan Tawadhu
dan Memaafkan.
مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ، وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلَّا عِزًّا، وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلَّا رَفَعَهُ
Tidaklah sedekah itu mengurangi harta, dan tidaklah Allah menambahkan sifat pemaaf kepada seorang hamba kecuali akan menjadikannya mulia, dan tidaklah seorang hamba yang merendahkan diri karena Allah kecuali Allah akan meninggikannya. (HR. Imam Muslim 2588)
Dalam hadist ini ada 3 sifat mulia yang dipuji oleh Rasulullah, agar kita termotivasi menghiasi diri dengan sifat tersebut :
1. Keutamaan bersedekah.
Anjuran bersedekah dalam Al Qur'an Surah Al-Baqarah, 2:276 :
يَمْحَقُ اللَّهُ الرِّبَا وَيُرْبِي الصَّدَقَاتِ ۗ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ كَفَّارٍ أَثِيمٍ
Allah menghancurkan (keberkahan) riba dan menyuburkan (memberkahi) sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa.
Setiap harta yang kita belanjakan dalam ketaatan pasti akan Allah ganti dengan yang lebih baik didunia maupun kelak diakhirat.
Hadist rizki tidak berkurang dengan sedekah :
لَوْ أَنَّ ابْنَ آدَمَ هَرَبَ مِنْ رِزْقِهِ كَمَا يَهْرُبُ مِنَ الْمَوْتِ، لأَدْرَكَهُ رِزْقُهُ كَمَا يُدْرِكُهُ الْمَوْتُ"
Seandainya anak Adam lari dari rezekinya sebagaimana ia lari dari kematian, niscaya rezekinya akan mengejarnya sebagaimana kematian mengejarnya.
2. Keutamaan memaafkan.
Diantara keutamaan memaafkan adalah :
a). Pahalanya tidak terbatas.
وَجَزَٰٓؤُا۟ سَيِّئَةٍۢ سَيِّئَةٌۢ مِّثْلُهَا ۖ فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ فَأَجْرُهُۥ عَلَى ٱللَّهِ ۚ إِنَّهُۥ لَا يُحِبُّ ٱلظَّٰلِمِينَ
Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang setimpal, tetapi barangsiapa memaafkan dan berbuat baik, maka pahalanya dari Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim.(Asy Syura 40)
b). Sifat orang bertakwa.
الَّذِينَ يُنفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya serta memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.(Al Imran 134)
c). Menggapai ampunan Allah.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلَادِكُمْ عَدُوًّا لَكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ وَإِنْ تَعْفُوا وَتَصْفَحُوا وَتَغْفِرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah terhadap mereka; dan jika kamu memaafkan, tidak memarahi, dan mengampuni (mereka), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (At Taghabun 14)
3. Keutamaan tawadhu.
Tawadhu ada 2 macam :
1. Tawadhu pada Allah, dengan menerima kebenaran dan syari'at Allah.
2. Tawadhu pada manusia, dengan tidak merendahkan manusia lain.
Maka hendaknya seorang penuntut ilmu melatih diri untuk mudah menerima kritik maupun nasihat yang benar dari orang lain, siapapun yang menyampaikan nasihat.
(Hadist 21) Tinggalkan yang Tidak Bermanfaat.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "مِنْ حُسْنِ إِسْلَامِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لَا يَعْنِيهِ" (رواه الترمذي)
Di antara kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan apa yang tidak bermanfaat baginya.(HR. Tirmidzi 2317).
Menurut Imam Ibnul Qayyim diantara hal-hal yang tidak bermanfaat :
1) Belajar ilmu namun tidak diamalkan.
2) Ibadah tidak ikhlas dan itiba.
3) Harta yang tidak diinfakkan.
4) Bertanya hal-hal yang tidak bermanfaat.
5) Membahas hal-hal yang tidak bermanfaat.
6) Berdebat hal-hal yang tidak bermanfaat.
7) Mengurus urusan-urusan orang lain.
(Hadist 22) Menahan Amarah dan Emosi.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم: "مَن كَظَمَ غَيْظًا وَهُوَ قَادِرٌ عَلَىٰ أَنْ يُنفِذَهُ دَعَاهُ اللَّهُ تَعَالَىٰ عَلَىٰ رُؤُوسِ الْخَلَائِقِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّىٰ يُخَيِّرَهُ اللَّهُ تَعَالَىٰ مِنَ الْجَنَّةِ أَيُّهَا شَاءَ."
Dari Abu Hurairah, dia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda, "Barangsiapa yang menahan amarahnya sedangkan ia mampu untuk mewujudkannya, Allah akan memanggilnya di hadapan seluruh makhluk pada hari kiamat, hingga Allah memberikan pilihan kepadanya untuk masuk surga mana yang ia kehendaki." (HR. Abu Dawud 4777)
Orang yang tidak dapat menahan emosi akan mengeluarkan kata-kata yang kotor dan akan menyesal dikemudian hari.
لَا تَغْضَبْ، وَلَكَ الْجَنَّةُ
Jangan marah, bagimu surga. (HR Bukhari 6116)
Sifat sabar ini sifat yang terpuji apabila dimiliki oleh seorang laki-laki sebagai pemimpin.
لَيْسَ الشَّدِيدُ بِالصُّرَعَةِ، إِنَّمَا الشَّدِيدُ الَّذِي يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ
(رواه البخاري)
Orang yang kuat bukanlah orang yang bisa mengalahkan orang lain dalam pergulatan, tetapi orang yang kuat adalah yang dapat menahan dirinya ketika marah.(HR. Bukhari 6114)
Diantara cara agar dapat menahan emosi :
1. Membiasakan diri dengan sifat lemah lembut.
2. Berdoa agar Allah memberikan ahlak yang mulia, karena ahlak mulia adalah rizki dari Allah.
3. Membaca taawudz ( أعوذ بالله من الشيطان الرجيم ) agar godaan setan berupa amarah dapat hilang.
4. Merubah posisi tubuh, diam, tidak berbicara, digantikan dengan berdzikir.
5. Mujahadah dalam melawan rasa emosi, menurut ulama ahlak ada 2 ; 1) Ahlak bawaan & 2) Ahlak yang dilatih. Hawa nafsu manusia seperti anak kecil yang begantung pada (asi) ibunya, sehingga harus dilatih (disapih) agar dapat diatur.
(Hadist 23) Jangan Ada Hasad dan
Permusuhan Diantara Kita.
لَا تَحَاسَدُوا وَلَا تَبَاغَضُوا وَلَا تَدَابَرُوا وَكُونُوا عِبَادَ اللَّهِ إِخْوَانًا
Janganlah kalian saling mendengki, jangan saling membenci, jangan saling berpaling, dan jadilah kalian hamba-hamba Allah yang saling bersaudara. (HR Bukhari 6064)
Maka hendaknya seseorang menyibukkan diri memperbaiki urusan / aibnya sendiri, agar tidak tersibukkan mengurus aib orang lain.
Apa yang dimaksud dengan hasad ? Membenci nikmat yang telah Allah berikan kepada orang lain. Hasad adalah sifat orang yahudi.
وَدَّ كَثِيرٌ مِّنْ أَهْلِ الْكِتَٰبِ لَوْ يَرُدُّونَكُمْ مِن بَعْدِ إِيمَٰنِكُمْ كُفَّارًا حَسَدًا مِّن عِندِ أَنفُسِهِم مِّن بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْحَقُّ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَٱصْفَحْ إِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Banyak di antara Ahli Kitab (Yahudi dan Nasrani) yang menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kalian menjadi kafir setelah kalian beriman, karena kedengkian dari diri mereka sendiri setelah kebenaran menjadi jelas kepada mereka. Maka maafkanlah mereka dan bersikap lapang dada. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Al Baqarah 109)
Diantara bahaya hasad :
1. Tidak terima dengan takdir Allah.
2. Menimbulkan kesedihan & kegundahan pada hati.
3. Menimbulkan permusuhan dan kedzaliman.
4. Merusak ukhuwah.
5. Tasabuh (meniru perbuatan) setan dan orang yanudi.
Kiat agar terhindar dari penyakit hasad :
1. Ikhlas kepada Allah, bahwa semua telah ditakdirkan oleh Allah, disinilah pentingnya tauhid dan bergantung hanya pada Allah.
2. Berdoa pada Allah agar membersihkan hati kita dari hasad.
3. Berbuat baik pada orang yang hasad kepada kita.(Membalas perbuatan buruk dengan kebaikan)
4. Sabar.
(Hadist 24) Jangan meremehkan dosa.
قَالَتْ أُمُّ الْمُؤْمِنِينَ عَائِشَةُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا: قَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "يَا عَائِشَةُ، إِيَّاكِ وَمُحَقَّرَاتِ الْأَعْمَالِ، فَإِنَّ لَهَا مِنَ اللَّهِ طَالِبًا"
Diriwayatkan dari Ummul Mukminin A’isyah dia berkata, Rasulullah pernah berkata kepadaku,
“Wahai Aisyah, waspadalah dari meremehkan amalan-amalan, karena sesungguhnya amalan itu akan dituntut pertanggung jawabannya dihapan Allah kelak.”
Faidah dari hadist ini :
1. Jangan meremehkan amalan sekecil apapun.
2. Jangan meremehkan dosa sekecil apapun.
Dosa besar : Dosa yang ada qishas maupun ancamannya.
Dosa kecil : Sarana menuju atau menghantarkan dosa besar.
Barakallahu fiikum,
Jazakumullahu khair.
Monday, August 19, 2024
Ngaji Tanpa Arah
﷽
Penghalang-penghalang Penuntut Ilmu.
Ustadz Firanda Andirja hafizahullohuta'ala.
Masjid Al Ukhuwah.
Diantara ibadah yang paling agung adalah menuntut ilmu, diantara keutamaan menuntut ilmu :
1. Jalan menuju surga.
طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ
Barangsiapa yang menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga. (HR. Muslim).
2. Malaikat menaungi penuntut ilmu.
من سلك طريقا يلتمس فيه علما، سهل الله له به طريقا إلى الجنة، وإن الملائكة لتضع أجنحتها لطالب العلم رضى بما يصنع
Barangsiapa menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga. Sesungguhnya para malaikat akan meletakkan sayap-sayapnya kepada penuntut ilmu karena ridha terhadap apa yang dilakukannya (HR. Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi).
3. Tanda cinta Allah.
مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ
Barangsiapa yang dikehendaki kebaikan oleh Allah, maka Allah akan memahamkannya dalam urusan agama.(HR. Bukhari & Muslim).
4. Ilmu mendatangkan kebahagiaan, sebagaimana Nabi Musa termotivasi untuk menuntut ilmu, ketika Allah kabarkan mengenai Nabi Khadir.
5. Ilmu adalah bentuk dzikrullah.
6. Allah akan mengampuni dosa-dosanya.
وَإِنَّ الْعَالِمَ لَيَسْتَغْفِرُ لَهُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ، حَتَّى الْحِيتَانُ فِي الْمَاءِ
Sesungguhnya, orang yang berilmu akan dimintakan ampun oleh makhluk yang ada di langit dan di bumi, bahkan oleh ikan-ikan yang ada di dalam air.(HR. Tirmidzi).
7. Salah satu bentuk jihad fisabilillah.
8. Diantara sarana untuk istiqamah dalam beragama diantara lautan fitnah.
Menuntut ilmu adalah ibadah yang besar pahalanya, maka demikian juga ujian dan penghalangnya juga besar.
Penghalang menuntut ilmu :
1. Kesalahan terkait pribadi penuntut ilmu :
a). Tidak ikhlas dalam beribadah, ibadah apabila tidak ikhlas maka tidaklah bernilai ibadah, bahkan dapat terancam dengan neraka jahanam. Tidak ikhlas disebabkan :
a.1). Ingin dipuji atau mendapatkan ketenaran.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ يَقُولُ: إِنَّ أَوَّلَ النَّاسِ يُقْضَى يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَيْهِ رَجُلٌ اسْتُشْهِدَ، فَأُتِيَ بِهِ، فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا. قَالَ: فَمَا عَمِلْتَ فِيهَا؟ قَالَ: قَاتَلْتُ فِيكَ حَتَّى اسْتُشْهِدْتُ. قَالَ: كَذَبْتَ، وَلَكِنَّكَ قَاتَلْتَ لِأَنْ يُقَالَ: جَرِيءٌ، فَقَدْ قِيلَ، ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ حَتَّى أُلْقِيَ فِي النَّارِ. وَرَجُلٌ تَعَلَّمَ الْعِلْمَ وَعَلَّمَهُ وَقَرَأَ الْقُرْآنَ، فَأُتِيَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا. قَالَ: فَمَا عَمِلْتَ فِيهَا؟ قَالَ: تَعَلَّمْتُ الْعِلْمَ وَعَلَّمْتُهُ وَقَرَأْتُ فِيكَ الْقُرْآنَ. قَالَ: كَذَبْتَ، وَلَكِنَّكَ تَعَلَّمْتَ الْعِلْمَ لِيُقَالَ: عَالِمٌ، وَقَرَأْتَ الْقُرْآنَ لِيُقَالَ: هُوَ قَارِئٌ، فَقَدْ قِيلَ، ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ حَتَّى أُلْقِيَ فِي النَّارِ. وَرَجُلٌ وَسَّعَ اللَّهُ عَلَيْهِ وَأَعْطَاهُ مِنْ أَصْنَافِ الْمَالِ كُلِّهِ، فَأُتِيَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا. قَالَ: فَمَا عَمِلْتَ فِيهَا؟ قَالَ: مَا تَرَكْتُ مِنْ سَبِيلٍ تُحِبُّ أَنْ يُنْفَقَ فِيهَا إِلَّا أَنْفَقْتُ فِيكَ. قَالَ: كَذَبْتَ، وَلَكِنَّكَ فَعَلْتَ لِيُقَالَ: هُوَ جَوَادٌ، فَقَدْ قِيلَ، ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ، ثُمَّ أُلْقِيَ فِي النَّارِ.
Dari Abu Hurairah berkata: Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: "Sesungguhnya orang yang pertama kali diadili pada hari kiamat adalah seseorang yang mati syahid. Ia didatangkan, lalu Allah memperlihatkan nikmat-nikmat yang diberikan kepadanya dan ia pun mengakuinya. Allah bertanya: 'Apa yang kamu lakukan dengan nikmat-nikmat itu?' Ia menjawab: 'Aku berperang karena-Mu sampai aku mati syahid.' Allah berfirman: 'Kamu bohong! Kamu berperang supaya dikatakan sebagai orang yang pemberani.' Maka dikatakanlah hal itu, lalu diperintahkan agar ia diseret dengan wajahnya ke neraka.
Kemudian ada seorang yang belajar ilmu, mengajarkannya, dan membaca Al-Qur'an. Ia didatangkan, lalu Allah memperlihatkan nikmat-nikmat yang diberikan kepadanya dan ia pun mengakuinya. Allah bertanya: 'Apa yang kamu lakukan dengan nikmat-nikmat itu?' Ia menjawab: 'Aku belajar ilmu, mengajarkannya, dan membaca Al-Qur'an karena-Mu.' Allah berfirman: 'Kamu bohong! Kamu belajar ilmu agar dikatakan sebagai orang yang berilmu dan membaca Al-Qur'an agar dikatakan sebagai qari.' Maka dikatakanlah hal itu, lalu diperintahkan agar ia diseret dengan wajahnya ke neraka.
Kemudian ada seseorang yang Allah berikan kelapangan rezeki dan berbagai macam harta. Ia didatangkan, lalu Allah memperlihatkan nikmat-nikmat yang diberikan kepadanya dan ia pun mengakuinya. Allah bertanya: 'Apa yang kamu lakukan dengan nikmat-nikmat itu?' Ia menjawab: 'Tidak ada jalan yang Engkau sukai agar harta diinfakkan di dalamnya kecuali aku infakkan karena-Mu.' Allah berfirman: 'Kamu bohong! Kamu melakukannya supaya dikatakan sebagai orang yang dermawan.' Maka dikatakanlah hal itu, lalu diperintahkan agar ia diseret dengan wajahnya ke neraka. (HR. Muslim No. 1905)
a.2). Ingin mendapatkan dunia.
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: "من تعلم علما مما يبتغى به وجه الله عز وجل لا يتعلمه إلا ليصيب به عرضا من الدنيا لم يجد عرف الجنة يوم القيامة"
"Barangsiapa yang mempelajari suatu ilmu yang seharusnya digunakan untuk mencari keridhaan Allah Azza wa Jalla, tetapi dia mempelajarinya hanya untuk mendapatkan bagian dari dunia, maka dia tidak akan mencium bau surga pada hari kiamat." (Hadis Riwayat Abu Dawud dan Ibnu Majah).
b). Ingin segera berdakwah (tampil berdakwah), terlalu cepat ingin berdakwah sebelum ilmu yang dimiliki mencukupi. Akibatnya :
1. Berfatwa tanpa ilmu.
2. Susah untuk dinasehati.
c). Menuntut ilmu tanpa niat untuk mengamalkan. Sebab inilah Allah mengumpamakan orang yahudi sebagaimana keledai.
مَثَلُ الَّذِينَ حُمِّلُوا التَّوْرَاةَ ثُمَّ لَمْ يَحْمِلُوهَا كَمَثَلِ الْحِمَارِ يَحْمِلُ أَسْفَارًا ۚ بِئْسَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِ اللَّهِ ۚ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat, kemudian mereka tidak mengamalkannya adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal. Amatlah buruk perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang zalim (QS. Al Jumu'ah 5).
d). Membuang-buang waktu tidak bermanfaat. Dizaman yang serba canggih mengakibatkan manusia banyak membuang-buang waktu memperhatikan Media Sosial.
2. Kesalahan terkait metode-metode menuntut ilmu :
a). Mengkaji tidak secara runut, terkadang loncat kepada hal-hal yang lebih tinggi sedangkan dasarnya belum dikuasai. Ulama-ulama menyusun kitab dengan runut hal ini yang kita pelajari sesuai dengan tahapannya sehingga dapat kita rasakan manfaatnya. Mendengarkan dan menulis ilmu kemudian meringkasnya hal tersebut dapat membantu kita dalam memahami ilmu.
b). Seseorang hanya belajar pada saru guru, sehingga berakibat fanatis. Para ulama ilmunya luar biasa namun tidak menjadikan murid-muridnya menjadi fanatis, maka hendaknya seseorang berusaha belajar dari guru-guru yang berbeda. Imam Bukhari, penulis kitab Sahih Bukhari, belajar dari lebih dari seribu guru selama hidupnya.
c). Belajar sesuai dengan keinginannya, bukan berdasarkan kebutuhannya. Maka hendaknya seseorang menyesuaikan belajar ilmu sesuai dengan kepentingan yang dibutuhkan.
Barakallahu fiikum.
Jazakumullahu khair.
40 Hadist Seputar Keluarga Samawa (Bagian 3)
﷽ Ustadz Yusuf Abu Ubaidah As-Sidawi hafizahullohuta'ala Masjid Al-Aziz Jl. Soekarno Hatta No. 662 Bandung Hadist 11 : Doa Orangtua Bu...
-
﷽ This is just a 5 minutes article on howto install Anydesk on Debian based Linux (Kali/Parrot/Ubuntu). # Update and preparation : $ s...
-
﷽ Walkthrough WebGoat Assignment Crypto Basics #8 : First run the docker as requested : docker run -d webgoat/assignments:findthesecret ...